Ujian praktek
seni di sekolah gue mengharuskan untuk membuat sablon bertemakan kartun.
Whatever you wanna choose anything cartoon. Banyak yang gambar Tom&Jerry,
Spongebob, Smurf, Pokemon, Winnie the Pooh deelel.. Gue kepikiran untuk membuat
sesuatu yang sangat berbeda dari kartun-kartun jenis itu. Gue pun menggambar
Hatsune Miku sebagai model gambar sablonan gue.
Berbekal foto
Hatsune Miku di laptop, gue gambar dalam bentuk chibi. Soalnya kalo yang bener-bener
Hatsune Miku, rasanya sulit banget mengingat detail anime Jepang sangatlah
rumit. Walaupun Hatsune Miku sendiri bukanlah anime, melainkan sebuah software
yang bisa nyanyi.
Oke, gue pun
menggambar pakai kertas karbon supaya bisa tercetak di kain kaos. Lumayan juga
sih, keren walau belum diwarnain. Tanpa ba-bi-bu lagi, gue bareng temen
sebangku gue mulai ngewarnain itu Hatsune Miku.
Setelah hampir
50% tercat, tiba-tiba hal yang tidak diinginkan pun terjadi. Temen gue si Indri
berniat untuk membersihkan kuasnya dengan mencelupkannya di air dekat meja gue.
Mungkin dia gak tau atau lupa, kuasnya pun diangkat dan dia kibas-kibaskan
tepat di atas kaos Hatsune Miku gue!! Dan yang terjadi adalah, kaos putih gue
terdapat bercak-bercak hijau yang sama sekali gak nyambung sama warna Hatsune
Miku yang biru itu!!! So, gue langsung melotot ke arah dia dan dianya jadi
takut ngeliat gue udah kayak barong kesurupan gitu. Gue mencoba sabar dan
membiarkan bercak hijau yang masih basah itu mengering.
Karena waktunya
gak cukup, gue pun membawanya pulang untuk diselesaikan. Sampai rumah gue
berpikir, bercak-bercak hijau kayak gini nutupinnya gimana, ya?? Aaduh, bingung
gue.. Dan gue langsung keinget kalau Hatsune Miku itu kan nyanyi, dan nyanyi
itu identik dengan blok nada. Jadi, gue memutuskan untuk menutupi sebagian
bercak-bercak hijau itu dengan menggambar blok-blok nada *mengeluarkan napas
setengah lega*.
Tapi masalah
lain muncul ketika gue baru sadar bercak hijau itu gak Cuma nempel di atas
gambar Hatsune Miku, tapi ternyata juga ada di bagian lengan yang jauh banget
dari gambar utama. Gue pun berkonsultasi sama Bokap gue, gimana caranya buat
hilangin itu?? Bokap gue pun mencari cat putih yang bercampur tinner untuk
dicat di bercak hijau tadi. Baunya menyengat banget, bau tinner campur cat
sablon. Pengen muntah deh..
Gue nunggu aja
berharap catnya segera kering. Tapi, sampai malam pun cat putih+tinner itu gak
kering-kering. Aduh, gimana ini?! Selidik punya selidik, ternyata cat itu
memang gak bakalan bisa nyatu sama kaos, dan masalah paling besar itu pun
terjadi juga. Warna hijau gak hilang, bau tinner yang menyengat, dan ditambah
bercak tinner yang membekas kayak bekas iler bersarang di lengan kaos Hatsune
Miku gue.. padahal, sablonan gambar si Hatsune Miku nya sudah bagus dan rapi.
Tapi kenapa???!!!! Oh tidak!!!!
Gue pengen
nangis, gue udah marah waktu itu. Dan parahnya, Bokap gue menghindar dan
seolah-olah itu bukan kesalahannya.. #$%%&%$#$%^&&^%$
Hari pengumpulan
akhirnya tiba, gue pun merelakan nilai praktek seni gue yang mungkin akan
standar-standar saja (padahal gue pengennya delapan puluh lima lebih). Gue
membungkus kaos itu di dalam plastik yang tentunya sudah dilipat sedemikian
rupa. Jadilah yang terlihat hanya gambar Hatsune Miku yang bagus, padahal di
dalamnya terdapat sebuah tragedi cat tinner yang bau). Ya, tak apalah, lagipula
gue juga gak mau dikutuk gegara ngelawan Bokap sendiri. huhuhuhu,,
Yosh, inilah
hasil kaos Hatsune Miku gue dan temen gue.. (gak keliatan lengannya kalau ada
bekas cat tinner)
No comments:
Post a Comment