⎾無条件幸福論⏌
Anata ijou no hito ga ita to shitemo
Atashi wa anata o aisu no desho
Dakara koso wagamama wa mono iwanai kara
Sore jaa koko de mama…
__SuG__
Title : Basketball
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom/Pairing : Alice Nine, ScReW(Manabu)/only ToraXShou
Genre : Sport, Romance
Rating : masih PG…
Chapter : 2/3
A/N : penpic pertama dengan pairing ToraXShou…. Hihihi, agak geli dikit bayangin nih pair ^^)
Basketball
“nah, Shou. Kau mau diajarin apa dulu?” Tora memulai pembicaraan dengan bertanya pada Shou sambil memutar-mutar bola basket di atas jari telunjuk tangannya
“masukin bola ke ring. Caranya gimana?”
“lihat aku ya”
PLUNG –bola masuk ke ring—
“whoaa~~~ hebat… sugoiiiii”
“tanganmu sini”
“eh?” dia menarik tangan Shou cepat dan meletakkannya di antara bola basket, sehingga Shou bisa merasakan hangatnya telapak tangan Tora yang menyentuh kulit punggung tangannya
“kau rileks saja, aku akan mengayunkannya perlahan sehingga kau bisa mengikutiku”
“ah, iya”
Dan sekali lagi, bola masuk ke ring. Hasil lemparan Shou dengan Tora.
Besok siang di aula lapangan basket. Shou sudah bersama Manabu sensei yang akan bersiap-siap untuk memulai latihan basket keduanya. Walau sangat malas, Shou harus tetap melakukannya karena ia tak mau nilai olahraganya mendapat C-.
“Shou, coba kamu lempar bolanya dari sini” Manabu sensei menuruh Shou sambil menunjuk arah ia berdiri saat ini—di lingkaran tengah lapangan—
“ah, iya” dan Shou melemparnya dan kena sasaran
“Shouuuu~~~ sudah kubilangkan, kau ini berbakat. Coba sekali lagi ya” ucap Manabu sensei senang dengan perkembangan bakat Shou ini
Shou pun mengulanginya terus sampai lemparan ke sepuluh, dan kesemuanya masuk semua
“kau hebat!!!!” Manabu sensei menjabat tangan Shou karena saking senangnya pada anak didiknya ini
“tt…terima kasih, sensei” ucap Shou masih tak percaya
“um, Shou. Aku ingin memberitahumu sekarang, bahwa kau dan anak-anak unggulan basket kita akan mewakili sekolah untuk mengikuti pertandingan basket antarsekolah”
“NANI???!!!” Shou terlonjak kaget
“kenapa? Kau kan punya bakat terpendam ini. Jadi aku akan melatih kalian nanti lebih keras. OK!”
Tenggorokan Shou terasa ada yang menyangkut sehingga ia tak bisa berkata apapun. Karena ia tahu, ia Cuma kebetulan saja bisa melempar bola masuk tepat sasaran. Selebihnya ia tak tau.
“persiapkan fisik dan mentalmu, ya. Karena pertandingannya akan dilaksanakan lima hari lagi”
Shou hanya mematung mendengar serentetan ucapan Manabu sensei tadi. Ia sangat sulit mencernanya satu per satu. Ditambah lagi kata yang terakhir tadi ia dengar, lima hari lagi ia harus bertanding dengan sekolah lain untuk pertama kalinya
“oh iya, hampir lupa. Kita akan melawan sekolah Gekkou”
DUAAARRR
‘sss….sekolah Gekkou? Itu kan, sekolahnya Tora?’ ucap Shou dalam hati
“aa..anou sensei, boleh aku ke toilet sebentar?”
“ya, silakan. Jangan lama-lama, kita akan latihan lagi”
“hh..hai’”
~0~
Malam ini Shou akan pergi dengan Tora untuk minum starbucks di café. Walaupun Shou yang mengajak, tapi Toralah yang menjemput Shou di rumahnya. Romantis sekali pasangan ini.
Tiba di café, mereka memesan sturbucks saja dan makanan kecil sebagai pendamping. Sejenak mereka terdiam, sebenarnya Shou ingin bicara tapi ia agak malu dan takut untuk mengutarakannya di depan Tora
“hmm, Sayang~~ kau mau bicara apa?” tanya Tora lembut
“ah,,ehh..etto..anou”
“kenapa gugup begitu. Santai saja~ kau kan pacarku” ucap Tora sambil tersenyum paling manis
“etto.. aku akan ikut pertandingan basket antar sekolah”
“wow~~~ kau hebat sekali, sayang. Kau senang kan?”
“iya sih, tapi… aku masih belum yakin dengan kemampuanku”
“huft*sigh*,, kau harus percaya dengan dirimu. Aku yakin kau pasti bisa”
“aku akan berusaha” senyum Shou agak dipaksakan
“tapi kau tahu siapa yang akan menjadi lawanku nanti?”
Tora menggeleng, “memangnya sekolah mana?”
“Gekkou Gakuen. Sekolahmu” Shou tertunduk, tak berani melihat ekspresinya setelah itu
“he? Kok aku tidak tau ya? Apa karena aku bukan anggota tim basket sekolahku, makanya aku tidak tau?” ucap Tora sedikit kaget
“justru itu, yang kutahu kan murid-murid di sekolahmu itu badannya besar-besar semua, berbanding terbalik denganku” Shou putus asa
“badan besar itu tak menjamin. Yang penting adalah ini” Tora menunjuk kepalanya dengan telunjuknya
“eh, iya. Kau benar. Umm, ngomong-ngomong kau memang tidak ikut tim basket sekolahmu?”
“tidak. Aku tak pernah ikut”
“tapi, kenapa kau bisa mengajariku latihan basket?”
“oh itu? itu karena dulu aku pernah jadi shooter juga di tim basketku. Sama sepertimu”
“benarkah? Wahh… kau hebat. Tapi kenapa kau sekarang meninggalkan basket?”
“malas saja” ucapnya singkat, seakan tak mau Shou lebih dalam lagi untuk bertanya-tanya lagi tentang basket padanya
“ooh.. Tora, besok temani aku latihan lagi ya”
“iya, sayang”
Shou’s POV
Hari ini sampai empat hari selanjutnya, aku akan dilatih bermain basket oleh Tora. Aku senang sekali, karena Toralah yang mau mengajariku dengan sabar karena memang aku tak pandai olahraga. Cara dia mengajariku itulah yang paling kusukai, dengan perlahan ia mulai memberi contoh. Walau kadang aku sedikit lamban meresponnya, tapi ia tak pernah marah sama sekali. Ia hanya tersenyum, kemudian mengacak rambutku. Katanya aku ini menggemaskan, ah.. Tora mulai merayuku lagi, dan itulah yang kusuka darinya. Seperti latihan kali ini, ia mengajariku tentang merebut bola dari lawan. Ia memeragakannya dengan lihai dan lincah. Hingga…
“Shou, sekarang kau coba mengambil bola ini dariku”
Hup
Langsung saja kurebut bola yang dari tadi dipegannya. Ia melihatnya dengan menggeleng-geleng kepala
“hei! Bukan itu maksudku. Rebut bola ini ketika kita main. Mengerti?”
“siap, pak!” aku langsung meletakkan tanganku seperti orang yang sedang hormat. Dan ia hanya tertawa melihatku
“ok, siap. Mulai”
Dia memantulkan bolanya terus sambil membawanya menuju ring. Sementara itu, aku harus terus mengambil ancang-ancang untuk merebutnya. Hingga berapa lama aku berhasil merebutnya dan memantulkannya, sebuah senyum kepuasan tersungging di bibirku. Kali ini ia yang mengambil posisi merebut bola yang kupegang. Ia terus mengawasi setiap arah gerakanku, dan GREP
Tora memelukku dari belakang dengan erat
“Tora?” aku kaget dan wajahku memerah
“hmm?” dia tersenyum maniiiisssss sekalii
“kau..?”
“yak, aku dapat! Lain kali perhatikan lawanmu, ya!” Tora berhasil mengelabuiku, ternyata dia memancingku sampai aku lengah sehingga ia bisa merebut lagi bolanya.
“uh, kau curang!” aku mulai ngambek, sembari melipat kedua tanganku di depan dada
“hei, jangan marah dong. Ini kan buat ngetes kamu juga~~~”
Kugembungkan kedua pipiku dan berbalik arah tak lagi berhadapan dengannya. Aku sudah terlanjur kesal dan sedikit malu padanya.
“kau terlihat lucu deh kalau seperti ini” ia memutar badannya juga sehingga ia sekarang berhadapan denganku. Mencubit pipiku yang gembung ini, membuatku tambah bete.
“aku mau pulang”
Ketika aku hendak pergi tanpa menghiraukannya, tiba-tiba tanganku ditariknya dan ia menggapaiku lalu mencium bibirku. Awalnya aku kaget, tapi aku tau maksudnya dia apa. Dia ingin menenangkanku agar aku tak marah lagi padanya. Huh, konyol. Selalu saja seperti ini.
“baiklah kau menang” aku langsung cepat melepas ciumannya
“hmm??jadi pulang beneran?”
“iya! Aku capek! Aku mau istirahat”
“iya deh. Kuantar ya?”
Aku diam saja. Gengsi dong kalau aku sampai menerimanya dengan senang. Biarkan saja dia yang tau sendiri tanpa harus kuberitau. Dan akhirnya Tora mengantarku sampai rumah.
Shou mengirimi Tora e-mail,
“Tora, do’kan aku besok ya~~~”
“iya. Aku akan mendo’akanmu. Selalu”
~To Be Continue~