⎾無条件幸福論⏌
Anata ijou no hito ga ita to shitemo
Atashi wa anata o aisu no desho
Dakara koso wagamama wa mou iwanai kara
Sore jaa koko de bye bye…
__SuG__
Title :
Forgive me, my babe
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom : Alice Nine, ViViD
Pairs : SagaXHiroto, ToraXNao, SagaXIV, ShouXHiroto
Genre : Romance, Friendship, Heartache, YAOI
Chapter : ¼
Summary : “menurutmu Saga kenapa? Aku khawatir” Hiroto sangat takut dan benar-benar tidak ingin kehilangan Saga
Mood : Ga jelas moodnya apaan *dilempar sandal*
Songs : Kousai, 9th Revolver, Waterfall, Gemini II-the luv-
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom : Alice Nine, ViViD
Pairs : SagaXHiroto, ToraXNao, SagaXIV, ShouXHiroto
Genre : Romance, Friendship, Heartache, YAOI
Chapter : ¼
Summary : “menurutmu Saga kenapa? Aku khawatir” Hiroto sangat takut dan benar-benar tidak ingin kehilangan Saga
Mood : Ga jelas moodnya apaan *dilempar sandal*
Songs : Kousai, 9th Revolver, Waterfall, Gemini II-the luv-
***
~Gemini-II-the luv~
Kobore ochita shizukure
mita
Towa no tochiru me wa
sora shiwa shinai
Toumenai sono kimi no
egao ga
Kokoro no soko ni kienai
honou tsuketa mama
07.00
TENG
“selamat pagi
semuanya” ucap Gakuto-sensei yang datang ke kelas 3-A dimana seluruh member
band indie kota Alice Nine bersekolah
“pagi sensei”
murid-murid pun menjawab kompak
Di saat Gakuto
–sensei sedang menulis di papan tulis, sebuah kejadian menarik terjadi di
tengah keseriusan murid lain dalam belajar
“ah,
membosankan. Pelajaran matematika yang paling kubenci!! Lebih baik makan saja dulu”
Hiroto yang merupakan leader gitaris itupun mencoba makan bekalnya secara
diam-diam, dan untuk mengelabui sensei ia sengaja menutupi dengan buku besarnya
“nyam,
nyam,enak. Nao-san mau tidak?” tawar hiroto mencoba mengalihkan perhatian sang
drummer yang sedari tadi sibuk dengan pulpen , buku catatan dan kacamatanya
“tidak usah,Pon.
Makasih. Kamu gak nyatet?”
“males!! Aku gak
suka pelajaran ini” jawabnya ketus dan langsung berbalik arah ke belakang
menuju tempat duduk Saga
“Saga..” ucapan
Hiroto terhenti sejenak karena melihat saga sedang tertidur pulas di mejanya,
dan ia tak tega untuk membangunkannya. Lalu ia mencoba menawari makanannya
kepada Tora, namun ia urungkan niatnya lagi karena Tora sedang asyik membaca
majalah porno di pojok kelas
‘Tora ini bodoh
atau apa, jam pelajaran malah baca yang begituan. Mending-mending kalau jam
istirahat.. Tora payah’ ucap Hiroto dalam hati
Sekarang mata
hiroto melirik ke arah Shou dan menemukannya sedang melamun sambil memandangi
ke arah luar jendela kelas
“yaahh,, Shou
malah ngelamun, pasti mikirin yang jorok-jorok” Hiroto hanya bisa tertawa
melihat tingkah teman-temannya yang aneh-aneh
mendengar ada
suara riuh, Gakuto-sensei pun menoleh ke belakang dan melihat empat murid di
kelasnya tidak menghargai pelajarannya
DUAGH DUAGH
DUAGH DUAGH
Buku milik Gakuto-sensei pun melayang ke arah kepala mereka berempat, sampai-sampai sang Vokalis hampir tersungkur ke lantai, Hiroto tersedak makanannya, Tora hanya pasrah mendapat pukulan keras ke kepalanya, dan Saga memasang wajah innocent dan ia baru sadar kalau ia bersama ketiga temannya harus berdiri di koridor sampai jam pelajaran pertama selesai
“uh, aku masih lapar…” gerutu Hiroto dengan mimik mukanya yang polos itu
“kamu sih, nekat
makan di jamnya dia” Saga mengomeli pelan sambil mengelus rambut hiroto dengan
lembut dan itu membuat Hiroto hanya bisa tersipu malu
“BTW, Cuma Nao aja yang gak kena hukum. Tuh anak rajin banget belajar, matematika pula..” Shou pun angkat bicara
“iya nih,
Tora-kun kok gak pinter-pinter kayak Nao-san sih? Padahal kan kau pacarnya,
kenapa bisa begitu?” Tanya Hiroto masih dengan kepolosannya
“hush, Pon!!”
Sergah Saga
“oi,oi,oi, terus kenapa kalau aku gak pinter-pinter. Dia aja yang pacarku gak repot” Tora mulai tidak suka dengan maksud Hiroto itu
“ok,ok. Gimana kalau kita besok belajar bareng aja. Mau gak?” Tawar Hiroto yang mengejutkan semuanya
“hah?apa sempat?
Lusa kita harus datang ke acara band Indie se-Jepang, kau lupa?” Shou sedikit
agak kesal karena saat itu ia sedang emosi
“oh no!! aku bener-bener
gak inget,, gomen..”
“kita besok ke rumahnya Nao aja, sekali-kali kita senengin dia” usul Tora
“berarti selama
ini kau belum pernah buat senang pacarmu sendiri Tora-kun??” celetuk Hiroto
“PON, kuhajar kamu!!”
“hehehe..gomen
:-P”
“baiklah aku setuju,
gimana Shou?” ucap Saga
“ya deh. Aku ikut” Jawab Shou mengiyakan setengah tidak yakin
Waktu mereka berdiri di koridor pun akhirnya selesai, dan mereka melanjutkan aktivitasnya masing-masing terkecuali Shou. Ia hanya duduk-duduk melamun di dekat jendela, entah hal apa yang sedang ia pikirkan
‘kenapa ia lupa
kalau lusa itu hari ulang tahunku?’ Shou berucap dalam hati sambil ia memainkan
kedua jari telunjukknya satu sama lain
‘mungkin ia
masih sedikit ingat lusa itu kami harus nge-band, tapi….’
“ah, sudahlah”
ucap Shou mengakhiri pikiran dan membuyarkan lamunannya, berusaha melupakan
kejadian tadi. Sementara itu di sisi lain Tora sedang berbincang-bincang dengan
Nao di atap sekolah
“Nao, besok kami berempat mau kerumahmu, buat belajar bersama. Kamu gak keberatan kan?”sambil
memainkan headphone yang ia lingkarkan di lehernya, ia mengawali pembicaraan itu
“eh?? Kok tumben? Biasanya kamu kan gak suka dengan hal-hal yang begituan” Nao agak sedikit kaget dengan tawaran Tora padanya,sampai-sampai ia menutup buku Soal Ujian Negara yang dibacanya dengan keras
“kok gitu sih?
Kami kan mau pinter keak kamu,, terus boleh gak?”
“ya boleh dong, rencananya mau belajar apa?”
“matematika”
“matematika
aja?”
“iya.. soalnya
kami gak ada yang paham sama yang diajarin Gakuto-sensei. Kamu ngerti kan?”
“baiklah, besok
aku tunggu di rumah”
TEENGG
“eh udah bel tuh, masuk yuk” Tora pun beranjak dari lantai dan meraih tangan Nao agar ikut dengannya
“iya, Tora-chan”
Nao pun hanya menundukkan kepalanya dan mulai terlihat semburat merah muncul
dari kedua pipi chubby-nya
***
“Saga,
akhir-akhir ini kok kamu kelihatannya capek sekali. Kamu kurang tidur?” tanya
Hiroto ingin tahu
“masa’ sih? Hey,
Pon, kau ini perhatian sekali sih. Terus kau mau apa?”
“oh.. aku Cuma tidak mau kamu atau salah satu member kita sakit saat lusa nanti. Karena itu merupakan hari bersejarah buat kita, dan kita bisa memulai karier kita dari situ. Begitu.. bukan yang-macam-macam”
“hahaha, kau ini
tak pernah berubah dari SMP”
“memangnya aku
seperti apa dimatamu?”
“Cerewet”
“huh, masa’ aku
cerewet? Trus yang lainnya?”
“hemmm, apa ya? Kau ini lucu, polos, hiperaktif, rasa ingin tahumu besar, dan kau lebih mirip seperti anak umur tiga tahun yang merengek meminta permen jika aku menyuekimu selama sehari. Hahaha”
“unngg..” Hiroto tertunduk malu
“tuh kan, kau
terlihat lucu kalau seperti itu”
“apakah aku sahabat baikmu,Saga?”
“yaiyalah, kau adalah sahabat baik yang pernah kumiliki. Dan aku tak akan melepaskanmu begitu saja, karena kau sahabat yang paling bisa mengertiku di saat susah”
‘hanya itu? aku
ingin lebih dari sekedar sahabat baik, Saga? Kenapa kau tidak pernah
menyadarinya’ Hiroto tertunduk lesu mendengar perkataan Saga barusan
“kenapa, Pon? Kok langsung lesu begitu? Memangnya ucapanku ada yang salah?”
“eng, nggak kok.BTW, besok jangan lupa ya.. kita belajar bareng.. dagg, aku ke kelas dulu. Bye”
“daag”
***
“hei, Saga.. kau telat dua puluh menit” ucap Hiroto spontan melihat pintu rumah Nao terbuka tiba-tiba dengan sesosok Saga yang berada di seberangnya
“kami di sini
sudah dapat poin-poin penting dari Nao-san. Hei kau kenapa?” kini Shou yang
bertanya
“ah, maafkan aku
semuanya. Tidak ada hal yang aneh kok.. ok, semuanya udah sampai mana?aku masih
bisa ikut kan?” Saga berbicara terengah-engah seakan habis berlari dikejar
anjing dan membuat Nao kali ini yang bertanya
“oi,oi, kenapa
kau bicaranya seperti itu.. habis lari marathon?”
“no, aku
baik-baik saja” Saga Cuma bisa berbohong, menggeleng bahwa ia baik-baik saja
“ok, kita lanjutkan tentang rumus yang ini, sebelumnya siapa dari kalian yang bisa mengerjakan soal dengan rumus ini?” Nao pun akhirnya mengalihkan pembicaraan
“emm,, aku coba ya..” kali ini Tora tidak bertele-tele dan langsung menerima tawaran Nao untuk mengerjakan soal itu, namun tampak jelas sekali Saga tidak memperhatikan apa yang dijelaskan Nao maupun soal yang yang dikerjakan Tora
“Saga, kau
sakit?” Hiroto yang berada tepat di sebelah Saga pun bertanya khawatir karena ternyata
ia tak bisa membohongi perasaannya pada Saga, ia sangat memperhatikan Saga
“tidak, teman-teman maafkan aku. Aku harus pulang sekarang, dan terima kasih Nao sudah mengajariku. Sampai besok. Jaa mata ne” Saga tidak menjawab pertanyaan yang mungkin sangat penting bagi Hiroto, dan ia langsung mengenakan jaket dan pulang.
“menurutmu Saga
kenapa? Aku khawatir” Hiroto sangat takut dan benar-benar tidak ingin
kehilangan Saga
“…” semua hanya bisa menggeleng, tak tahu sebabnya
At Saga’s ride
“aku akan
memutar arah, aku benar-benar tak bisa melupakannya. Aku ingin menemuinya” dan
Saga pun berbalik arah menuju ke bandara Narita, entah untuk apa
~flashback~
Saga’s POV
TURT TURT
“sms dari siapa ya?” setelah selesai mandi aku pun mendengar bunyi ketaiku, dan menebak-nebak siapa yang mengirimiku pesan singkat.
“mungkin Hiroto”
jawabku asal tanpa melihat siapa pengirimnya, namun aku salah. Bukan dari
teman-teman atau keluargaku, melainkan seseorang yang sudah lama hilang dariku
kini muncul kembali dengan sebuah pesan yang mengejutkan
Aku shock
melihat kata-kata yang ia tuliskan, sederhana namun mengandung arti tersendiri
untukku
‘kenapa dia
datang lagi kesini? Aku sudah benar-benar ingin melupakannya, arrgh.. kenapa
dia muncul lagi…’ ketai yang ku genggam langsung ku buang ke kasur melihat
adanya sebuah pesan singkat dari seseorang yang sekarang berusaha kulupakan
yang kini muncul kembali. Memang benar dulu aku sangat mencintainya, tapi
sekarang…, dan kenapa setiap aku ingat dia aku selalu ingin bersamanya.. dia
memang racun hidupku…
“sekarang aku harus pergi ke rumah Nao, kalau tidak datang aku pasti jadi bulan-bulanan mereka, tapi..”
Bagian kecil dalam hatiku ini memintaku untuk
menjemputnya di bandara sesuai dengan permintaan dari pesan singkat itu.. aku
bingung…
‘Aku tak akan mengecewakan teman-teman. Aku harus bersama yang lain dulu walau sebentar’
~end of flashback~
TBC
No comments:
Post a Comment