Title
: Nakigahara Kingdom
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Pair : ReitaXRuki, ToraXRuki, ToraXSaga.
Chapter : 4/5
Genre : Fantasy, little biiiiitttt Comedy
Contact Person : Eri Matsumoto Gazerock (fb), @eriq_ogata (twitter)
A/N : Fanfic pertama gw yang bergenrekan fantasy. Yah,lagi-lagi fanfic yang idenya muncul tiba-tiba. Dan err,, judulnya asal kasih aja itu. Jadi rada kagak nyambung. Enjoy...^^
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Pair : ReitaXRuki, ToraXRuki, ToraXSaga.
Chapter : 4/5
Genre : Fantasy, little biiiiitttt Comedy
Contact Person : Eri Matsumoto Gazerock (fb), @eriq_ogata (twitter)
A/N : Fanfic pertama gw yang bergenrekan fantasy. Yah,lagi-lagi fanfic yang idenya muncul tiba-tiba. Dan err,, judulnya asal kasih aja itu. Jadi rada kagak nyambung. Enjoy...^^
Nakigahara
Kingdom
“Ruki,
gomennasai”
“....”
Tora sudah ada di hadapan Ruki. Berdiri tanpa menunggangi kuda putihnya.
“kamu
ngapain ke sini?” ucap Ruki sinis. Bibirnya agak gemetar
“ak..aku..”
“ssshtt..
“ potong Ruki cepat
“dari awal aku yang salah. Aku sama sekali gak kenal kamu karena aku tiba-tiba muncul di tempat aneh ini, dan kau mengira aku bidadari yang turun dari langit yang kau anggap aku ini calon istrimu. Yang lebih buruknya adalah, aku percaya semua itu. Hingga aku melihat sendiri kau tengah... tsk.. sudahlah!”
“dari awal aku yang salah. Aku sama sekali gak kenal kamu karena aku tiba-tiba muncul di tempat aneh ini, dan kau mengira aku bidadari yang turun dari langit yang kau anggap aku ini calon istrimu. Yang lebih buruknya adalah, aku percaya semua itu. Hingga aku melihat sendiri kau tengah... tsk.. sudahlah!”
“Ruki,, aku bisa jelaskan! Ruki!! Tanganmu!! Berdarah”
“kau
harus cepat di obati, kalau tidak...”
“DIAM
KATAKU!!!”
Tora terdiam. Ia dapat merasakan hawa-hawa amarah dari Ruki. Dan ia tau, perbuatannya tadi membuat Ruki sakit. Ditambah lagi kedua tangan Ruki yang berlumuran darah. Tora bisa merasakannya.
“aku
mau pulang! Tapi aku gak bisa... tombol keparat itu yang membawaku ke sini!!!”
‘tt..tombol?’
“Ruki,
tenangkan dirimu dulu. Aku bisa jelaskan semuanya”
“jelaskan
apa, ha?!”
“aku hanya ingin bilang padamu..”
“hiks..apa?”
“kau sangat cantik dengan baju itu. Terimakasih sudah memakainya untukku, dan cakenya juga. Terimakasih” seulas senyum tulus tersungging di bibir tipis Tora
“jangan menangis, Ruki. Aku tau aku yang salah. Gomen ne..”
Tora
memeluk Ruki erat, merasakan setiap inci tubuh Ruki. Pundak Tora pun terasa
hangat karena air mata Ruki yang terus mengalir. Belum pernah Tora memiliki
perasaan seperti ini. Hanya pada Ruki ia seperti ini. Karena Ruki adalah cinta
pertama Tora.
“hiks..hiks..hiks..”
“tanganmu.. biar aku saja”
Tora
meraih tangan Ruki dan membersihkan lumuran darah itu dengan kain dari bajunya.
Terlihat Ruki meringis kesakitan karenanya.
“ss..sudah cukup. Aku ingin pulang seka—”
BRUKK
Ruki
pingsan di pelukan Tora.
...
-Tokyo,
kantor polisi-
“anda
harus menjelaskan secara jelas. Kalau tidak, kami tak bisa membantu anda” ucap
seorang polisi yang tengah berbicara dengan Reita
“dia
anak SMU seumuran saya, tapi tingginya baru 165. Agak berisi, rambutnya coklat dengan
style harajuku, trus dia hilangnya pakai seragam sekolah. Pokoknya wajahnya
mirip perempuan, pak” jelas Reita tanpa berhenti
‘ciri-ciri
yang aneh’ batin pak polisi
“baiklah, kami kumpulkan dulu datanya dan segera kami sebarkan di seluruh kota”
“arigatou,
pak.. terimakasih banyak”
...
Di
dalam istana, tepatnya di kamar Tora. Ruki tengah tertidur di kasur king size
Tora, dan Tora sedang menunggu Ruki sampai siuman. Tora takut terjadi sesuatu
yang buruk pada Ruki.
Lihatlah
kondisi Ruki saat ini, kedua telapak tangannya di perban, kaki kanannya sedikit
lebam karena terjatuh tadi, dan wajahnya pucat. Entah bagaimana reaksinya kalau
ia bangun nanti.
“nnhh.. rrhh.. Rei,.. Reita..”
Tanda-tanda
kehidupan mulai ditubjukkan Ruki. Tora sangat senang, tapi ia tak suka mendengar
igauan Ruki.
“Ruki,
cepatlah bangun. Aku mengkhawatirknmu” dibelainya pipi Ruki dan ia genggam
punggung tangan yang terlilit perban itu.
“ahh,, aku, apa aku sudah pulang?” matanya terbuka sempurna, namun masih berhalusinasi.
“kau
masih di sini, Ruki” ucap Tora yang benar-benar membuat Ruki tersadar
“aku? Kenapa ada di sini?”
“kau
perlu istirahat, dan sepertinya kau lapar. Ini aku bawakan sup”
“tidak perlu. Aku mau pulang” rengek Ruki lagi.
“kau
tak bisa pulang dalam keadaan lapar. Kalau kau pingsan lagi bagaimana?”
“peduli
apa kau padaku?”
“aku sangat mengkhawatirkanmu”
“aku sangat mengkhawatirkanmu”
“lalu
orang tadi juga kau khawatirkan?”
“he? Dare?”
“jangan
belagak bodoh seperti itu. Kau memang bodoh, jadi tak usah seperti itu. Jawab
yang jelas!”
“hmm, maksudmu Saga?” ucap Tora pelan
“mungkin.
Memangnya aku peduli dengan namanya?!”
“ahahaha,, soal itu, aku memang mengkhawatirkannya, karena dia sepupuku. Dan, adegan ciuman tadi adalah sebatas latihan drama di sekolahnya. Kebetulan, hanya aku laki-laki di sini selain dia pastinya. Dia sangat kesulitan jika berciuman dengan wanita. Kuharap kau bisa mengerti, Ruki” tutur Tora meyakinkan
Ruki jadi salah tingkah. Seharusnya ia tadi tak kabur dari situ, tapi perasaanya jadi tak karuan melihat kejadian tadi.
“makanlah,
sebelum supnya dingin” tawar Tora ramah
Ingin
rasanya Ruki meninju Tora saat itu, “kau buta, ya?! Lihat tanganku! Mana bisa
aku makan! Dasar bodoh”
Tora menghela napas
Tora menghela napas
“mau
kusuapi?” ucapnya tersenyum di depan wajah Ruki. Bisa kau bayangkan wajah Ruki
sekarang, merah seperti cat merah yang dipoles berulang kali.
“aaa...”
Tora
mulai menyuapi Ruki. Tak bisa Ruki menolak makanan itu, karena saat ini ia
sangat lapar. Tora terus saja menyuapi Ruki dengan hati-hati, dan selama itulah
Ruki memperhatikan Tora terus.
“ada
apa?” ucap Tora membuat Ruki beralih pandang karena takut kalau Tora melihat
wajahnya yang merah
“tidak.
Tidak ada apa apa”
“oh.
Ayo makan lagi. Ruki-chan, kereta apinya mau masuk.. Aaaa..”
Ruki
makin dibuatnya berdebar-debar. Tora sangat baik padanya, dan Ruki malah membalasnya
dengan kata-kata yang jahat.
“sudah
cukup. Aku sudah kenyang”
“oh,
baiklah”
Tora
meletakkan mangkuk yang setengah kosong itu ke atas meja. Tak ada ucapan yang
keluar dari mulut mereka setelah Ruki menghabiskan supnya.
Hening
agak lama
“Tora”
“hm,
Iya?”
“terimakasih.
Kau sangat baik padaku, dan aku tak bisa membalas apapun”
“tak
apa. Aku senang sekali kau ada di sini yang entah kau berasal dari mana. Ruki,
sebenarnya aku..” Tora memutuskan ucapannya
“apa?”
“aku
mencintaimu”
Ruki
terbelalak seketika. Dia pikir Tora hanya bercanda saja, tapi terlihat dari
wajahnya yang serius, ia bisa menangkap bahwa Tora benar-benar mencintainya
“maaf”
“aku
tau”
Ruki
makin tertarik untuk mendengar kata-kata Tora
“aku
tau itu. Karena kau punya seseorang di tempat asalmu, kan? Hmm, aku bisa
mengerti. Tapi aku bahagia, karena sudah menyampaikan perasaanku ini padamu”
“Tora..”
“oh
iya, sepertinya kau mencari ini” Tora mengeluarkan sesuatu dari kantong baju
kerajaannya di belakang dan memberikan sebuah benda yang dicari-cari Ruki
selama ini.
Tombol
waktu
“dd..di mana kau menemukannya?” perasaan Ruki bercampur aduk, antara senang dan sedih, karena pastinya ia akan meninggalkan Tora
“di
bawah sepatumu saat kau berdiri di hutan tadi”
“yokatta~~
akhirnya aku bisa pulang. Sekali lagi terimakasih banyak”
“iya”
Dalam hati Tora, sebenarnya ia tidak mau memberikan tombol itu pada Ruki, karena itu pasti akan membuatnya tak bisa lagi bertemu dengan Ruki selamanya. Tapi, ia lebih mementingakan keinginan Ruki untuk bisa pulang kembali ke tempat asalnya.
“kau
mau pulang sekarang, Ruki?”
Anggukan
mantap Ruki membuat Tora makin sedih kehilangan Ruki
“semoga
kau bisa sampai dengan selamat”
“tapi
sebelum itu..”
Ruki
mendekati Tora hingga tak ada jarak yang memisahkan mereka. Yap, Ruki memeluk
Tora erat.
“Ruu..Ruki?”
“aku
pasti akan merindukanmu, pangeran bodoh. Hihihi”
Tora
bisa menangkap maksud Ruki. Dan ia pasti juga akan sangat merindukan cinta
pertamanya itu
“ahhaha,,
aku juga Ruki-chan”
“sebagai
salam perpisahan, aku ingin...” Ruki tak meneruskan ucapannya. Ia tertunduk
sejenak
“apa?”
CHUU
Ruki dengan cepat menyambar bibir Tora yang masih menganga karena bingung dengan maksud Ruki barusan. Dan barulah Tora tersadar kalau maksud Ruki itu adalah ciuman. Ciuman perpisahan.
Bukan
ciuman penuh nafsu, namun ciuman segar dengan beberapa jilatan manis di kedua
media pihak.
Mereka
menikmatinya, merasakan degup jantung masing-masing yang sudah tak karuan
temponya.
“Tora, terimakasih..”
“iya.
Terimaksih juga Ruki. Aku sangat mencintaimu”
“hiihihi..
aku pulang dulu, sayonara~~”
Ruki
memencet tombol itu dan perlahan bayang-bayang Ruki menghilang di udara. Tora
hanya bisa tersenyum getir melihat orang yang amat ia cintai sudah tak ada lagi
bersamanya.
To Be continue
No comments:
Post a Comment