Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom/Pair : Alice Nine, ViViD/(ShouXHiroto)
Genre : Drama, Romance, Family, BL, Incest juga gak ya??
Chapter : 1/6
Summary : Bagaimana mungkin ia harus melewati satu musim bersama orang asing yang bakal tinggal di rumahnya
Mood : Liat Ko-ki di PSC VBR, kok mirip keak orang Korea yak?? Cuma satu kata, CUTE~~
Menjadi sebagai seorang pengasuh anak setiap hari bukanlah sesuatu yang mudah seperti membalikkan kedua tangan. Tapi itulah yang Hiroto lakukan. Bukan anak orang lain yang ia urus, melainkan adik tirinya sendiri. Walaupun mereka dilahirkan dari rahim ibu yang berbeda, tapi sifat kasih sayang seorang kakak kepada adiknya tak mungkin ia bisa tutupi. Yah, memiliki adik untuk sebagian orang memang ada yang suka dan ada yang tidak suka. Dan memiliki adik yang normal merupakan impian dari semua kakak manapun. Tak bisa dipungkiri, sekarang Hiroto harus mengurus adik laki-lakinya yang sudah mengalami kelumpuhan permanen. Tapi bagi Hiroto, adiknya adalah sosok pribadi yang tegar dan itulah yang membuat Hiroto sangat menyayanginya
Hiroto dan adiknya, Ko-ki seperti biasa sedang menikmati udara di awal musim panas di area yang sudah menjadi tempat santai mereka. Di halaman belakang rumah itulah, sehari-harinya mereka menghabiskan waktu bersama
“kakak, aku ingin ke luar rumah” pinta Ko-ki memelas
“jangan,sayang. Kau tau ‘kan, di luar banyak orang jahat” ucap Hiroto sabar
“ummm, kalau begitu kakak kok boleh keluar?”
“kakak kan sudah besar, jadi kakak bisa menjaga diri. Kalau Ko-ki kan masih kecil”
“huh, alasan yang sama!”
“jangan ngambek gitu dong, nanti gak kakak belikan permen lolli lho. hihihi”
“>0<”
Selang beberapa lama, bel pintu rumah tiba-tiba berbunyi
“kakak lihat dulu ya, Ko-ki di sini aja”
“iya kak”
Hiroto pun menuju ke halaman depan rumahnya dan menemukan seorang laki-laki tinggi dengan mengenakan pakaian serba hitam plus kacamata yang hitam juga
“cari siapa ya?” tanya Hiroto yang berhasil membuat orang itu terkejut, karena kehadiran seorang tuan rumah yang tidak muncul dari dalam rumah, melainkan dari halaman belakang
“oh, eh,, anou.. etto.. aku cari orang yang bernama Hiroto Ogata” jawabnya gugup
“aku sendiri. Ada perlu apa ya?” Hiroto bingung
“umm, kenalin aku Shou. Aku yang akan membantumu untuk mengurus anak Kamui-Sama”
Penjelasan dari orang yang bernama Shou itu membuat Hiroto kaget bercampur bingung
“hei, sebenarnya kau siapa? Datang ke rumah orang seenaknya saja berkata seperti itu!”
“kan aku sudah bilang. Aku Shou. Aku dapat tugas dari ayahku untuk mengurus anak dari Kamui-Sama” jawabnya dengan senyuman
Tak ingin mendengar candaan Shou lebih lama, Hiroto pergi meninggalkannya sendiri. Hiroto menuju ke dalam rumah dengan terrgesa-gesa
“hei, kau mau kemana?!”
Di dalam, Hiroto bermaksud menelepon ayahnya. Mencari penjelasan dari semua maksud orang itu-Shou-tadi
“halo, ayah. Yah, apa maksud ayah menerima orang lain untuk mengurus Ko-ki?!!” napas Hiroto tersengal-sengal
“hhooho, Shou sudah datang ya?” ucapnya santai
“ayah!! Kenapa ayah lakukan itu!”
“ayah hanya ingin membantumu saja. Pasti kau kecapekan kan harus mengurus Ko-Ki setiap hari?”
“ayah sendiri kan tau, kalau aku sanggup untuk mengurus Ko-ki sendiri. Memangnya ayah mau kalau nanti Ko-ki tidak sayang lagi padaku, malah nanti lebih sayang pada orang lain!!”
“Hiroto, kau kan kakaknya. Ayah sengaja mendatangkan Shou untuk membantumu agar kau merasa lebih dapat tantangan untuk mengurus Ko-ki”
“maksud ayah?” Hiroto tambah bingung
“kau cari tau sendiri saja. Sekarang ayah lagi banyak urusan. Jaga Ko-ki baik-baik, dan kau harus bersikap sopan pada Shou. Mengerti?”
“iya ayah” Hiroto pasrah
“sudah ya, ayah titip salam pada Ko-ki dan Shou. Jaa matta”
Sambungan telepon terputus
Hiroto kembali ke halaman depan rumah, namun ia tak menemukan Shou di sana. Lalu ia beralih ke halaman belakang di mana Ko-ki berada. Di situ ia melihat Shou dan Ko-ki sedang bercengkerama bahkan sampai tertawa-tawa. Baru kali ini ia lihat Ko-ki bisa tertawa lepas seperti ini. Inikah Ko-ki yang sebenarnya?
“Ko-ki, kau sudah minum obat?” tanya Hiroto, menghentikan aktivitas yang dilakukan Shou dan Ko-ki
“sudah,kak. Barusan kak Shou yang memberikannya padaku” jawabnya masih dengan senyum berser-seri
“ehmm.. kau tadi sedang apa di dalam? Kau bahkan mengacuhkanku tadi?” ucap Shou yang bangkit dan berdiri di hadapan Hiroto
“maaf. Bukan apa-apa”
“adikmu lucu ya?”
“tidak! Ko-ki sama sekali tidak lucu! Dia hanya akan menjadi beban buatmu!” sergah Hiroto cepat
“hei, apa yang kau maksud? Aku serius kok, dia benar-benar seperti,…. adikku.”
“….”
“hmm, kau sangat beruntung. Karena kau masih mempunyai adik yang selalu menemanimu walaupun tak sesempurna orang kebanyakan. Sedangkan aku, kakak tak punya, adik pun sudah meninggal” ucap Shou ringan, matanya tak menuju ke arah Hiroto, pandangannya hanya melihat Ko-ki saja
“lalu? Kau berharap aku mengasihanimu dan mau mengijinkanmu untuk mengurus Ko-ki?”
“aku tak perlu minta kasihan darimu, aku hanya ingin merawat Ko-ki. Itu saja”
“terserah kau mau bilang apa, yang jelas aku tak akan mengijinkanmu menyentuh Ko-ki lagi!” ucap Hiroto ketus. Segera ia mendorong kursi roda Ko-ki menuju ke dalam rumah, ia ingin menjauhkan Ko-ki dari Shou. Hiroto benar-benar takut kalau saja Ko-ki lebih menyayangi Shou daripada dia sendiri
“hei! Kok aku ditinggal!”
“kak,, aku mau main sama kak Shou” rengek Ko-ki
“Ko-ki, sayang. Kakak tak mau kau kenapa-napa. Kau di sini saja ya”
“hei.. hei.. turuti saja keinginannya, toh aku tak akan menyakitinya” suara menyebalkan itu tiba-tiba saja muncul dari arah pintu depan. Bodohnya Hiroto yang lupa mengunci pintu tadi
“kau lagi. Kenapa kau tak pulang saja” Hiroto makin geram
“huh, berapa kali lagi harus kubilang. Aku di sini akan merawat Ko-ki… sampai awal musim gugur”
CTTARRR
Bagai petir di siang bolong, Hiroto harus mendengar semua perkataan nyata ini. Bagaimana mungkin ia harus melewati satu musim bersama orang asing yang bakal tinggal di rumahnya..
“kak Shou,,ayo main lagi..”
“iya Ko-ki, tapi kakakmu ini tak mau mengijinkanku. Bilang padanya ya”
“kakak… Ko-ki mau main sama kak Shou..” pinta Ko-ki memelas
“ii..ii.iiya” Hiroto mengalah
“horee,, ayo kak Shou” ucap Ko-ki riang
Shou pun membawa Ko-ki menuju halaman belakang. Hiroto masih sedikit shock, ia lalu berdiri sejajar dengan Shou dan berkata, “kalau bukan karena Ko-ki, tak akan kuijinkan”
“terimakasih, Hiroto” lagi-lagi Shou tersenyum, senyum yang paling menjengkelkan bagi Hiroto
Sepertinya Ko-ki sangat senang dengan kehadiran orang baru di sisinya. Terlihat jelas dari raut wajahnya yang menggambarkan kebahagiaan. ‘Ko-ki saja tak pernah sebahagia ini sebelumnya. Siapa sebenarnya Shou ini?’ batin Hiroto
__***__
Jam malam-22.00- sudah tiba. Waktunya Ko-ki dan Hiroto untuk tidur. Namun satu orang lagi Hiroto hampir lupa, ya.. Shou. Hiroto bingung mau menempatkan Shou untuk tidur di mana. Karena biarpun rumah itu luas, tapi semua kamar di situ sudah penuh, kecuali kamar Hiroto yang memang di disain besar dan memiliki dua tempat tidur. Sementara Ko-ki hanya bisa tidur sendirian di kamarnya. Mau tak mau Shou harus tidur sekamar dengan Hiroto.
“tak ada pilihan lain. Kau mau tidak tidur di sini? Kalau tidak mau juga tak apa” tawar Hiroto mencoba ramah
“kau tak keberatan aku tidur di sini?” Shou ragu-ragu
“tidak apa-apa, lagipula tempat tidur kita dibatasi sekat juga. Kau tak perlu khawatir” Hiroto meyakinkan, walaupun dia sendiri kurang yakin
“terima kasih,ya sebelumnya”
“iya, sekarang kau cepat tidur. Besok harus bangun pagi”
“hmmm”
Hiroto dan Shou bergegas menuju tempat tidurnya masing-masing. Mereka pun tak tau kalau sebelum tidur mereka masih saling memikirkan satu sama lain. Hiroto jadi susah tidur.
~Shou’s POV~
‘oh,Tuhan. Kau telah mempertemukanku dengan orang yang paling kurindukan. Tapi sayangnya dia benar-benar sudah lupa padaku. Tak apalah, asalkan aku bisa bersamanya sampai awal musim gugur nanti, aku harus bersabar.. terimakasih Tuhan’
Kuhadapkan tubuhku kearah kanan agar aku bisa ‘mungkin’ berhadapan dengan Hiroto. Semoga saja cepat atau lambat dia bisa mengerti siapa sebenarnya aku.
Kuhadapkan tubuhku kearah kanan agar aku bisa ‘mungkin’ berhadapan dengan Hiroto. Semoga saja cepat atau lambat dia bisa mengerti siapa sebenarnya aku.
‘Hiroto, Hiroto… sifatmu masih saja seperti yang dulu.. tetap keras kepala. Hihihi’
~Hiroto’s POV~
‘ya Tuhan, kenapa kau mempertemukanku dengan orang seperti dia… huh, aku tak tau harus berekspresi bagaimana dan seperti apa. Aku tak suka kehadirannya tapi Ko-ki kenapa malah menyukai dia.. arrghhh,, aku bukan kakak yang baik. Tapi kalau dipikir-pikir kok aku merasa ada yang aneh ya, hmmm.. sepertinya aku pernah mengenal Shou sebelumnya, tapi masalahnya aku tak ingat apapun. Mungkin Cuma perasaanku saja, yah, mungkin karena kekesalanku hari ini padanya’
Aku mencoba mengganti posisiku yang semula menghadap kanan menjadi ke arah kiri
Aku mencoba mengganti posisiku yang semula menghadap kanan menjadi ke arah kiri
‘pasti dia sudah tidur, nengok gak ya? Nengok…enggak..nengok..enggak..nengok..enggak.. huh, nengok aja deh sekali’ langsung ku beranjak dari tempat tidur menuju tempat tidurnya yang berada di seberang sana. Perlahan kulihat dia tertidur lelap dibawah selimut tebal milikku-yang mungkin sekarang sudah jadi miliknya-. Aku tak percaya harus mengatakan ini, dia benar-benar manis waktu tidur, tidurnya lebih mirip seperti anak kucing. Jadi tak tega aku waktu memarahinya tadi siang.
Ah sudahlah, buat apa aku ngurusin orang seperti dia… dia cowok menyebalkan!!!
~Shou’s POV~
‘astaga, kenapa dia kemari!!! Untung saja aku pura-pura tidur, kalau tidak aku pasti bisa salah tingkah. Huh, ya Tuhan kenapa dia belum tidur juga? Hampir saja aku bersuara tentangnya… fiuh, selamat..selamat…’
Sekarang aku harus tidur, aku tak mau diomeli lagi olehnya… semoga malam ini aku mimpi indah, dengan kehadiran Hiroto di dalamnya… amin..
To Be Continued
Author’s Note : Saiia berjuang sekuat tenaga membuat fanfic ini di bulan puasa… astapiruloh,, bukannya nambah pahala malah nambah dosa..ampunilah hamba-Mu ini ya Alloh…*sembah sujud*. Yah, gapapalah.. lagipula ide YAOI-nya ngalir terus..hahahaha XDXDXD
No comments:
Post a Comment