Title : Remember It
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Chapter : ½ (Special Kazuki’s POV)
Pair : KazukiXManabu
Disclaimer : Hak cipta karakter milik Alloh SWT, Hak cipta Fanfic milik saya selamanya.
A/N : Fanfic ini terdiri dari dua chapter. Chapter satu khusus POVnya Kazuki, yang chapter duanya spesial Manabu POV. Di chapter terakhir bakal ada kejutan menarik menunggu. Well, chapter dua masih dalam pengerjaan. So, mungkin agak lama ngepostnya. Enjoy minna
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Chapter : ½ (Special Kazuki’s POV)
Pair : KazukiXManabu
Disclaimer : Hak cipta karakter milik Alloh SWT, Hak cipta Fanfic milik saya selamanya.
A/N : Fanfic ini terdiri dari dua chapter. Chapter satu khusus POVnya Kazuki, yang chapter duanya spesial Manabu POV. Di chapter terakhir bakal ada kejutan menarik menunggu. Well, chapter dua masih dalam pengerjaan. So, mungkin agak lama ngepostnya. Enjoy minna
Remember It
Kazuki’s POV
Kazuki’s POV
Sampai sekarang aku
masih mengingat saat-saat waktu pembuatan pv Wailing Wall kita yang dulu. Kita
berlima sebelumnya memberi komentar dengan posisi yang kusuka. Kau duduk tepat
di depanku bersama Jin. Sedangkan aku, Byo, dan Yuuto berdiri di belakang
kalian.
Setiap kali ada
komentar serupa, pasti selalu kau yang membuka dan menutup perkenalan. Dan yang
paling sering bicara itu kau, padahal saat pertama kali aku bertemu denganmu,
aku berpikir bahwa kau adalah orang yang pendiam. Tapi ternyata malah
sebaliknya.
Saat itu juga Yuuto
menggerak-gerakkan tangannya di atas kepala Jin, dan aku juga tak mau
ketinggalan. Aku melakukan hal yang sama seperti yang Yuuto lakukan, tapi bukan
pada Jin. Melainkan denganmu.
Aku juga yang
menuangkan setetes air dari gelas kecil itu dan kau sempat kaget karenanya.
Tapi dengan tenangnya kau bisa kembali melanjutkan komentarmu. Aku suka suaramu
yang berat itu, bahkan kedengarannya lebih berwibawa daripada aku.
Aku pura-pura tak peduli
waktu kau dan Jin saling merangkul. Kau tau aku tak bisa diam. Aku cemburu, dan
sialnya kau tak tau itu. Caramu mempersilakan Byo untuk turut berkomentar
sangatlah manis, namun agak lama Byo merespon karena dia sedikit menghindar
saat itu. Sampai kutarik tangannya agar mau berkomentar sesuai perintahmu.
Waktu aku dan Byou
sedang melakukan hal gila di sana, aku tak tau kau berada di mana. Aku ingin
kau melihatku yang dengan sengaja mencocokkan kabel ke hidungku sendiri. Saat
Byou bermain gitar, dan aku yang bernyanyi asal-asalan. Aku ingin kau
meliihatnya, sekedar menjadi bahan tertawaan untukmu. Aku sudah merasa senang.
Sampai aku sudah
selesai, aku baru tau kalau kau di sana bersama Jin dan Yuuto. Kau yang paling
sering menghadap kamera, seolah-olah itu cermin rias di rumahmu. Aku lihat kau
sebelumnya sibuk merapikan rambut dan kacamatamu sambil berbicara yang sama
sekali tak aku dengar. Kemudian kau kembali menatap kamera lebih dekat,
memperlihatkan kedua matamu yang sudah terpasang softlens berwarna merah pekat.
Ada satu bagian di mana
kau dan aku tengah berdua tapi itu tak tertangkap kamera sama sekali. Kau
bilang padaku kalau pembuatan pv kali ini cukup melelahkan. Sambil memegang
gitar, kau menyandarkan kepalamu di bahuku. Dan kau juga bilang bahwa kau
capek. Aku tersenyum melihatmu, kubenarkan posisiku agar kau merasa nyaman.
Sungguh aku ingin waktu berhenti berputar saat itu juga. Supaya aku bisa terus
bersamamu.
Kau ingat semua kejadian itu, kan?
Hampir lima tahun kita tergabung dalam ScReW, walau sebenarnya umur ScReW sendiri sudah enam tahun. Saling berbagi cerita suka dan duka. Hebatnya, kau tak pernah mengeluh padaku maupun yang lain. Jika kau punya masalah, kau pasti bisa menyelesaikannya sendiri tanpa harus melibatkan kami. Tapi keseringanmu yang seperti itu terkadang membuatku khawatir. Usahaku untuk membujukmu agar mau bercerita padaku hanya sia-sia saja.
Selain itu, kegemaranmu
akan membaca membuatku banyak terbantu. Kemanapun kau selalu membawa dan
membaca buku. Entah buku dari genre apa saja. Banyak istilah-istilah yang tidak
kumengerti, tapi dengan buku yang kau baca kau dapat mengajariku. Kau baik,
juga cerdas.
Namun hari itu kau
terlihat sedih, Yuuto secara sepihak memberitahu kita kalau ia akan
mengundurkan diri secepatnya. Aku tau kau senang berteman dengan Yuuto, tapi
sebentar lagi dia akan pergi. Tak ada lagi kejahilan Yuuto yang mengoles
mayonnaise di bibir botol saat kau hendak meminumnya. Dan tak ada lagi Yuuto
yang terganggu akan ulahmu yang merokok di depannya. Kau pasti akan
merindukannya.
Setelah Yuuto menyatakan keluar dari ScReW, dia menyerahkan posisi leadernya padaku. Aku bingung, kenapa harus aku? Kalau Byou atau Jin, aku sama sekali tak bisa mempercayai mereka me-manage band, tapi kalau kau tidak. Rasanya ingin sekali aku memberikan posisi lead ini padamu yang memang berjiwa pemimpin. Bukannya aku tak mau, tapi aku juga kurang dalam menangani ScReW. Namun tiba-tiba kau datang menghampiriku, menepuk pundakku dan meyakinkanku kalau aku pasti bisa menanganinya. Ya, kau selalu menyemangatiku. Juga menjadi bahan kejahilanku saat aku bosan, dan kau tidak marah sekalipun. Kau bilang, tidak apa-apa asalkan kita bisa tertawa bersama. Kau begitu baik, Manabu.
Lucu sekali mengingat
jaman dulu kau waktu itu, dan sebenarnya aku sudah menyukaimu waktu kau datang
menjadi supporting guitarist untuk ScReW. Sifat yang masih kau pegang teguh
adalah kesetiaanmu pada band ini. Walau bukan kau yang bilang sendiri padaku,
tapi aku tau kau dulu sangat ingin menjadi official member ScReW, dan bukannya
menjadi supporting guitaris selamanya. Dari seseoranglah aku baru tahu bahwa
kau senang memiliki teman seperti kami, sehingga kau ingin menjadi bagian dari
kami secara resmi.
Jangan kira hanya kau
saja yang senang, aku bahkan jauh lebih bahagia ketika kau bersama kami. Setiap
break aku sempatkan agar bisa duduk denganmu. Aku sering berbuat bodoh itu juga
karena kau, agar kau senang dan lebih sering tertawa. Kau kan orangnya agak
pemurung, jadi dengan begitu aku bisa melihatmu tertawa.
Tapi dari sekian adegan manis yang pernah kita lakukan, hanya satu yang paling berkesan dalam hidupku. Kau mau tau apa itu, Manabu?... saat kau membelai kepalaku dan aku hanya menunduk. Membiarkan tangan halusmu menyentuh setiap sudut kepalaku yang tertutup tudung vest. Bersamaan itu kau bilang nyaris berbisik, ‘jadilah leader yang baik, ya..’ . Seulas senyuman manis kau berikan padaku saat aku mendongakkan wajahku.
Aku akan terus
mengingatnya sampai kapanpun, walau kau mungkin tak sependapat denganku. Ini
semua salahku karena tak mampu menyatakan perasaanku sejak dulu. Aku hanya bisa
menjadi seorang leader di band dan teman bercerita bagimu serta yang lain.
Semoga di akhir karir
ScReW, kau masih tetap mengingatku. Sebatas teman pun aku tak
mempermasalahkannya.
Tapi aku berharap yang lain. Sebuah keinginanku sejak dulu padamu.
Tapi aku berharap yang lain. Sebuah keinginanku sejak dulu padamu.
Aku ingin menjadi lebih
dari sekedar teman bagimu.
To be Continue
No comments:
Post a Comment