Title : Ketakutan
yang Membahana
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Genre : Fluff, lil Horror (?)-->ngagetin iya, koplak
Pair : ShouXHiroto ...lagii?!!!
A/N : niat pengen bikin penpic serius, napa malah jadi gak keruan gini toh? Haish, biarin aja dah. Bahasa dibikin author lebih gampang buat dibaca, dan keterlaluan sekali jika ada yang ga bisa bahasa saya ß gak niat bikin narasi, nilai bhs Indonesia dapat empat, sih.
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Genre : Fluff, lil Horror (?)-->ngagetin iya, koplak
Pair : ShouXHiroto ...lagii?!!!
A/N : niat pengen bikin penpic serius, napa malah jadi gak keruan gini toh? Haish, biarin aja dah. Bahasa dibikin author lebih gampang buat dibaca, dan keterlaluan sekali jika ada yang ga bisa bahasa saya ß gak niat bikin narasi, nilai bhs Indonesia dapat empat, sih.
Ini sudah yang kesekian
kalinya aku menginjakkan kaki di apartemen Hiroto. Hampir di setiap ajakannya
padaku untuk menginap selalu sama, hanya untuk menemaninya menonton. Dan
lagi-lagi aku menuruti permintaannya yang entah sudah keberapa kalinya. Tapi
itulah yang kusuka, dengan begini aku bisa jauh lebih dekat dengan Hiroto dan
mungkin saja hatinya akan sedikit terbuka untukku.
Suara
ribut-ribut terdengar jelas, padahal aku baru berjarak lima belas meter dari
luar apartemennya. Dengan sebuah kunci duplikat yang dia berikan padaku, aku
mudah saja membuka pintu ini. Dan apa yang kulihat tak sesuai dugaanku di luar
tadi. Ruang tengahnya masih dalam keadaan normal namun Tvnya menyala.
Kutelusuri lagi ke arah dapur, dan bingo, biji-biji jagung berhamburan di
lantai, sementara sang pembuat keributan tengah memasukkan beberapa biji jagung
yang tersisa ke dalam microwave.
“Hiroto”
ekspresinya berubah kaget dan langsung menoleh padaku, “bikin popcorn?” tanyaku
“hehe,, iya.. kenapa?” tanyanya sambil menyengir lebar
“tuh” tunjukku ke arah biji-biji yang berserakan dengan dagu
“iya iya, nanti
aku beresin. Ini kan apartemenku juga”
ya ampun, baru punya apartemen satu aja udah bangga. “hmm, kamu mau nonton apa?” tanyaku
ya ampun, baru punya apartemen satu aja udah bangga. “hmm, kamu mau nonton apa?” tanyaku
“oiya,, Shou-kun ambil DVD di rak paling bawah ya. Kita nonton film horror aja” suruhnya masih menyelesaikan membuat popcorn di dapur, dan aku segera ke ruang tengah dan melakukan apa yang ia bilang
“Ring atau
Junko?” ucapku dengan suara nyaring, kupegang dua DVD dengan cover yang cukup
menyeramkan itu, sekedar membalik-balikkan dan melihat-lihat.
“Ringgu aja” serunya tak kalah nyaring
dariku
Kubuka tempat penyimpanan DVD itu dan memasukkan kasetnya ke DVD player. Sound opening cukup membuat bulu kuduk merinding dan Hiroto pun datang sambil menenteng satu kotak popcorn besar yang bisa kami makan berdua. Aih, menonton film horror berdua dengan orang yang kita sukai itu memang momen paling pas.
Kami merapatkan diri tapi tidak secara langsung, sekotak popcorn-lah yang membatasiku dengan Hiroto. Backsound opening pun terdengar, efek suara yang cukup menyeramkan batinku. Semakin lama memang sangat menegangkan, tapi aku tak begitu takut dengan film macam itu. Kulihat ke samping kanan, dan coba tebak apa yang kutemukan. Hiroto sedang meremas-remas kaosnya sambil menggigit bibir bawahnya. Jelas sekali kalau dia ketakutan. Satu ide jahil pun muncul di otakku.
“DDOOR!!”
Refleks ia berteriak karena aku kagetkan, lalu ia merengut dan memukul bahuku
beberapa kali. Ekspresinya lucu sekali.
“gak lucu,
Shou!! )3(” pandangannya kembali ke layar tv. “maaf Pon, aku hanya bercanda”
ucapanku tak di dengarnya, ia malah sengaja menutup kedua telinganya dengan
tangan.
“hei, hei..
masa’ gitu aja ngambek. Pon gak seru ih” kucolek dagunya biar dia bisa
melihatku, tapi sepertinya ia sangat kesal, dan tak menggubrisku.
“huh.. Pon, aku
keluar sebentar ya, ambil jaket di mobil”
masih merengut akhirnya ia buka suara juga “pergi sana!”
masih merengut akhirnya ia buka suara juga “pergi sana!”
Aku berjalan keluar mengambil jaket yang kucari tadi. Lalu kembali lagi menaiki tangga menuju apartemen Hiroto. Kulihat sekilas sebuah benda yang cukup membuat rencana jahilku makin sangat bagus. Hehehe,, travo di sana jika ku tarik tuas ke arah off apa yang akan terjadi ya?!! Tanpa sadar aku menyeringai sendiri.
“padahal udah nonton beberapa kali tapi kok masih serem aja yah?” Hiroto sudah memeluk tempat popcorn itu karena saking takutnya. Lebih lebih hantu utama di film itu sudah memunculkan diri, perasaan Hiroto mulai tegang dan jantungnya berdetak tak karuan. ‘Shou lama banget sih’ gumam Hiroto was-was, ia sangat takut ditinggal sendirian kalau lagi nonton film horror.
‘astaga sadakonya kok tambah serem sih..”
Ngeliat sedikit sadako ia sudah merem melek. Setengah takut tapi setengah lagi pengen nonton.
JREENG
“WAAAAAAA~~~!!!!”
Hiroto pun jerit-jerit sendiri waktu sadakonya tau-tau udah close-up di layar tv. Napasnya jadi tersengal-sengal, perasaannya makin gak enak waktu ada suara asing dari arah belakang. Tambah kacau pikirannya.
Hiroto pun jerit-jerit sendiri waktu sadakonya tau-tau udah close-up di layar tv. Napasnya jadi tersengal-sengal, perasaannya makin gak enak waktu ada suara asing dari arah belakang. Tambah kacau pikirannya.
‘ya ampun Shou,
lama amat sih~~”
Dan ketika suara
itu makin terdengar jelas tiba-tiba lampu di apartemennya mati total.
Panas dingin, jantung berdetak gak karuan, tangan gemetar, dan kalau lampu menyala pasti muka Hiroto sudah pucat sekarang.
Suara asing itu
hilang, kesempatan emas bagi Hiroto untuk keluar dari apartemennya.
Pelan ia melangkah
keluar, mengendap-endap layaknya maling ia meraba-raba setiap benda yang ia
lewati. Karena terlalu gelap, ia gak tau kalau di depannya ada lemari. Dan,
BRUAKKHH....
Kejedotlah
kepala itu bocah.
Sambil meringis
menahan sakit, ia pun akhirnya meraba-raba benda yang ia yakini sebagai kenop
pintu. Dalam hati ia berjingkrak ria, dengan begitu ia bisa keluar dari tempat
gelap itu.
Tapi siapa
sangka, pintu yag seharusnya bisa dibuka itu malah terkunci rapat. Seingatnya
ia tak mengunci pintu sesudah Shou datang ke apartemennya.
‘pasti ini ulahnya!’ simpulnya dalam hati.
Di saat dia
sedang meminimalisir gerakan dan suara, tiba-tiba suara itu muncul lagi dari
arah belakang. Hiroto udah tahan napas sambil senderan di pintu. Takut-takut
kalau yang muncul itu vampir Cina, Sadako, pocong, atau sunge alias Suster
Ngesodth. Telinganya makin dengar jelas suara asing itu seperti suara barang
yang di seret-seret. Makin paniklah Hiroto, karena pastilah hantu yang di
seret-seret itu Sunge, hantu lokal from Indonesia.
Hiroto pun menutup matanya, tanda kutip masih ngintip sedikit. Ia terus memerhatikan bayangan apa yang bisa menimbulkan suara seret menyeret barusan. Dan sekelabat bayangan putih lewat di depan matanya dengan cepat. Sudah nahan-nahan napas, eh sekarang malah kebelet pipis. Maka di ambillah bola kasti yang bertengger di sebelahnya. Dia genggam erat itu bola biar pipisnya bisa dia tahan.
Waktu udah
genggamin itu bola, bayangan itu datang lagi. Dan saking takutnya matanya
bener-bener ia tutup. Tak lama kemudian di rasa bayangannya pergi, dia buka
matanya lagi dan betapa kagetnya bayangan putih tadi sudah ada di depan
wajahnya.
Tanpa basa-basi
lagi, bola kasti yang di genggamnya dia lempar ke muka tuh setan. Mendarat
sempurna di bagian hidung tuh hantu.
“ittai!!!”
teriak sang hantu. Dan suaranya itu sangat dikenal Hiroto. Suara yang sangat
menyebalkan buat Hiroto.
“Hiroto,
ittai!!”
Hiroto terdiam
mendengar suara yang tak asing baginya itu.
“Shou!?” serunya
tak percaya begitu lampu mulai menyala dan menghadirkan sosok Shou di depannya.
“kenapa
memukulku?!” omel Shou sambil memegang hidungnya yang sakit.
“aku tak tau
kalau yang barusan itu, kau Shou. Aku pikir...”
“kau pikir aku setan?” balas Shou
“kau pikir aku setan?” balas Shou
Dengan ekspresi takut bercampur malu, Hiroto mengiyakan ucapan Shou.
“hahaha... kau
ini penakut sekali..”
“jangan tertawa. Pasti kau yang bikin ini semua? Iya kan?! Ayo ngaku kamu!!”
“jangan tertawa. Pasti kau yang bikin ini semua? Iya kan?! Ayo ngaku kamu!!”
“haeh... iya iya
aku ngaku.. aku yang bikin lampu mati, mengunci pintu, dan menakut-nakutimu
barusan. Gomen...” ucapnya santai sementara Hiroto masih merengut setengah
takut.
“juga soal kamu
ngesot-ngesot di lantai! Jangan lupakan itu!” protes Hiroto
“ha? Ngesot?
Sejak tadi aku berdiri, berjalan dan sedikit berlari kecil. Aku tak pernah
ngesot, mpon..” sanggah Shou
“jangan bohong..
Aku mendengarnya dengan jelas!”
Shou hanya
menggeleng-gelengkan kepala dengan ekspresi yang meyakinkan. Jelas jika Shou
begini pasti ia berkata jujur. Hiroto menelan ludahnya dengan susah. Jantungnya
kembali berdetak cepat.
“kalau bukan
kamu, terus yang tadi itu siapa?”
DAG DIG DUG
*sesosok sunge
muncul dan melambaikan tangan dengan tampang innocencenya*
“KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA~~~~~~~~~~~~~~~~~~~”
Pingsanlah
mereka berdua di tempat.
Owari.. gaje? Ya, itulah saya