Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom/Pair : Alice Nine, ViViD/(ShouXHiroto)
Genre : Drama, Romance, Family, BL, Incest juga gak ya??
Chapter : 2/6
Summary : “Sebenarnya dia tak ingin kehilanganmu, makanya dia sampai berbuat seperti itu”
Mood : pengen bikin project yang ada Takeru-nya, kenapa malah balik lagi ke ShouPon??? Huh, saiia benar” jadi maniaknya mereka sekarang
‘sniff..sniff.. wangi apa ini? Kelihatannya enak, hmmm.. seperti roti panggang, tapi siapa yang sepagi ini buat roti panggang?’ Hiroto terbangun dari tidurnya karena mencium bau harum dari arah dapur. Segera ia ke sana tanpa membasuh muka terlebih dulu. Dia ingin tau siapa yang sedang memakai dapurnya
“ohayou..” sapaan lembut keluar dari bibir Shou
“hei..hei.. kau sedang apa?” Hiroto mengucek matanya untuk memastikan bahwa yang dilihatnya itu bukan Shou
“aku lagi buat sarapan. Semoga kau suka” Shou tersenyum
“Ko-ki mana?!” tanya Hiroto panik
“dia masih tidur”
“kenapa kau tak membangunkanku. Seharusnya aku saja yang membuatkan sarapan” protes Hiroto
“aku tak ingin membuatmu pusing dengan tingkahku yang mungkin menjengkelkanmu dari kemarin”
“kau sudah mandi?”
“ya sudah dong.. masa’ wangi begini belum mandi huh >0<”
“fufufu.. siapa tau saja kan?” Hiroto tertawa melihat ekspresi cemberut lucu Shou
“kalau kau tertawa, lebih manis daripada marah-marah lho” ucapan Shou seakan menyihir perasaan Hiroto saat itu. Semenjak ia melihat sikap baik Shou pada Ko-ki bahkan sampai Shou tidur pun, Hiroto tak bisa menyembunyikan perasaannya pada Shou. Diam-diam Hiroto menyukai Shou
“apa-apaan kau!! Sudah, aku mau mandi dulu. Bikin sarapan yang benar, kalau tidak enak awas saja!” Hiroto pun pergi ke kamar mandi dengan wajah memerah karena malu. Dia benar-benar speechless mendengar kata-kata itu dari Shou
“Sarapan sudah siap…” Shou meletakkan beberapa potong roti panggang dan selai berbagai macam rasa di meja makan. Ia ingin hasil kerja kerasnya dipuji oleh Hiroto.
“whoaa.. kelihatannya enak,, aku makan ya kak” ucap Ko-ki riang sehabis turun dari kamranya di lantai dua
“makan saja.. kakak bikin ini buat Ko-ki. Semoga kau suka”
“hmm..nyam..nyamm.. enak kak, beda sama buatannya kak Hiro” ucap Ko-ki polos
“memangnya buatan kakakmu seperti apa?” tanya Shou ingin tau sekaligus menyindir Hiroto
“roti di bagian pinggirnya kadang-kadang agak gosong”
“Ko-ki, jangan bicara sembarangan!” Hiroto cemberut
“hihihihi…” Shou terkekeh geli
“kau juga! Jangan tertawa!” Hiroto makin sebal
“tapi,, aku bangga dengan kakak.. karena kak Hiro lah yang terus mengurusku sampai sekarang semenjak ibu tak ada dan ayah yang selalu sibuk dengan urusannya” mata Ko-ki menjadi sayu, memorinya kembali teringat masa-masa dimana ia masih berkumpul dengan keluarga yang utuh sampai kejadian dia harus ditinggal sang ibu untuk selamanya
‘Ko-ki’ ucap Hiroto lirih
“hei Hiroto.. bagaimana dengan roti panggang buatanku ini? Enak tidak?” tanya SHou untuk mencairkan suasana
“tidak enak!” jawabnya bohong
“kalau tidak enak kenapa tetap di makan?”
“wekss… itu karena tak ada makanan lain lagi yang bisa kumakan”
“ohh, begitu.. padahal kan di lemari makanan masih ada mie ramen cup”
“yikes!! Kenapa kau tak bilang!! Bikin sebal saja!!”
“jujur saja kalau makananku memang enak…hihihi” goda Shou
“huh! Kau menang, tapi tidak lain kali!” Hiroto menahan malu
“nah, gitu dong… jangan jaim begitu”
“kalau tidak enak kenapa tetap di makan?”
“wekss… itu karena tak ada makanan lain lagi yang bisa kumakan”
“ohh, begitu.. padahal kan di lemari makanan masih ada mie ramen cup”
“yikes!! Kenapa kau tak bilang!! Bikin sebal saja!!”
“jujur saja kalau makananku memang enak…hihihi” goda Shou
“huh! Kau menang, tapi tidak lain kali!” Hiroto menahan malu
“nah, gitu dong… jangan jaim begitu”
“hahaha… kakak lucu wajahnya” Ko-ki ikut-ikutan tertawa
“oh,ya.. Ko-ki, hari ini mau tidak kakak ajak jalan-jalan?” tawar Shou mengganti topik perbincangan
“huwaa.. jalan-jalan? Mau kak..Ko-ki mau!!!”
“hei! Mau kau bawa ke mana Ko-ki?” protes Hiroto
“aku akan membawanya mengelilingi Ginza” jawab Shou santai
“tidak bisa! Ko-ki masih harus istirahat. Dia tak boleh sakit sedikitpun!”
“aku akan membawanya mengelilingi Ginza” jawab Shou santai
“tidak bisa! Ko-ki masih harus istirahat. Dia tak boleh sakit sedikitpun!”
“kakak~~~aku ingin jalan-jalan.. selama ini kan aku jarang sekali keluar..” Ko-ki memasang wajah memelas
“Ko-k… huh, yasudah tapi kau harus janji pada kakak kau tak boleh sakit sepulang nanti” Hiroto mewanti-wanti
“iya kak.. Ko-ki janji!! Ayo kak Shou~~~” tangan Ko-ki pun langsung menarik lengan Shou, rupanya ia tak sabar untuk menghirup ‘udara bebas’
“Hiroto, Ko-ki kubawa dulu ya..” pamit Shou
“Daggg kakak~~~”
“iya,,” Hiroto hanya bisa pasrah
__***__
“nah, Ko-ki mau beli apa? Nanti kakak beliin deh” tawar Shou ramah
“ummm,,apa ya? ..ah, itu!! Ko-ki mau es krim coklat itu kak” tunjuk Ko-ki pada sebuah kedai eskrim pinggir taman
“ini buat Ko-ki, adik kak Shou yang paling pintar” Shou pun menyerahkan satu cup es krim coklat ukuran besar pada Ko-ki
“terima kasih,kak.. lho, kakak gak beli juga?” Ko-ki bingung
“tidak usah, Ko-ki saja yang makan es krimnya”
“heheehe”
“kita duduk di sana aja yuk” tunjuk Shou ke sebuah kursi taman di dekat air mancur yang kebetulan kosong
“iya kak”
Shou membawa Ko-ki dan memberhentikan dorongan kursi rodanya tepat di samping ia duduk. Cukup lama mereka diam, menikmati suasana kota Tokyo. Terlebih lagi Shou yang melihat ekspresi wajah Ko-ki yang nampaknya sangat bahagia. Shou turut bahagia dengan sikap Ko-ki padanya.
“Ko-ki…”
“iya?” Ko-ki menoleh ke arah Shou, sembari memasukkan beberapa sendok es krim ke dalam mulutnya
“boleh gak aku tanya?”
“tanya apa kak?”
“soal kakakmu, Hiroto”
“ada apa dengannya?”
“apa dia sering memarahimu?”
“tidak pernah kak.. kak Hiro itu selalu menyayangiku, jadi ia tak pernah sekalipun marah padaku”
“iya?” Ko-ki menoleh ke arah Shou, sembari memasukkan beberapa sendok es krim ke dalam mulutnya
“boleh gak aku tanya?”
“tanya apa kak?”
“soal kakakmu, Hiroto”
“ada apa dengannya?”
“apa dia sering memarahimu?”
“tidak pernah kak.. kak Hiro itu selalu menyayangiku, jadi ia tak pernah sekalipun marah padaku”
“oh,, syukurlah”
“kalau aku lihat, kak Shou suka ya sama kak Hiro?” ucap Ko-ki dengan polosnya
“ha??? Tidak tidak!!! Kau ini suka bercanda rupanya” Shou salah tingkah
“tidak kak. Aku bicara serius. Terlihat dari mata kak Shou”
“hahaha… Ko-ki,, kau pasti bangga punya kakak seperti dia. Aku jadi iri”
“tapi terkadang kak Hiro juga menyebalkan”
“menyebalkan apa?” Shou menoleh cepat
“kak Hiro selalu saja overprotective. Aku gak boleh ini itu, rasanya agak dikekang”
“aku tau perasaanmu. Sebenarnya dia tak ingin kehilanganmu, makanya dia sampai berbuat seperti itu”
“dari mana kakak tau?”
“ha??? Tidak tidak!!! Kau ini suka bercanda rupanya” Shou salah tingkah
“tidak kak. Aku bicara serius. Terlihat dari mata kak Shou”
“hahaha… Ko-ki,, kau pasti bangga punya kakak seperti dia. Aku jadi iri”
“tapi terkadang kak Hiro juga menyebalkan”
“menyebalkan apa?” Shou menoleh cepat
“kak Hiro selalu saja overprotective. Aku gak boleh ini itu, rasanya agak dikekang”
“aku tau perasaanmu. Sebenarnya dia tak ingin kehilanganmu, makanya dia sampai berbuat seperti itu”
“dari mana kakak tau?”
“hmm.. karena aku tau Hiroto dari dulu”
To Be Continued
Author’s Note : Aneh ya kalo si Pon jadi kakak… biasanya juga dia yang jadi adek ato anak kecil yang imut”.. ckakakak.. (ingin merubah image saja)…. “Kyaaaa~~~ kakak Hiro, aku mau jadi adikmu~~” (ngarep)
No comments:
Post a Comment