Title: Good Side
of Me
Author: Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Chapter: 4/4 –end-
Genre: Drama, Romance, Supernatural, School activity
Pair: KazukiXManabu, ByoXRui
Rating: NC
Language: Bahasa Indonesia
A/N: Yak, akhirnya selesai juga fic birthday buat suami gue akang Abon. Ada
adegan kisu-kisu seperti biasa,, tapi tenang, gak bakalan menjurus ke smut dan
keluarganya kok.. Well, enjoy and happy reading.
Good Side of Me
BugLug
– Sangatsu Toka
Dua buah burger
dan dua gelas cola sudah tersaji di atas meja nomor 5 franchaise bernama McD itu. Meja di mana Kazuki dan Manabu sedang
berada di sana dan mulai menyantap hidangan tersebut.
“kau mau bicara
apa?” tanya Kazuki sambil lalu mengunyah burgernya.
Manabu mendongak
dan menatap Kazuki. “sebenarnya, apa senpai benar-benar tidak takut padaku?”
Kazuki menelan
burgernya perlahan “Manabu, dengarkan aku baik-baik..” Kazuki mengambil napas
“..aku tidak peduli kata orang tentangmu. Kau sama denganku, dan mulai sekarang
kita jadi teman”
“dan panggil aku
Kazuki saja”
Manabu merasa
apa yang barusan ia ucapkan adalah yang paling tidak disukai Kazuki. Ia seperti
orang bodoh saat Kazuki sendiri mempercayainya, sedangkan ia masih
meragukannya.
“nee, Kazuki..”
“hmm?”
“kalau aku
melihat masa depanmu, entah itu baik atau buruk, apakah kau masih ingin
berteman denganku?”
Kazuki
meletakkan burgernya dan meletakkan kedua tangannya di meja. “apapun yang kau
lihat, tolong jangan beritahu aku. Cukup kau saja yang tau. Kau tetaplah kau,
dan kau tetap menjadi temanku”
‘Kazuki, maafkan aku..’
“hei, burgernya
dihabiskan”
“i..iya”
***
Sepi sekali..
ayah dan ibu pasti ke kuil.
Kunaiki tangga
kayu ini dan bergegas ke kamar untuk tidur. Melelahkan, tapi cukup
menyenangkan. Merebahkan diri di kasur memang yang paling nyaman. Terlebih lagi
malam berbintang seperti ini. Sayup-sayup angin malam membuat suasana semakin
sendu.
Teringat Kazuki
lagi..
Sebenarnya, saat
aku melihat Kazuki di gerbang sekolah saat jam pulang tadi, aku sudah tahu akan
masa depannya. Masa depannya tak secerah wajahnya. Aku takut kalau sampai dia
tahu..
Kazuki, masa
depanmu akan hancur jika kau terus berteman denganku. Dosa apa aku ini? dan
kenapa aku mulai menyukainya? Lebih dari ia menganggapku teman.
Aku tak bisa
terus bersamanya. Dia begitu baik, dan aku hanya sebuah beban untuknya. Tapi,,
aku tak ingin kehilangan dia.. teman pertama sekaligus cinta pertamaku.
***
Seminggu berlalu
sejak aku menerawang masa depan Kazuki. Bagiku, Kazuki adalah segalanya. Aku
tak akan bisa terus-terusan menyembunyikan apa yang kuketahui tentang Kazuki.
Sebuah keburukan akan terjadi di masa yang akan datang jika aku terus bersama Kazuki.
Solusi yang harus kuterima adalah memberitahukannya atau aku yang harus pergi
dari kehidupan Kazuki.
Keduanya tak
bisa dipilih. Apalagi dua bulan lagi Kazuki akan lulus. Itu artinya mungkin
pilihan kedua cukup baik walaupun aku sangat tak menyukainya.
Demi Kazuki, aku
harus pergi.
Hari ini aku
harus pulang sebelum dilihat Kazuki. Karena hari ini aku akan memulainya.
Memulai untuk
menjauh dari Kazuki.
***
“Haa??!! Pulang
duluan lagi?!” Seru Kazuki nyaris menumpahkan segelas jus di tangannya.
“apa dia tak
memberi tahumu?”
Kazuki
menggeleng dengan dahi berkerut “aku berpikir dia sengaja..” ucap Rui yang
sukses membuat Kazuki penasaran “maksudmu?”
“dia sengaja
menghindarimu karena suatu alasan. Apa kalian kemarin bertengkar?”
“tidak. Hanya
saja.. perbincangannya denganku berhubungan dengan masa depan yang dia lihat
dariku”
“mungkin kau bisa
menyimpulkannya dengan dia-tidak-ingin-kau-bermasalah-dengan-apa-yang-dia-lihat”
Kazuki sedikit
terbuka pikirannya untuk menerima perkiraan Rui kali ini. “kalau memang begitu,
seharusnya dia bilang padaku”
“tapi kau kan
tau kalau dia seperti itu orangnya” ucapan Rui tepat sasaran “kusarankan kau
untuk meneleponnya atau berkunjung ke rumahnya”
“temani aku”
Rui memutar
matanya dan mendengus keras “ayolah Kazuki.. kau bukan anak dua tahun yang masih
ngompol, kan?”
“baik baik.. aku
ke sana sekarang”
“Good luck!!!”
Rui mulai paham
situasi yang Kazuki rasakan sekarang. Di mana ia tahu Kazuki sangat membutuhkan
anak itu, bukan untuk alasan yang tidak baik. Tapi lebih ke seseorang yang
sedang membutuhkan orang lain untuk mengisi hari-harinya.
“hoii, sedang
apa kau di sini?!” seseorang menepuk punggung Rui dari belakang dengan cukup
keras. Rui yang kaget hendak mengumpatinya dan begitu tau itu adalah Byo, ia
urungkan dan lebih baik diam.
“Buat orang
kaget saja!”
Byo tersenyum manis.
Keren. Rui melihat Byo entah kenapa kali ini sangat terlihat keren, bahkan jauh
lebih keren darinya.
“hei, jangan
bengong” Rui tak sadar sudah melihat Byo beberapa detik tanpa berkedip.
“kau mau pulang,
kan? Mau barengan?” tawar Byo yang mendadak membuat telinga Rui memerah. Suatu
kelemahan Rui yang terlihat ketika ia sedang malu. Ya, Rui memang malu saat Byo
menawarinya untuk pulang bersama.
“telingamu
merah!! Kau sakit?” Sekarang warna merah sudah menjalar ke wajah Rui saat Byo
menempelkan dahinya di dahi Rui. Byo hanya bermaksud untuk mengecek apakah
telinga Rui yang memerah dikarenakan sakit.
“apa yang kau
lakukan?!” secepatnya Rui melepaskan diri dari Byo dan menepuk-nepuk pipinya berusaha
untuk menghindari rasa ‘aneh’ yang tiba-tiba muncul ini.
“ayo pulang!!!”
***
Oh Dewa,
tolonglah aku ini. Aku sudah cukup banyak membuat Kazuki menderita, dan
sekarang aku harus berhenti mengikutinya. Padahal baru saja kutemukan orang
yang benar-benar mempercayaiku. Selalu seperti ini.
Sekarang apa?!
Seseorang bertamu sesore ini? Keterlaluan!
Aku terkejut.
Orang yang tiga hari terakhir ini kuhindari sekarang sudah ada di depan pintu
rumahku dan menatapku seperti tidak percaya.
Kazuki berdiri
di depanku saat ini.
“Manabu?” ya,
suaranya masih terdengar indah seperti tiga hari yang lalu.
“ada apa?”
“kau tidak
sedang menghindariku, kan?”
Dia tau. Apa
yang harus kukatakan?? “..maksudmu apa?”
“jangan bohong.
Selama tiga hari ini kau selalu pulang duluan dan tak bilang padaku lebih dulu.
Padahal sebelumnya kau selalu pulang bersamaku. Tolong katakan yang
sebenarnya..”
“Kazuki..” aku
bisa melihatnya. Melihat isi hati Kazuki dan auranya. Dia, mengkhawatirkanku..
“maaf suaraku terlalu tinggi. Aku tak bermaksud jahat”
Aku tak bisa
lagi menahannya. “hiks..Kazuki, maafkan aku.. aku memang menghindarimu.. tapi
bukan karena aku membencimu..”
“aku..”
Kehangatan
menjalar di seluruh tubuhku tiba-tiba. Aku tak percaya ini, Kazuki memelukku
dan kepalanya bersandar di bahuku. Aku kehilangan kata-kata. Terlalu cepat
untuk kulepaskan.
“Kimi ga suki da yo..”
Kalimat itu..
kalimat yang paling kusukai. Kazuki mengucapkannya.. terlebih untukku..
“Kazuki—”
Lembut dan
dingin. Kazuki mencium bibirku cepat, memotong panggilanku padanya. Ini lebih
dari yang kulihat tempo hari.
“suki da yo..
suki da yo..” ucapnya di saat ia mengambil nafas
Sesaat aku
merasa perlakuan Kazuki padaku ini hanya sia-sia. “Kazuki.. maafkan aku..”
“aku akan
membuat masa depanku berubah menjadi lebih baik karena kehadiranmu. Aku akan
buktikan bahwa cintaku jauh lebih kuat dari pada keburukan di masa depanku yang
kau lihat itu” ucap Kazuki mantap “jangan takut.. aku ada di sini untukmu..”
Manabu
mempercayainya. Ia percaya Kazuki adalah orang yang baik, yang mampu membawa
masa depannya menjadi lebih baik juga. Kazuki is his savior, and he loves him
so much.
Manabu tak akan
melepaskannya. Sebab mereka saling mempercayai bahwa tak ada yang perlu
ditakutkan selama mereka masih memiliki cinta dan harapan.
Owari
A/N: Ini fic
pake deadline segala, makanya rada maksa endingnya. Yang jelas hepi b’day buat
Abon my lopely cinta suami tercinta. Dan dua hari ke depan ada neng Saga sama
Yuu ultah. Kasih selamat aja dah, maap buat neng Saga yang gak kebagian jatah
fic. Ini lagi rempong soalnya..