Title : Birthday or ???
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Pair : ShouXHiroto
Chapter: 1/1-OneShoot-
A/N : Special gift for Shou’s B’day, khukhukhu~~~. Dan sebenarnya ini adalah project ultahnya Shou tahun lalu (2012). Tapi karena banyaknya halangan yang melintang untuk membuat ending, maka sampai akhir bulan pun gak selesai-selesai. Dan jadilah fic ini dijadikan fic gift untuk tahun ini (2013). Pokoknya Shou, otanjoubi omedettou (。´_●`)ノ┌iiii┐ヾ(´○_`*).
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Pair : ShouXHiroto
Chapter: 1/1-OneShoot-
A/N : Special gift for Shou’s B’day, khukhukhu~~~. Dan sebenarnya ini adalah project ultahnya Shou tahun lalu (2012). Tapi karena banyaknya halangan yang melintang untuk membuat ending, maka sampai akhir bulan pun gak selesai-selesai. Dan jadilah fic ini dijadikan fic gift untuk tahun ini (2013). Pokoknya Shou, otanjoubi omedettou (。´_●`)ノ┌iiii┐ヾ(´○_`*).
Birthday or ???
v[NEU] - The 25th Century Love
v[NEU] - The 25th Century Love
Siang yang sama seperti hari-hari biasa.
Bosan dan lelah setelah dari pagi melakukan rutinitas yang itu-itu saja.
Berhadapan langsung dengan layar laptop, menulis sejumlah kalimat indah yang tergabung
hingga menjadi sebuah lagu, sampai ada yang berusaha kabur dalam sebuah rapat
karena saking bosannya, dan itu juga bisa diketahui dengan mudah oleh sang
drummer.
‘rapat’ kali ini benar-benar
membosankan, sampai-sampai Hiroto berniat kabur dari sana namun digagalkan Nao.
Bagaimana tidak, rapat yang seharusnya dihadiri sang vokalis sekaligus leader
itu mendadak tak menampakkan batang hidungnya sama sekali. Jelas hal itu yang
membuat Hiroto bosan karena di sana ia hanya mendengar ocehan Nao sang mantan
leader dan sepasang makhluk homo yang mengumbar kemesraan di depannya. Hiroto
benar-benar bosan.
Merasa terasingkan, Hiroto pun membuka ponselnya dan melihat akun twitternya. Recent twitt dengan orang-orang ‘aktif’ yang seperti biasanya. Followers dan beberapa staff di PS Company. Tapi pandangannya menjurus ke suatu twitt dengan nick milik Shou. Dalam hati Hiroto bingung, jelas-jelas Shou tidak ikut rapat hari ini bagaimana bisa dia mengatakan ‘aku sangat sibuk hari ini’.
“kalian tau ke mana Shou pergi tidak?” ucap Hiroto tiba-tiba. Menghentikan aktifitas ketiga orang yang sekarang melihat ke arah Hiroto semua.
Nao angkat
bicara “dia sedang sakit Hiroto. Masa’ kau tidak tau?”. Hiroto jadi menganga
dibuatnya.
“jadi itu ternyata
yang buat kamu ingin kabur dari sini” ucap Tora mengerti.
“aku mau ke apato Shou sekarang!” Hiroto bangkit dan mengambil jaket yang sedari tadi hanya ia letakkan di pinggir sofa. Ia bergegas dan pamit pada semua temannya walaupun belum mendapat persetujuan dari yang lain.
***
Lagi-lagi tidak dikunci. Apartemen sebesar ini kalau pintunya dibiarkan seperti pintu kamar Shou pasti langsung habis dirampok. Shou selalu ceroboh.
Hiroto masuk ke
sana, di ruang tengah juga tak nampak sosok Shou. Namun suara dari arah dapur
membawanya untuk mengecek keberadaan Shou di situ. Dan benar saja, Hiroto
melihat Shou tengah merebus air sambil menggigit sebuah apel hijau di tangan
kanannya.
“ngapain kamu?” Shou terlonjak kaget mendengar suara yang tiba-tiba muncul, ditambah sesosok makhluk kecil yang terlihat dari balik tembok dapurnya.
“kau mengagetkanku Hiroto. Justru aku yang bertanya, ngapain kamu di sini?”
Wajah Hiroto berubah kesal mendengar respon Shou tadi. “kau kenapa Hiroto? Kau sakit?”.
Segera Hiroto membalasnya,“kau yang sakit, bodoh!”
Shou mendengus pelan, meletakkan sisa apel ditangannya ke meja dan mendekati Hiroto. Ia membalikkan badan Hiroto dan mendorong punggungnya sampai menuju ke ruang tengah. Shou mendudukkan Hiroto tepat di sampingnya.
“duduklah dulu, dan ceritakan semuanya perlahan” ucap Shou lembut, masih memegangi bahu Hiroto.
“kata Nao kau
sakit?”
“iya. Aku memang sakit”
“tapi tadi aku lihat di twitter, kau menulis twitt kalau kau sangat sibuk hari ini. Padahal kau bahkan tidak ikut rapat bersama kami”
Shou tersenyum “itu juga memang aku yang menulisnya”
“iya. Aku memang sakit”
“tapi tadi aku lihat di twitter, kau menulis twitt kalau kau sangat sibuk hari ini. Padahal kau bahkan tidak ikut rapat bersama kami”
Shou tersenyum “itu juga memang aku yang menulisnya”
Hiroto
memerhatikan kedua mata Shou “lalu?”
“aku sakit, tapi sudah sembuh beberapa jam yang lalu. Dan sekarang aku sehat, benar kan?” Shou meraih telapak tangan Hiroto lalu ditempelkan di keningnya, sebagai pembuktian. “untuk twitt itu, aku baru saja beres-beres apartemen. Masih capek sih”
“sudah tau sakit
kenapa malah beres-beres?!” sebal Hiroto
“aku baik-baik saja, kok”
“tapi aku tak percaya!”
“tapi aku tak percaya!”
Helaan napas Shou bisa dirasakan Hiroto. Shou pun masuk kembali ke dapur meninggalkan Hiroto tanpa berbicara apapun. Dan Hiroto juga tak mau berkomentar.
Sebentar saja Shou
sudah kembali, dengan membawa sebotol Moet
and Chandon sisa tadi malam -yang merupakan pemberian Uruha-. “ini untukmu”
Shou menuangkannya untuk Hiroto.
Dirasa perasaannya agak tenang, Hiroto coba mengatakan feelnya hari ini “kenapa tak memberitahuku kalau sakit?”
“aku tak mau mengkhawatirkanmu hanya karena hal sepele ini”
“kau selalu begitu. Egois” Hiroto menegak seluruh birnya setelah puas mengeluarkan kata-kata itu.
“baiklah. Aku janji tak akan seperti itu lagi”
Dan Hiroto tak memperhatikan Shou. Pandangannya kabur, tubuhnya ia rebahkan di sofa dan tertidur. Faktanya Hiroto sangat lemah unuk minum sejenis bir seperti itu, walaupun hanya segelas kecil.
Shou membiarkan anak itu tetap terlelap namun ia mengubah posisinya agar Hiroto merasa nyaman. Ditambah sebuah selimut putih tebal milik Shou yang ia bentangkan tepat di atas tubuh Hiroto. Shou pun memberi ucapan manis sebelum ia pergi melanjutkan aktifitasnya lagi “sleep well, Hi-chan..”
***
Morning in July 5th ,,,
Shou berangkat pagi-pagi ke gedung management. Ia
nampak terburu-buru sambil terus memegang ponselnya sejak ia turun dari mobil
hingga sampai di depan ruangan mereka-Alice Nine-.
Semakin lama ia
di situ, Shou hanya mendapati Nao, Tora, dan Saga saja yang muncul. Hiroto tak
nampak walaupun hanya gigi kelincinya saja. Dan Shou juga ingin berbicara
dengan mereka bertiga itu, tanpa Hiroto.
Jam 2 siang, Shou berniat pulang serta merta meninggalkan ketiga rekannya yang masih setia berlama-lama di ruangan untuk sekedar mengetes instrumen mereka. Dan pada saat itulah, ketika Shou pulang, Hiroto muncul dan menemui makhluk yang tersisa di sana.
Hiroto ingin melakukan rencananya untuk ulang tahun Shou nanti malam.
***
Nao, Tora dan Saga
memasuki apartemen Shou diam-diam. Sementara Hiroto menunggunya di luar sambil
membawa kue ulang tahun untuk Shou. Rencana mereka sebenarnya sangat sederhana.
Nao, Tora dan Saga mengajak Shou jalan-jalan keluar agar Hiroto sukses
mempersiapkan kue beserta atribut ulang tahun di apartemen Shou. Dan sampai
saat ini, Hiroto sudah hampir menyelesaikan tugasnya di sana.
Mereka bertiga pun mengajak Shou ke pasar malam sekedar berbelanja barang yang sebagian tidak berguna untuk mereka. Tapi itu hanya manipulasi agar Shou mau berlama-lama di sana hingga Hiroto selesai ‘mendandani’ apartemen Shou.
“akhirnya selesai juga. Huft, cukup melelahkan” ucap Hiroto puas melihat hasil kreasinya merancang spanduk kecil bertuliskan ‘Happy Birthday Shou’ di dinding ruang tamu, meletakkan kue di meja dengan lilin tiga batang di atasnya. Tinggal mengirim pesan pada Nao agar Shou bisa pulang sekarang.
Baru menulis empat karakter, Hiroto mendadak dikagetkan dengan suara pintu yang dibuka dengan keras. Ia melihat Nao tergopoh-gopoh dengan nafas terburu-buru. Spontan Hiroto mendekatinya dan bertanya panik
“ada apa? Mana Shou?”
Nao kesulitan
mengatur nafas dan sulit untuk berbicara “Shou--, dia...”
“kenapa
dengannya? Jangan membuatku cemas Nao—“
Ia menelan ludah “..Shou kecelakaan!”
Ia menelan ludah “..Shou kecelakaan!”
Spontan Hiroto mematung. Semua kejutan untuk Shou jadi gagal. Ia benar-benar tak habis pikir. Hari yang seharusnya menjadi hari istimewa Shou, kenapa sekarang menjadi hari terburuk baginya.
“di mana dia sekarang? Kenapa bisa terjadi?!!” jerit Hiroto panik
“dia ingin
membelikanmu hadiah, tapi ia tak melihat jalan. Dan—“ Nao berusaha
mengatakannya sambil terus mengingat kejadian mengenaskan tadi “..dia di rumah
sakit” lanjutnya
“antarkan aku
sekarang!”
“tidak bisa!” potong Nao cepat
Dahi Hiroto mengerut “kenapa tidak bisa?!!”
“tidak bisa!” potong Nao cepat
Dahi Hiroto mengerut “kenapa tidak bisa?!!”
“dia—“
“kenapa?!”
“kenapa?!”
“sebaiknya kau
tetap di sini” ucap Nao menenangkan
“bagaimana bisa begitu?!!” teriaknya di depan Nao. Emosinya meluap, di saat seperti ini ia disuruh tenang. Hal yang mustahil bagi Hiroto, mengingat Shou adalah pacarnya sendiri.
“pokoknya kau
harus mengantarkanku! Atau aku akan memusuhimu!” bentak Hiroto
Tak ada pilihan lain, Nao pun mengantarnya ke sebuah rumah sakit dekat kota. Mereka tiba di ruangan yang cukup sepi, dan di sana sudah ada Tora dan Saga yang saling berpelukan. Lebih tepatnya Saga membenamkan dirinya di pelukan Tora, seperti menangis. Tepat di sebelahnya terdapat ranjang rumah sakit yang di atasnya terbentang kain putih dan terlihat sangat jelas kalau di balik kain itu ada seseorang di sana.
“Tora... Saga..., mana Shou?” ucap Hiroto sangat pelan
Tora yang masih
memeluk Saga tak berekspresi apapun. Hanya memandang lirih ke sebuah ranjang
berbalut kain itu.
“tidak mungkin. Kalian bercanda, kan?” Hiroto meyakinkan dirinya sendiri kalau yang di sana itu bukanlah Shou.
Ia berjalan pelan ke arah ranjang itu dan duduk di kursi yang sudah berada di pinggirnya. Dengan hati-hati Hiroto membuka kain yang menyelimuti sosok itu. Tak bisa dibendung lagi, air matanya meluncur deras begitu melihat wajah pucat Shou terbaring di sana.
Hiroto membenamkan wajahnya di tepi ranjang sambil menangis. “hiks, Shou—maafkan aku. Hiks, seharusnya tidak seperti ini..” ucapnya terisak “Aku yang merencanakan semuanya Shou, hik—“
Masih menyembunyikan wajahnya, Hiroto terus menerus meminta maaf pada Shou. Walau ia tahu Shou tak akan bisa mendengarnya.
“aku sangat
mencintaimu, Shou—aku, ingin kau tau itu”
Ucapan Hiroto
terhenti. Kata-katanya habis dan ia tak mampu lagi bersuara karena
tenggorokannya sudah serak.
“aku tau itu,
kok..”
Refleks Hiroto mengangkat kepalanya menghadap Shou. Dan mendapati makhluk yang ia tangisi tadi tengah tersenyum padanya, tanpa rasa sakit sedikitpun. Hiroto pun bertanya-tanya sendiri.
“Shou?!”
pekiknya
“apa kabar? Hihihi...” ucap Shou santai. Seolah-olah tak ada sesuatu yang terjadi.
“kenapa bisa
begini. Jelaskan padaku!”
Shou menyingkirkan kain yang sedari tadi membuatnya susah bernapas, dan duduk di ranjang itu menghadap Hiroto “sederhana saja. Mereka membantuku untuk mengerjaimu”
“jadi semuanya bohong?!!”
Keempat temannya
mengangguk dan tersenyum puas
Wajah Hiroto memerah seketika. Ia benar-benar malu, karena sejak tadi ia menangisi Shou sedangkan Shou sendiri dan yang lain menertawakannya. Raut wajah Hiroto pun mendadak kesal dan segera bangkit berniat pergi dari situ.
“kau mau ke mana?” tanya Shou yang menggenggam tangan Hiroto agar tak pergi
Hiroto menoleh dan tersenyum ‘setan’ pada Shou
“aku akan menghancurkan apartemenmu”
“NANI??!!!”
Shou segera memberi aba-aba pada Tora, Saga dan Nao
agar menghadang Hiroto di depan pintu, dan berhasil
Shou mendapatkan Hiroto nya and hugs him deeply. So deeply and he brought him into his paradise. Hiroto dapat merasakan sentuhan lembut dari bibir Shou yang menyentuh bibirnya. Suddenly, it made Hiroto calm and Shou knew Hiroto could apologize him.
“dasar Shou
bodoh!” ucap Hiroto memandang Shou yang tengah memeluknya. “aku memang bodoh,
tapi aku bodoh karena kau juga”
“ehm—“
“ada apa?! Kau
iri Nao?” ucap Shou meremehkan
“hei hei hei!!! Aku ini masih normal! Dan aku tak mau punya pacar yang sejenis denganku, seperti kalian ini. Huh!”
Tora dan Saga masih saling bermesraan walau itu di rumah sakit. Nao juga masih terbawa perasaan kesalnya pada Shou. Dan mari kita lihat dua sejoli yang kasmaran itu.
Shou dan Hiroto bergegas pergi dari ruangan rumah sakit. Mereka jauh tertinggal dari Nao dan Tora Saga. Keduanya masih membahas soal kejadian memalukan bagi Hiroto tadi.
“ini untukmu” Shou mengeluarkan sekotak kecil berwarna merah dari kantong celananya.
Hiroto mencoba
menerka-nerka isinya dengan mengguncangnya di udara “apa ini? Bom?”.
“bukan, bodoh. Lihat saja sendiri”
“bukan, bodoh. Lihat saja sendiri”
Ia membukanya
“bagaimana, suka tidak?” tanya Shou
“kau memberiku, kalung—lagi?” terdapat penekanan di kata terakhirnya itu
“lihatlah dulu. Bandulnya, lihat. Susah payah aku mencarikan ini untukmu” Shou memasang wajah kecewa
Hiroto
mengangkatnya dan terlihat sebuah kalung berbandul mahkota perak yang berkilau.
“aku sengaja
mencarikan yang ini”
Shou tersenyum “karena
ini juga simbol blog milikku, jadi aku ingin menyamakan apa yang ada padamu
menjadi sesuatu yang terpenting dalam hidupku..”
BLUSH
“dasar Shou
bodoh!”
“tapi kau suka kan?”
“tapi kau suka kan?”
Dan hari itu
mereka akhiri dengan Shou terus menggoda Hiroto sampai Hiroto tak kuat menahan
malunya sendiri. Satu hal yang
terlupakan Shou,
Hiroto
benar-benar akan menghancurkan apartemen Shou besok.
OWARI
Omake :
Setelah puas
menghancurkan apartemen Shou, Hiroto memberikan sebuah kado istimewa untuk Shou
yang ia letakkan di meja kamar Shou. Kotak yang tak terlalu besar dengan kartu
ucapan di atasnya.
“Otanjoubi Omedettou Shou-yann \(^0^)/. Gomen sudah
mengacaukan apartemenmu, karena ini balas dendamku yang kemarin! ”
Sekali lagi
omedettou,, abang Shou!!! Di usiamu yang makin mateng ini tetaplah jadi vokalis
arisu yang paling kakkoi!!! Dan jangan lupa konser tunggal di Indonesia kami
tunggu!!
No comments:
Post a Comment