Title: Little
Love
Author: Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Chapter: OneShot
Pairings: ShouXHiroto, ToraXSaga (slight)
Genre: Angst, Fluff
A/N: ini fic pendek dan gaje pemirsah.. Kasihanilah saya yang sebentar lagi akan menjalani Ospek paling menyeramkan di Fisip. Mohon dukungannya m(_ _)m
Author: Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Chapter: OneShot
Pairings: ShouXHiroto, ToraXSaga (slight)
Genre: Angst, Fluff
A/N: ini fic pendek dan gaje pemirsah.. Kasihanilah saya yang sebentar lagi akan menjalani Ospek paling menyeramkan di Fisip. Mohon dukungannya m(_ _)m
Little Love
The Corrs – All The Love in The World
The Corrs – All The Love in The World
Memindah jabatan seorang leader ke
seorang Shou adalah mungkin yang cukup rumit. Di satu sisi ia memang yang
mempunyai peranan penting di band, dan di sisi lain semua member harus ekstra
sabar jika Shou sudah kelelahan, bisa saja salah satu di antara mereka akan
menjadi ‘makanan empuk’ untuk ‘dilahap’ Shou mentah-mentah.
Mungkin juga hari itu adalah hari
kesialan Hiroto di mana semenjak Shou datang, ia selalu menjadi pelampiasan
Shou meluapkan amarahnya. Untuk yang pertama, Shou datang dan kebetulan ia
langsung bertemu Hiroto. Ia kemudian memasang wajah masam karena alasan sepele.
Shou terjebak macet dan saat menghubungi Hiroto, panggilannya sama sekali tak
dijawab. Dan alasan Hiroto kenapa tak menjawab panggilan Shou adalah karena
ponselnya tertinggal di aprtemen.
Dan kejadian baru saja ini adalah,
Hiroto sudah melakukan kesalahan berturut-turut sebanyak empat kali dalam
bermain melodi. Shou sudah kehilangan kesabaran dan tak tanggung-tanggung,
mikrofon yang ia pegang pun ia buang ke lantai dan memarahi lead guitarist itu.
“ada apa denganmu, Pon?! Nada bagianmu
saja sampai lupa!” alis Shou bertaut. Nada ucapannya sangat tinggi dan membuat
Hiroto takut.
“Shou-kun..maaf..”
“aku sudah lelah! Tolong lakukan yang
benar!”
Hiroto hanya bisa menggigit bibir
bawahnya dan tarikan nafasnya pun sudah terdengar mulai berair. Tora yang
melihat Hiroto akan mengeluarkan air mata itupun segera menghampiri anak itu
dan mengajaknya keluar.
Saga yang masih di dalam juga lebih
memilih keluar dengan sebelumnya melirik tajam ke arah Shou. Baginya ini sudah
kelewatan sampai memarahi Hiroto seperti itu. Sementara Nao yang tidak tahu menahu
kalau Hiroto menyukai Shou masih bisa mengajak Shou bercanda, dan sayangnya
berakhir dengan Nao yang juga ikut kena marah.
Tora mengajak Hiroto ke ruangan lain dan
membiarkan Hiroto menangis di dadanya. Tak lama Saga masuk ke ruangan dan
melihat pemandangan itu. Namun Tora memberi isyarat bahwa Saga tak perlu
cemburu karena hal ini. Anggap saja sebagai bagian dari konsultasi.
“Tora.. apa Shou tidak
menyukaiku..hiks..?” tanya Hiroto masih terisak.
Tora juga tak bisa memastikan isi hati Shou apakah dia menyukai Hiroto atau tidak. Tapi yang jelas ia tak mungkin mematahkan semangat Hiroto untuk tetap mencintai sang vokalis.
“Shou itu tidak bisa ditebak. Kadang dia sulit menentukan pilihan. Jadi, teruslah berusaha mendapatkan cintanya” Tora mengusap pelan bahu Hiroto.
Tora juga tak bisa memastikan isi hati Shou apakah dia menyukai Hiroto atau tidak. Tapi yang jelas ia tak mungkin mematahkan semangat Hiroto untuk tetap mencintai sang vokalis.
“Shou itu tidak bisa ditebak. Kadang dia sulit menentukan pilihan. Jadi, teruslah berusaha mendapatkan cintanya” Tora mengusap pelan bahu Hiroto.
“kau tau kan kalau Shou sedang lelah dia
bisa saja berbuat seperti itu. Jangan diambil hati, Pon” Saga ikut menenangkan
Hiroto.
“tapi kalau Shou memang tidak menyukaiku
bagaimana Sagacchi?” Hiroto makin pesimis.
“aku menyukaimu kok, Pon”
Suara Shou tiba-tiba saja muncul dari
arah pintu. Dengan ekspresi yang 180 derajat berbeda dari yang tadi. Lebih
manis dan lebih tersenyum tulus. Berhasil membuat Hiroto melongo dengan wajah
yang sudah memerah karena malu.
“maaf ya sudah memarahimu. Aku kehilangan
kendali tadi” Shou beranjak ke arah Hiroto dan menarik anak itu ke dalam
pelukannya. Hiroto pun membalas dengan memeluknya lebih erat.
“Shou-kun jangan marah-marah lagi, aku
takut..”
Shou jadi merasa bersalah atas
perlakuannya tadi. “baiklah, kalau Pon yang minta”
“beritahu yang jelas Shou. Kau
mencintainya juga tidak?” Hiroto menyikut pelan perut Tora. Jelas dia malu, di
depan Shou Tora berbicara begitu.
Shou menatap pria kecil yang masih
memeluknya itu, menatap lurus ke arah matanya dan tersenyum manis. “aku
mencintaimu, Pon”. “..suki suki suki suki..” lanjutnya yang makin membuat
Hiroto tak sanggup mendengarnya lebih lanjut lagi karena merasa senang.
“kalian tak keberatan kan meninggalkan
kami di sini?” ucap Shou yang penekanan ucapannya menyuruh Tora dan Saga segera
pergi. Tanpa menunggu Shou berubah menjadi ganas, mereka pun menurut.
“nah, Pon.. sebagai hukuman karena sudah
membuat kesalahan selama latihan,, kamu harus nurut ya..”
Mendadak Hiroto merasa akan ada sesuatu
yang buruk menimpanya. Oh, apakah itu?
Dengan cepat Shou sudah membawa Hiroto
ke daerah kekuasaannya dan mencium anak itu membabi buta. Inilah hukuman untuk
Hiroto yang sudah membuat Shou hampir gila. Bila dirasakan, ini bukanlah
hukuman berat, yah mungkin justru menjadi hukuman paling membahagiakan untuk
Hiroto.
Owari