⎾無条件幸福論⏌
Anata ijou no hito ga ita to shitemo
Atashi wa anata o aisu no desho
Dakara koso wagamama wa mou iwanai kara
Sore jaa koko de bye bye…
__SuG__
Title
: Forgive me, my babe
~end~
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom : Alice Nine, ViViD
Pairs : SagaXHiroto, ToraXNao, SagaXIV, ShouXHiroto
Genre : Romance, Friendship, Heartache, YAOI
Chapter : 4/4
Summary : ‘apa yang kau lakukan pada boneka milikku, Saga?’
Songs : Kousai, 9th Revolver, Waterfall, Gemini II-the luv-
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom : Alice Nine, ViViD
Pairs : SagaXHiroto, ToraXNao, SagaXIV, ShouXHiroto
Genre : Romance, Friendship, Heartache, YAOI
Chapter : 4/4
Summary : ‘apa yang kau lakukan pada boneka milikku, Saga?’
Songs : Kousai, 9th Revolver, Waterfall, Gemini II-the luv-
***
~Kousai~
Nakushitakunai mono niji mo
shikisai ya kimi wo tsukuru subete…
Hari
ini Shou berrencana menjemput Hiroto di rumah untuk berangkat bersama ke
sekolah, dan itu disambut baik Hiroto. Pagi itu Shou mengendarai motor
miliknya, ia tiba di rumah Hiroto dan menunggunya di depan rumah. Mendengar
bunyi klakson motor Shou, Hiroto langsung cepat-cepat berpamitan kepada ibunya
dan segera menghampiri Shou yang sudah menunggunya. Hiroto pun mengambil posisi
senyaman mungkin untuk bisa dibonceng Shou. Eratnya pelukan Hiroto begitu
terasa di pinggang Shou, ia sangat senang dengan keadaannya saat ini.
“Pon,
ayo turun.. sudah sampai”
“gak
mau, aku mau dibonceng Shou lagi. Hihihi”
“ada-ada
aja, ayo sekarang turun. Nanti pulangan kubonceng lagi”
Hiroto
hanya bisa tertunduk malu, menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah
Begitu
mereka menginjakkan kaki di kelas secara bersamaan, Nao yang berada di situ
langsung meneriaki mereka
“Suit,
suit, gandengan terus…” goda Nao
“apaan
sih,, malu tau dilihat yang lain” Shou langsung bersikap sewajarnya dan mencoba
menghentikan Nao agar diam
“iya,
iya,.. aku iri deh lihat kalian berdua, mesra banget. Baru jadian ya?” Nao
bicara ceplas ceplos
“menurutmu?”
“menurutmu?”
“uhh,,
so sweet..”
Mereka yang masih berbincang di pintu kelas tak menyadari kehadiran Saga dan IV di belakang mereka
“Shou, kita minggir sedikit. Ada yang mau lewat” Hiroto coba menghindari Saga, ia tak ingin menatap mata Saga secara langsung
“oh,
iya”
Saga kali itu juga tak bisa banyak bicara, melihat Hiroto bersama Shou walaupun di situ juga ada Nao. Ia langsung masuk dan duduk di kursinya
***
“hei
Saga, ayo gabung di sini… kita ngobrol-ngobrol” tawar Nao yang sama sekali tak
tau dengan permasalahan antara Saga dan Hiroto
“makasih,
Nao. Tenggorokanku sedang sakit, jadi tak banyak bicara sekarang” tolak Saga
sopan, padahal ia tak sakit sama sekali
“oh
ya udah”
“Nao-san,
Tora mana? Tak biasanya ia datang terlambat. Apa mungkin sakit?” tanya Hiroto
mengalihkan perhatian
“iya,
hari ini ia tak masuk. Dia sakit, hernia-nya kambuh”
“trus sekarang dia di rumah sakit?” Shou bertanya khawatir
“trus sekarang dia di rumah sakit?” Shou bertanya khawatir
“iya”
Nao memaksakan bibirnya untuk tersenyum, tapi ia sangat sedih
“yang sabar ya, Nao-san. Nanti kita ke rumah sakit jenguk Tora”
“makasih
teman-teman,..”
“douita ^^”
“douita ^^”
Bel masuk kelas pun berbunyi, mereka langsung menuju kursi masing-masing. Bersiap memulai pelajaran hari itu
***
“hei,
Tora sudah bangun. Lihat deh” Nao melambaikan tangannya agar Hiroto dan Shou
mendekatinya, melihat Tora yang terbaring lemah di kasur pesakitan telah
membuka matanya perlahan
“Tora
kalau keak gini, macannya gak kelihatan ya?” celetuk Hiroto
“kalian
ini bagaimana, teman sendiri lagi sakit malah dilihat ekspresinya. Bukan nanya
keadaannya? Huft” Shou Cuma geleng-geleng kepala
“hehe,
maaf. Tora, keadaanmu bagaimana sekarang?” Nao mencoba memegang tangan Tora
apakah dingin atau hangat
“yah, begitulah…masih seperti ini, harus diinfus” jawabnya sedikit serak dan membuat Nao makin simpati
“sampai
berapa lama kau terus di sini? Sehari tanpamu, rasanya setahun kau tak
bersamaku..”
“maaf, Nao.. tapi kata dokter aku harus dapat perawatan lebih intensif di sini. Mungkin sekitar dua minggu ke depan aku bisa keluar dari sini” lagi-lagi suara Tora hampir tak terdengar, karena memang hernia membuat leher sampai ujung kakinya menjadi lumpuh
“tapi
kau janji akan sembuh”
“iya..”
“iya..”
Suara derap langkah seseorang dari luar yang seperti berlari membuat mereka agak kaget. Dan beberapa saat, pintu kamar rumah sakit terbuka dengan cepat
“Saga?” hampir bersamaan mereka mengucapkan nama itu, Saga seperti habis berlari. Dengan nafas terengah-engah ia buru-buru mengucapkan ‘semoga cepat sembuh’ pada Tora dan membawa Hiroto dari situ tanpa sepatah kata lagi yang ia ucapkan
“HEI,
SAGA!! Kau mau bawa Pon kemana?” Shou sangat tidak suka dengan sikap Saga yang
seenaknya, ia berteriak hampir menarik pergelangan Hiroto yang satunya namun
dapat dicegah Saga
“aku
baik-baik saja Shou.. “ dari kejauhan Hiroto meyakinkan Shou
‘apa
yang kau lakukan pada boneka milikku, Saga?’ batin Shou khawatir
Saga
membawa Hiroto ke sebuah ruangan rumah sakit yang sepertinya Saga sudah hafal
sekali dengan area rumah sakit itu
“kau
mau apa?!” ucap Hiroto setengah berteriak
“aku ingin penjelasan berarti darimu”
“aku ingin penjelasan berarti darimu”
“penjelasan
apa?! Aku gak ada hubungan apa-apa denganmu!! Jadi tolong biarkan aku pergi!”
“Pon,
dengarkan aku! Aku ingin kau jujur padaku, selama ini kau suka padaku atau
tidak?”
“apa
hubungannya denganmu?!”
“KARENA
AKU MENCINTAIMU!!”
DEG
“Pon, aku gak mau terus-terusan kau memusuhiku. Aku tak bisa tanpamu Pon, kau tau itu kan?”
Hiroto
berdiri mematung, memunculkan wajah tanpa ekspresi. Ia membelakangi Saga karena
tak sanggup melihat matanya, hingga sebuah butiran air meleleh dari ujung
matanya tanpa ia sadari
“Pon,
aku sudah tak ada hubungan apa-apa lagi dengan IV. Karena ku tahu, kau akan
membenciku”
“hiks..hiks”
“air
matamu terlalu berharga, simpan saja air matamu untuk orang yang kau cintai.
Aku tak pantas melihatmu menangis”
“SUDAH CUKUP!! KAU PUAS TERUS MEMBUATKU MENANGIS SEPERTI INI!! IYA??!!” Hiroto ternyata sudah muak dengan permainan Saga, ia berteriak sekencang mungkin tapi tetap saja ia pejamkan kedua matanya
“…”
“AKU
LEBIH MENCINTAI SHOU DARIPADA KAU!!!” Hiroto berteriak lagi dengan tangannya
menunjuk ke arah Saga, meluapkan segala emosi dan perasaannya
“Pon,
kau..” jantung Saga mendadak seperti berhenti, ia benar-benar shock dengan
ucapan Hiroto
“kita
Cuma teman, gak lebih!!”
“aku
tak bermaksud…”
“aku mau pulang!” potong Hiroto
“aku mau pulang!” potong Hiroto
“maafkan
aku Pon,,”
‘Shou, kenapa jadi seperti ini?’ ucap Hiroto dalam hati. Masih dalam tangisannya, ia meninggalkan Saga di tempat sepi itu
Di
kamar rumah sakit tempat Tora dirawat
“Shou…
aku mau pulang..” Hiroto tiba-tiba muncul dari pintu luar dan hampir berlari
lalu memeluk Shou
“Pon,
kau dari mana? Kenapa kau menangis lagi? Apa yang Saga lakukan padamu” Shou
langsung mengecek Hiroto, tau-tau ia melihat mata Hiroto sudah basah
“sudah
Shou, aku mau pulang sekarang” paksa Hiroto
“iya iya.. teman-teman, kami pulang duluan ya. Cepat sembuh Tora..” Shou menuruti Hiroto untuk pulang, namun ia masih bertanya-tanya mengapa Hiroto jadi seperti itu. Apa yang dilakukan Saga padanya.
“iya iya.. teman-teman, kami pulang duluan ya. Cepat sembuh Tora..” Shou menuruti Hiroto untuk pulang, namun ia masih bertanya-tanya mengapa Hiroto jadi seperti itu. Apa yang dilakukan Saga padanya.
***
Shou
mengantar Hiroto pulang dan sengaja ia akan bertanya soal yang tadi pada Hiroto
“ada
apa lagi denganmu?” Shou langsung duduk di kasur kamar tidur tepat sebelah
Hiroto
Hiroto
menggelengkan kepalanya
“kalau
tak mau cerita padaku ya sudah, aku pulang ya”
“ah, jangan..” Hiroto menarik tangan Shou yang sudah beranjak dari kasurnya
“mau cerita tidak?”
“iya, aku akan cerita semuanya..”
“soal Saga, kan?”
“ya, tadi dia membawaku ke tempat sepi di pojok rumah sakit. Lalu ia memintaku penjelasan”
“penjelasan apa?” Shou sangat antusias“apakah aku mencintainya atau tidak, lalu kujawab tidak. Karena aku lebih mencintaimu Shou..”
“kau ini.. you will love me and me too. I love you for the past, present and the future”
“jangan pergi ya, aku ingin kau selalu di sini” Hiroto menarik tangan Shou perlahan dan meletakkannya di dadanya
“walaupun ragaku nanti tak bersamamu, tapi jiwaku akan selalu ada di sini. Tepat di hatimu”
“ah, jangan..” Hiroto menarik tangan Shou yang sudah beranjak dari kasurnya
“mau cerita tidak?”
“iya, aku akan cerita semuanya..”
“soal Saga, kan?”
“ya, tadi dia membawaku ke tempat sepi di pojok rumah sakit. Lalu ia memintaku penjelasan”
“penjelasan apa?” Shou sangat antusias“apakah aku mencintainya atau tidak, lalu kujawab tidak. Karena aku lebih mencintaimu Shou..”
“kau ini.. you will love me and me too. I love you for the past, present and the future”
“jangan pergi ya, aku ingin kau selalu di sini” Hiroto menarik tangan Shou perlahan dan meletakkannya di dadanya
“walaupun ragaku nanti tak bersamamu, tapi jiwaku akan selalu ada di sini. Tepat di hatimu”
Hiroto
pun memeluk Shou dengan erat, ia bisa merasakan BVLGARI BLACK yang dipakai
Shou, namun wangi asli tubuh Shou begitu kentara. Ia sangat nyaman dipelukan
Shou, berharap tak ada lagi orang yang mengganggu mereka. Hingga kedua anak
adam itu menenggelamkan dirinya masing-masing di sebuah kasur king size milik Hiroto.
Menikmati suasana dengan hujan yang turun tiba-tiba, mereka tak peduli akan apa
yang terjadi dengannya nanti. Karena sebuah cinta sejati telah mereka dapatkan
walau harus membuang perasaan cinta pada orang lain, yang semua orang selalu menyebutnya
dengan ‘Pengorbanan hati’
“Aishiteru,
kokoro kara”
__OWARI__
p.s
: :saiia bikin nui fanfic, pake hati, cinta dan perasaan terhadap kakang-ku
tersayang, siapa lagi kalau bukan Mponkuh terchintha… tapi kalo ada yg bilang
gag jelas, yaaa….. T^T,,,. jangan gitu donkkk… tega
amadt. Walao akhirnya rada” gantung, tapi gw seneng ShouPon akhirnya hepi
ending. Jangan tanya IV terakhir ceritanya keak apa ya,, sebenarnya,IV gw culik
buadt dijadiin koleksi kamar gw.. hahaha..*dikeroyok sama pens-pensnya IV* en
satu lagi di sini ketauan kalo Saga itu maruk!!!