⎾無条件幸福論⏌
Anata ijou no hito ga ita to shitemo
Atashi wa anata o aisu no desho
Dakara koso wagamama wa mou iwanai kara
Sore jaa koko de bye bye…
__SuG__
Title : Forgive me, my babe
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom : Alice Nine, ViViD
Pairs : SagaXHiroto, ToraXNao, SagaXIV, ShouXHiroto
Genre : Romance, Friendship, Heartache, YAOI
Chapter : 2/4
Summary : Saga menuturkan kata keramat itu dan membuat Hiroto bagaikan merasa tertancap pisau di jantungnya.
Songs : Kousai, 9th Revolver, Waterfall, Gemini II-the luv-
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom : Alice Nine, ViViD
Pairs : SagaXHiroto, ToraXNao, SagaXIV, ShouXHiroto
Genre : Romance, Friendship, Heartache, YAOI
Chapter : 2/4
Summary : Saga menuturkan kata keramat itu dan membuat Hiroto bagaikan merasa tertancap pisau di jantungnya.
Songs : Kousai, 9th Revolver, Waterfall, Gemini II-the luv-
***
~9th Revolver~
I call out myself,
nozonda ketsumatsu e
Now let’s run away oh,
togheter
Before the sin, kimi e..
“kau sekarang
berada di mana, aku sudah di bandara” Saga yang sore itu sudah berada di
bandara melihat kesana kemari untuk mencari sambil menelepon teman lamanya itu
...“aku masih di
antrian mau keluar, nanti kalau aku sudah stay baru kutelepon. Daagg”… jawabnya
dengan nada santai, seakan tidak peduli dengan ekspresi Saga yang mendengarnya
“anak ini, bikin
sebal saja. Dan kenapa aku bisa pacaran sama anak kecil ini. Takdir” dan karena
lelah, ia pun duduk bersandar di sebuah bangku memanjang yang berada di sebelah
tempat para penumpang yang baru turun dari pesawat
‘and cry with love, wasureteru hazusa….’ lagu nada dering white prayer pun
berbunyi, tanda teman Saga itu meneleponnya
“kau di mana?!” dengan nada kesal dan mendengus Saga berusaha bicara, walau ia sangat malas untuk bicara
“tepat di belakangmu”
Suara itu mengagetkan Saga hingga terlonjak dari bangku, ia melihat temannya kali ini sangat berbeda dari yang terakhir kali mereka berpisah, rambut pirang dengan list biru muda memanjang membuat orang itu memiliki style yang hebat. Cara berpakaiannya yang agak ketat berwarna merah namun sederhana cocok sekali dengan postur tubuhnya yang bisa dikatakan mungil, setara dengan Hiroto
“IV, ini kamu
beneran?” Saga melongo tak percaya
dengan apa yang saat itu dilihatnya
“ya, ini aku..
IV, pacar kamu..kau lupa?” ucapan orang yang bernama IV itu menyadarkan Saga
bahwa ia tak itu adalah IV pacar Saga sewaktu mereka SD
“kamu beda
banget, aku hampir tak mengenalimu” Saga tersenyum simpul melihat tingkah IV
yang tak berbeda dari yang dulu
“What? Humh,,
it’s never mind for me. And do you still love me my hunny, don’t you?” IV
memeluk erat Saga
“yeah,” ucapnya tak yakin
“kenapa kau tak bersemangat begitu, kau tak suka padaku lagi ya? Apa aku mengganggumu?”
“no, not like
that! You still my hunny. I Love you IV-chan”
“ I love you
too, Sachi..” IV dan Saga saling bergandengan tangan dengan erat dan beranjak
pulang, mereka tak peduli dengan orang-orang disekitar yang melihatnya
***
At Saga’s ride
“Sachi, mulai besok aku sudah bisa sekolah di sekolahmu. Kata mama, aku sudah ditempatkan di kelas bersamamu. Sachi seneng gak?”
“ha? Besok,
hahaha, iya aku senang kok. Tapi aku dan anak-anak satu band gak bisa ikut
pelajaran besok, soalnya kami mau nge-band di acara band Indie se-Jepang di
Shibuya. Maaf aku gak bisa nemenin kamu besok,
tapi lusa kami sudah bisa masuk kok. Nanti aku ajak kamu keliling
sekolah plus kenalan sama teman di
bandku” ucap Saga menenangkan kekecewaan IV
“iya deh, semangat ya buat besok. Ganbatte Sachi”
senyuman IV membuat Saga tak bisa berusaha melupakan anak itu.
‘dia lebih mirip Hiroto. Ah, kenapa tiba-tiba aku jadi ingat Hiroto? Ada apa denganku?’
Saga merilekskan pegangan kemudi mobilnya itu agar tak capek, ia lajukan mobilnya supaya bisa cepat-cepat mengantar IV pulang ke rumahnya yang di Jepang. Suasana sudah gelap dan Saga masih teringat pada Hiroto yang selalu memerhatikannya. Apakah ia mulai menaruh perasaan pada Hiroto, sang sahabat terbaiknya itu?
***
“Hai Pon-chan,
bagaimana kabarmu hari ini?” tiba-tiba Saga mengejutkan Hiroto dengan menepuk
pundaknya dengan keras
“ah, Saga-kun.
Aku baik-baik saja, hari ini kau ceria sekali. Ada apa?” Hiroto senyum-senyum
saja mendengar pertanyaan Saga
“tidak, aku
hanya bersemangat agar kita bisa perform dengan sempurna nanti. Dan ku berharap
kau pun begitu” senyuman dan sebutan Pon-chan yang diberikan Saga membuat hati
Hiroto luluh, dan jantungnya berdegup kencang. Pipinya mulai memerah
“hei, kau
kenapa? Senyum—senyum sendiri?”
“tak apa..aku
hanya senang”
“ayo kita sama
yang lain aja, di sini terlalu panas udaranya” Saga meraih pergelangan Hiroto
dan itu disambut dengan kegembiraan dan kehangatan dari Hiroto, sebuah moment
yang tak akan ia lupakan
Di sisi lain
‘Pon, kau benar-benar tidak ingat hari ini ulang tahunku..’ ucap Shou lirih dalam hati, ia tak percaya orang yang paling ia harapkan untuk mengucapkan selamat ulang tahun padanya kini tak mengingat harinya sama sekali, bahkan Shou melihat sendiri diam-diam Hiroto tengah berbincang-bincang cukup mesra dengan Saga. Hatinya benar-benar sakit
‘rasanya aku
ingin berteriak!’
“Shou, YOU MUST
BE STRONG!!” ia meyakinkan dirinya sendiri untuk bisa memahami situasi Hiroto
sekarang ini
‘Hiroto,
Aishiteru’
Mereka pun
akhirnya selesai manggung dan bergegas pulang, tapi tampaknya Shou kurang
bersemangat dan hal itu ternyata diperhatikan Hiroto sejak tadi
“anou,
Shou-kun.. kau kenapa? Sakit?” segera Hiroto menghampiri Shou yang masih
membereskan barang-barangnya ke dalam tas
“hhhe, tak apa..
aku gak sakit” Shou hanya tersenyum kecil
“Shou-kun
bohong, dari tadi kuperhatikan kau diam saja. Tak banyak bicara, kau marah
padaku ya? Kalau begitu maafkan aku..” Hiroto merasa bersalah dan terus
memandangi mata Shou dalam-dalam
“ti,,ttiidak
Pon. Aku tak marah padamu, hanya saja..”
“hanya apa?”
“Pon merasa ada yang terlupakan atau apa. Mungkin seperti itu” Shou memberi clue agar Hiroto ingat akan peristiwa hari ini
“lupa? Sebentar
aku ingat-ingat dulu” dengan berpikir keras, Hiroto menggaruk dagunya walaupun
tak gatal dan melihat Shou dari ujung kepala hingga ujung kaki
“…”
“ah,, Shou.. aku
ingat sekarang. Maafkan aku , aku tak sengaja melupakannya. Omedettou Shou-kun.
Aku janji besok akan mentraktirmu di kantin, semua terserah Shou. Apapun itu..
sekali lagi aku minta maaf, aku memang bukan sahabat yang baik..”
“hhe, tidak
perlu segitunya. Aku sudah sangat bahagia kau memberiku ucapan termanis yang
kuinginkan.”
“Shou-kunnn….” Hiroto pun memeluk Shou dengan kencang pertanda ia sangat sayang pada sang vokalis manis itu
***
“kemarin
menyenangkan sekali ya.. kita bisa ditonton oleh seluruh orang di Jepang,
bahkan luar negeri ada yang menonton kita.. ah pokoknya aku senang sekali” dalam
perjalanan menuju sekolahnya, Nao bersama Tora berjalan bersama. Ia tampak
senang karena Toranya sudah mulai agak pintar tanpa harus menunda latihan band
“iya, aku juga
senang. Tanpa adanya kau sebagai leader, mungkin kita tak akan bisa sampai
sekarang” Tora berucap yang membuat hati Nao makin berbunga-bunga
“hahaha, oiya
katanya Saga, kemarin ada murid baru di kelas kita. Kira-kira seperti apa ya
anaknya. Aku ingin lihat”
“menurutku semua
orang sama saja, mungkin yang jadi pembeda hanyalah sifat, dan kepribadian
orang tersebut” ucap Tora bijak
“Tora-chan, kau
bijak sekali.. hihihi..” mereka pun bergandengan tangan hingga sampai masuk kelas
Sementara itu di
kelas 3-A…
“Sachii, katanya kau mau mengajakku keliling sekolah dan mengenalkanku pada semua temanmu.. ayoo, aku tak sabar” IV yang sudah tiba di kelas merengek tak sabar sampai ia menarik seragam yang dipakai Saga
“ya ya, sayang..
kau ini tak sabaran sekali” Saga hanya bisa menghela nafas
“ayoo”
“nah IV, ini Shou, vokalis band kami. Nama bandnya Alice Nine” Saga memperkenalkan Shou yang saat itu sedang duduk membaca buku
“hehe, IV desu.
Doozo yoroshiku ne, Shou-sama” dengan senyumannya, IV membungkukkan badannya
“Onegai shimasu”
“Shou, ini
pacarku. Dia ini juga seorang bassist,
nama bandnya ViViD. Aku harap kalian bisa berteman baik”
“whoa, jadi ini
pacarmu. Kau pintar juga Saga memilih”
“hhe, bisa aja
Shou-san” IV tersipu malu mendengarnya
‘dengan begini aku punya harapan bersama Pon’ ucap Shou dalam hati
“Sachii, temanmu yang lain mana?”
“mungkin masih
di jalan, tungguin aja”
Dan tak berapa
lama, Nao dan Tora pun datang
“hei Nao, Tora,
sini cepat!!” Saga melambai-lambai tangannya kepada Nao dan Tora yang berada di
depan pintu kelas
“ada apaan sih?”
“aku mau ngenalin seseorang pada kalian, ini namanya IV, pindahan dari Hokkaido. Dia ini pacarku” lagi-lagi Saga mengenalnya dengan nada malu-malu
“what? Jadi
selama ini kau sedang pacaran dengannya? terus bagaimana dengan Pon? Selama ini
kan kalian berdua dekat sekali, malah aku kira kalian pacaran” Nao masih tak
percaya
“Pon? Kenapa
dengan Pon? Kami sama sekali tak ada hubungan apa-apa kok. Aku menganggapnya
hanya sebagai adikku, tak lebih kok”
“Sachii, Pon itu
siapa?” mata sipit IV mulai membesar meminta jawaban yang jelas dari Saga
“Pon itu leader
guitar kami, dia itu mirip kamu loh. Tapi dia lebih tinggi darimu, walaupun
hanya beberapa senti saja. Hahaha”
“huh, Sachi” IV menggembungkan pipinya, namun lucu jika dilihat warna kemerahan muncul dari pipinya
Dan selang
beberapa saat, Hiroto datang dan menemukan teman-temannya berbincang sangat
akrab dengan seseorang yang ia tak kenal sama sekali. Bahkan orang itu terus
menggelayuti tangan Saga.
“nah, itu Pon. Pon ayo sini, gabung sama kami” Shou berucap setengah berteriak dengan nada senang melihat orang yang ia suka hari ini terlihat berbeda dengan rambut coklat dan diberi garis hitam yang menawan
“ada apa?” tanya
Hiroto acuh karena melihat Saga yang dari tadi saling menggenggam tangan dengan
orang ‘asing’ itu
“Pon, aku mau
kenalin ini. Namanya IV, dia baru pindah dari Hokkaido dan ia pacarku” dengan
entengnya Saga menuturkan kata keramat itu dan membuat Hiroto bagaikan merasa
tertancap pisau di jantungnya. Ia benar-benar shock mendengar pengakuan Saga
yang telah memiliki pacar. Rasanya ia ingin pergi dari situ dan menangis
sekencangnya. Hatinya benar-benar sakit
“halo, IV desu.
Aku pacarnya Sachi, doozo yoroshiku ne.. Pon-kun” IV kembali membungkukkan
badannya dan Hiroto sempat melihat mata anka itu. hiroto berfikir, IV memiliki
pandangan mata yang mirip dengannya, walau ukuran mata mereka jauh berbeda
“Hiroto desu”
ucapnya singkat sambil lalu pergi menuju tempat duduknya dan meninggalkan
teman-temannya
Shou yang
melihat ekspresi Hiroto yang tiba-tiba itu sangat khawatir. Tidak biasanya
Hiroto pergi begitu saja dengan orang yang sedang berbicara padanya. Ia takut
Hiroto sakit hati
“Sachii, dia
kenapa? kok langsung pergi? Trus tadi dia bilang namanya Hiroto, lalu Pon itu
nama apa?” IV sangat ingin tahu tentang keberadaan teman-teman Saga
termasuk Hiroto
“namanya dia memang Hiroto, namun nama kecilnya dia Pon. Kalau soal dia tadi, aku tak tahu. Tak biasanya ia seperti itu. atau mungkin dia masih agak capek setelah nge-band kemarin
“ohh, begitu”
“ayo, kita belajar. IV-chan duduk di mana?”
“aku maunya sama
Sachii saja”
***
“Shou, bisa
temani aku ke atap tidak?”
“oh, Hiroto. Iya
gak papa”
Sampai di atap
Hiroto duduk bersandar di sebelah dinding berbentuk pipa yang cukup besar
“ada apa?”
“Shou, aku benar-benar gak bisa bohong pada diriku sendiri. Aku sudah lama memendam perasaan ini, tapi begitu aku tau dia sudah punya orang lain di hatinya.. hatiku sakit, Shou.. sakit..” Hiroto terus saja memegangi dadanya, dan matanya hampir mengeluarkan air mata dan tinggal menunggu saja hingga menetes
“apa yang kau
maksud adalah Saga?” dengan perasaan was-was, Shou berkesimpulan seperti itu
Anggukan kecil
Hiroto menjawab semuanya, dan benar dugaan Shou sebelumnya. Hiroto memang
mencintai Saga
“akk..akku, gak
mau kehilangan dia. Tapi, melihat kemesraan mereka, aku jadi sadar diri. Kalau
aku bukan siapa-siapanya Saga” kini kristal bening meluncur cepat dari kedua
ujung mata Hiroto
“hei, jangan menangis…aku tak ingin melihatmu seperti ini” secara spontan, Shou menyeka air mata yang membasahi pipi Hiroto
“aku takut,
Shou..”
“jadi, sekarang kau mau apa?” dengan berat hati, Shou merelakan hatinya untuk mendengarkan semua perkataan Hiroto mengenai Saga
“bantu aku untuk
tidak menangis dihadapannya” Hiroto langsung memeluk Shou karena ia butuh
seseorang yang bisa untuk mendengarkan semua curahan hatinya
“mungkin untuk sementara ini, kau harus mengambil jarak sedikit padanya” sebenarnya Shou sangat senang dipeluk Hiroto, namun bukan di saat seperti ini ia bisa mendapat pelukan Hiroto. Pelukan ini bukan yang diinginkannya
Srut, srut, srut
“baiklah, aku
akan berusaha..”
“hei, kenapa kau
ingusan? Jorok ih” Shou sengaja membuat candaan agar Hiroto tertawa lagi dan
tentu saja ia tak benar-benar mengatai Hiroto seperti itu
“iih,
Shou-kun..” segera Hiroto melepaskan pelukannya dan cemberut lucu seperti ini
>o<
“kenapa dilepas? Aku mau lagi kau peluk, hangat rasanya..”
“kenapa dilepas? Aku mau lagi kau peluk, hangat rasanya..”
“hihihi, Shou-kun ada-ada saja. Nih!!” Hiroto langsung menubruk Shou hingga badan Hiroto tepat di atas tubuh Shou dan ia menghujani Shou dengan gelitikan yang sangat membuat Shou kegelian
“ahahaha, kau
ini.. lepaskan!! Geli!! Hentikan Pon-chan!!”
Beberapa saat Hiroto menghentikan aksinya dan mereka sempat bertatapan mata langsung, Hiroto baru merasakan betapa indahnya mata Shou. Dan ia baru tahu Shou tampak lebih manis saat itu. Shou yang baru kali ini bertatapan langsung dengan Hiroto tampak melongo sejenak, rambut Hiroto yang lumayan panjang itu mengenai ujung kedua pipi Shou. Semakin lama mereka menikmati suasana dan mulai melakukan hal ‘itu’ di atap sekolah. Shou bangkit sejenak dan mulai meraih leher Hiroto agar ia dapat mencium bibir Hiroto. Awalnya Hiroto agak terkejut dan dengan isyarat dari Shou, ia bisa menikmatinya. Walau cuaca lumayan terik, mereka sangat menikmatinya. Shou berharap Hiroto mengerti akan perasaannya selama ini.
Bisik-bisik
kecil pun muncul dari bibir Shou ke telinga Hiroto
“Hiroto,
aishiteru”
TBC
No comments:
Post a Comment