Title : Ironic
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Pair : ShouXHiroto, ShouXRuki
Genre : Drama, Angst
A/N : bulan februari, bukannya belajar buat try out malah bikin penpic. Emanganya semua yang ada di penpic keluar di ujian?! (saya ngomong begini karena penpic ini dibikin tanggal 3 Februari 2013.)
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Pair : ShouXHiroto, ShouXRuki
Genre : Drama, Angst
A/N : bulan februari, bukannya belajar buat try out malah bikin penpic. Emanganya semua yang ada di penpic keluar di ujian?! (saya ngomong begini karena penpic ini dibikin tanggal 3 Februari 2013.)
Ironic
LOBOW - Ironis
LOBOW - Ironis
“oi Hiroto,
cepat tulis pesanan di luar, ada pengunjung lagi datang” suruh Kai yang saat
itu tengah membuat masakan andalan restoran kepada Hiroto yang sedang tidak
melakukan apa-apa di dapur.
“baik” segera
Hiroto menuju meja yang sebelumnya ditunjuk oleh Kai. Meja nomor delapan yang
kedua kursinya sudah terdapat dua pemuda yang menempati.
“summimasen, ada
yang bisa saya bantu?” ucap Hiroto ramah pada salah seorang pemuda yang duduk
di situ. Pemuda itu terlihat sopan juga menyambut baik Hiroto dengan memberikan
sebuah senyuman.
Tapi pemuda itu
justru menghadap ke pemuda lain yang ada di depannya “ano, Shou-kun kau mau
makan apa?” tanyanya lembut.
Begitu mendengar
nama ‘Shou’, Hiroto langsung melihat dengan jelas pemuda yang sedang diajak
bicara oleh pemuda kecil ini.
“Shou?” ucap
Hiroto tanpa sadar. Shou sendiri sebenarnya cukup kaget karena di saat ia
bersama Ruki-pemuda kecil itu-, ia justru malah bertemu dengan Hiroto. Shou
takut rahasianya akan terbongkar. Rahasia yang sudah tiga bulan ini disimpan
terus tanpa diketahui oleh Hiroto.
“hei? Apa kau
kenal Shou-kun ku?” tanya Ruki pada
Hiroto yang masih memandangi Shou tak percaya.
‘apa dia bilang? Shou-kun ku?!’
“ettou, tidak.
Saya tidak mengenalnya, saya hanya mengulang nama yang anda ucapkan tadi. Maaf
kalau itu mengganggu” Hiroto mencoba bersikap tenang dan seolah-olah apa yang
ia lihat ini hanyalah kebohongan.
“oke, jadi.. kau
mau makan apa Shou-kun?” terdengar dari ucapan Ruki yang agak sedikit manja di
akhir kalimatnya.
“terserah kau
saja Ru..” katanya singkat
“tuan waitress,
tolong siapkan yang ini dua dan yang ini dua juga. Terimakasih..” ucapnya
sambil menunjukkan makanan dan minuman yang terlihat mewah dan lezat itu di
buku menu.
“baik. Mohon
ditunggu sebentar” sebelum pergi pun Hiroto masih sempat melirik ke arah Shou
dengan sedih. Ia hendak meluapkan emosinya saat itu juga. Berteriak
sekencangnya dan kemudian menangis. Hiroto akhirnya tau kalau Shou selama ini
menyimpan sesuatu yang sangat menyakitkan bagi Hiroto. Shou lebih memilih
bersama orang lain saat Hiroto tak ada, dan itupun Shou tidak mengakhiri
hubungannya dengan Hiroto. Sakit sekali rasanya ditipu seperti itu.
“douzou...”
makanan-makanan yang dipesan Ruki pun sudah tersaji di meja. Dengan Hiroto lagi
yang mengantarkannya. Ia tak bisa menolak karena semua waitress di sana sangat
sibuk karena mengingat malam ini adalah malam di mana biasanya semua pasangan
saling bersama dan itu akibatnya restoran ini juga tak sepi pengunjung.
“arigatou
gozaimasu” ucap Shou pelan. Berusaha juga agar bertingkah sewajarnya, walau itu
akan menambah catatan dosanya pada Hiroto.
Lagi. Hiroto
kembali ke dapur tanpa menghiraukan Shou. Rasanya ingin sekali Hiroto menggebrak
meja yang Shou dan Ruki tempati tadi. Namun Hiroto berpikir kedepan bahwa kalau
ia melakukannya, sama saja ia harus meninggalkan pekerjaannya sebagai waitress
di restoran ini.
Jam pulang bagi
Hiroto dan beberapa pekerja lainnya. Ia sama sekali tak ingin mengingat kejadia
di restoran tadi. Ia pun berjalan kaki pulang ke rumah seperti biasa, mampir
sebentar ke toko 24 jam untuk membeli makanan buatnya esok pagi.
Menenteng satu
plastik ukuran sedang di tangan kirinya dan sebotol kopi panas di tangan kanannya.
Cukup menghangatkan tubuhnya di malam bersalju seperti ini.
Ia kembali ke
rumah, menemukan Mogu yang sepertinya tadi tidur jadi terbangun karena
kedatangannya.
“Mogu-chan,
malam ini tidur denganku ya?” Hiroto meletakkan semua barang yang ia bawa di
meja terdekat dan melepas mantel yang ia kenakan.
Ia pun masuk ke
kamar dan diikuti Mogu yang ada dibelakangnya. “ayo kemari. Temani aku tidur”
Seperti mengerti
apa yang majikannya ucapkan, Mogu lagusng melompat ke atas kasur dan mengambil
tempat di samping Hiroto. Hiroto pun makin mendekapkan Mogu di sampingnya dan
mulai menaikkan selimut sampai batas pinggang. Dibelainya bulu-bulu di tubuh
Mogu dengan lembut dan Hiroto tak sengaja teringat wajah Shou yang seakan tak
punya rasa bersalah padanya.
Shou sudah akan
menemui Hiroto malam itu juga. Setelah ia mengantar Ruki pulang, ia bergegas ke
rumah Hiroto, tak peduli itu masih pagi buta dan tak peduli jika nanti ia pasti
akan diusir dari situ.
Dengan tekad
yang bulat, Shou sudah sampai di depan rumah Hiroto. Cukup lama ia melihat
keadaaan sekitar, memastikan kalau semua yang akan ia lakukan pasti baik-baik
saja.
Segera ia
mengetuk pintu dan membunyikan bel rumah Hiroto. Tidak terlalu lama Hiroto pun
muncul dan terkejut begitu melihat Shou lah yang mengganggu waktu istirahat
Hiroto.
“Hiro, kumohon
biarkan aku masuk dan bicara semuanya apa yang sudah terjadi”
“ada apa
denganmu? Sikapmu seperti orang bersalah”
“apa maksudmu?”
“kalau kau ke
sini hanya untuk membicarakan hal yang tidak penting, sebaiknya katakan besok
saja. Aku ingin istirahat, pekerjaanku hari ini sangat melelahkan” Hiroto
bersikap seperti itu karena ia memang sudah lelah ditambah hal menyakitkan
tadi. Semakin ia tak ingin bertemu Shou saat ini.
“maafkan aku,
aku yang salah.. tapi aku tak bermaks—”
“untuk apa minta
maaf, toh aku sekarang juga bukan siapa-siapamu Shou. Anggap saja tadi aku tak
sengaja melihatmu bersama pacar barumu..” ucap Hiroto tanpa rasa beban “..dan
kalian sangat serasi menurutku”
“Hiroto...”
“sudahlah. Hari
sudah malam, besok aku harus sekolah dan kau juga harus kuliah. Oyasumi”
Tanpa menunggu
jawaban Shou, Hiroto langusng menutup pintu dan membiarkan Shou sendirian
berada di depan rumahnya. Walau dengan berat hati Hiroto berkata seperti itu,
tapi kenyataannya Hiroto masih teramat sayang pada Shou. Tapi Shou yang tak
mengerti itu pun akhirnya pergi dari rumah Hiroto dan menganggap semua hal yang
terjadi pada dirinya dan Hiroto itu tidak pernah ada.
Owari
February 5th 2013
February 5th 2013
No comments:
Post a Comment