Title: Good Side
of Me
Author: Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Chapter: 2/4
Genre: Drama, Romance, Supernatural, School activity
Pair: KazukiXManabu, ByoXRui
Rating: PG (still normal)
Language: Bahasa Indonesia
A/N: Banyak cast nyampur band dari label antah berantah. Yang utama Sekrup, trus ada gajet dikit, dan agak sinting lagi ada diru nongol di sini. Jangan ketawa sebagai apa diru di fic ini. Well, enjoy and happy reading.
Author: Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Chapter: 2/4
Genre: Drama, Romance, Supernatural, School activity
Pair: KazukiXManabu, ByoXRui
Rating: PG (still normal)
Language: Bahasa Indonesia
A/N: Banyak cast nyampur band dari label antah berantah. Yang utama Sekrup, trus ada gajet dikit, dan agak sinting lagi ada diru nongol di sini. Jangan ketawa sebagai apa diru di fic ini. Well, enjoy and happy reading.
Good Side of Me
alice nine. - Hanasagumi
alice nine. - Hanasagumi
“hey, Kazuki!
Kelihatannya kau jauh lebih bahagia dari kemarin. Ada kejadian apa?” laki-laki
tinggi berkacamata itu merangkul salah seorang temannya yang juga tak kalah
tinggi.
“kejadian apa
maksudmu, Rui?” Kazuki malah balik bertanya.
“kemarin kan kau
seperti orang kerasukan begitu, cuma karena Daisuke-sensei memarahimu di depan
para gadis”
“kau bilang itu ‘cuma’? dasar bodoh!” Kazuki melepas
rangkulan Rui dan memukul kepala laki-laki manis itu. Ia pergi meninggalkan Rui
yang masih meringis kesakitan.
Kazuki sedang
menuju gudang penyimpanan alat olahraga untuk mengambil matras yang akan
dipakainya nanti. Dengan sebuah kunci ia membukannya pelan.
Ia bingung
kenapa gudang yang biasanya gelap, kini terang dengan lampu neon yang menyala.
Dan betapa terkejutnya ia ketika matanya menangkap sosok yang tengah duduk di
pojokan tanpa memperlihatkan kepalanya. Ini jelas membuat bulu kuduk Kazuki
merinding, mengingat gosip dulu pernah ada seseorang yang pernah tewas di
tempat ini.
Namun ia
memberanikan diri untuk mendekati sosok itu. Perlahan ia menyentuh lengannya
dan mengguncangkannya.
Kazuki tambah
ingin berteriak, saat orang yang terduduk itu pingsan dan limbung ke lantai.
‘dia ini?’
Ia segera
membawa anak itu ke ruang kesehatan dan menitipkannya pada sang petugas.
***
“Niikura-kun,
terima kasih sudah membawa anak ini”
“ah, ya Shinya-san. Ettoo,, dia ini—?” kalimatnya menggantung dan langsung dijawab petugas kesehatan itu.
“ah, ya Shinya-san. Ettoo,, dia ini—?” kalimatnya menggantung dan langsung dijawab petugas kesehatan itu.
“namanya Manabu
Hara, kelas 2-B. Kau tak pernah melihatnya?”
“kemarin, tak sengaja. Tapi aku tak tau namanya”
“wajar. Dia orang yang penyendiri, karena teman-temannya juga”
“kemarin, tak sengaja. Tapi aku tak tau namanya”
“wajar. Dia orang yang penyendiri, karena teman-temannya juga”
“maksudnya?”
“ah sudahlah.
Kau ada jam olahraga kan sekarang? Sebaiknya kau cepat pergi atau
Daisuke-sensei akan memarahimu...lagi”
“hei? Darimana
kau tau?”
“cepat pergi sana!”
“cepat pergi sana!”
***
Haus.. Sakit
kepala.. Susah bernapas..
Di mana ini?
Semua berwarna putih. Rumah sakit kah?
“sudah bangun
rupanya” suara perempuan yang kukenal. Shinya-san. Itu artinya, ini di ruang
kesehatan. Kenapa bisa?
“apa kau merasa
baikan, Hara-san?” dia memutar kursinya sehingga berhadapan denganku. Sepasang
mata di balik kacamata berbingkai merah itu menatapku intens.
Aku menelan
ludah, “aku haus..”
Dia tertawa
kecil dan mengambilkanku segelas air di sampingnya. “ini, minumlah”
Aku seperti
beruang kutub yang baru saja bermigrasi ke padang gurun. Satu gelas penuh
berisi air putih habis dalam sekejap. “terima kasih”
“kau pingsan di
gudang penyimpanan alat olahraga, dan kau tau tidak siapa yang membawamu ke
sini?” aku menggeleng.
“berterima
kasihlah pada Niikura-kun. Dia sendiri yang membawamu ke sini”
“ha?” sangat
asing di telingaku saat mendengar nama itu. Bahkan aku sempat berpikir bahwa
orang yang dimaksud Shinya-san adalah murid pindahan yang baru saja berkeliling
melihat-lihat gudang penyimpanan alat olahraga.
“Niikura? Siapa
dia?”
Dia tertawa
lagi, tapi lebih keras dari yang tadi. “kau ini. Dia kakak kelasmu. Jangan
bilang kau sama sekali tak mengenalnya”
Melihat aku
menggeleng, Shinya-san seperti menahan tertawanya. Memangnya apa yang lucu?.
Dia menggeser kursinya lebih dekat ke arahku. Dan dia mulai bercerita.
“Kazuki Niikura adalah
siswa paling populer di kelas 3. Selain wajahnya yang tampan, dia juga pandai.
Tak heran para gadis banyak yang menyukainya. Oh ya, kalau kau mau berterima
kasih, kau bisa pergi ke kelasnya. 3-A”
Populer? Kenapa
aku sampai tak tahu sejauh ini? ah, wajar saja. Tapi setidaknya aku bisa tau
sedikit saja tentang perkembangan sekolah ini. Aku ini benar-benar orang yang
menyedihkan.
“ano, Shinya-san..”
“ada apa?”
“ada apa?”
“terima kasih”
“ah, tidak
tidak. Ucapkan terima kasihmu itu padanya saja”
Segera aku pergi
dari sana dan mencari orang bernama Kazuki Niikura itu.
***
Kelas 3-A. Ini
dia.
Aku melihat
seisi ruangan dari luar. Lebih tepatnya aku mengintipnya dari balik pintu.
“hei! Kau tau
ini bukan tempat mengintip. Minggirlah anak kecil” seseorang menubrukku dari
belakang yang hendak masuk ke kelas ini.
“eh, tunggu
sebentar” aku menahannya masuk dengan menarik tangannya.
“apa-apaan nih?!”
“apa-apaan nih?!”
Kulepaskan
tangannya segera “maaf. Aku hanya ingin bertanya. Apa kau tau orang yang bernama
Kazuki Niikura?”
Terlihat dia
mengerutkan alisnya beberapa kali. “ada apa kau mencari Kazuki? Kau mau
mengutuknya?”
“bukan begitu!!
Aku hanya ingin berterima kasih padanya soal kejadian tadi”
“memangnya dia melakukan apa?”
“ceritanya panjang. Namaku Manabu Hara. Mohon bantuannya, dan terima kasih”
“memangnya dia melakukan apa?”
“ceritanya panjang. Namaku Manabu Hara. Mohon bantuannya, dan terima kasih”
Orang itu
kelihatannya masih bingung dengan ucapanku. Ah sudahlah, yang jelas aku sudah
bilang terima kasih walaupun tidak secara langsung.
***
“Kazuki!!!”
Kazuki yang
sedang sibuk menulis langsung menarik napas malas. Lagi-lagi Rui. Pasti akan
memberikan cerita yang tidak berguna. Begitu pikir Kazuki.
“Kazuki, ada
seseorang yang tadi ingin bertemu denganmu”
“siapa?” tanyanya tanpa melihat Rui
“siapa?” tanyanya tanpa melihat Rui
“Manabu Hara”
Spontan Kazuki
berhenti menulis dan terdiam sejenak. Ia menatap Rui lekat-lekat. “sekarang
mana dia?”
“mana ku tahu.
Tadi dia hanya titip pesan padakau ingin bilang terima kasih atas kejadian
tadi. Memangnya kau melakukan apa pada anak itu?” Rui lebih mirip seperti
penggosip yang ingin tau urusan orang lain.
“kau tidak perlu
tahu”
“hei, Kazuki.
Asal kau tahu saja. Anak yang bernama Manabu Hara itu ternyata punya kemampuan
aneh. Makanya tidak ada yang mau berteman dengannya”
Kazuki makin
mengerutkan alisnya. Ia tambah bingung, tapi kejadian kemarin saat ia tak
sengaja menabrak Manabu, membuat ia membenarkan perkataan Rui. Kemarin Manabu
berjalan sendirian, dan sedikit kebingungan. Di tambah pernyataan yang tak
terjawab dari Shinya-san tadi.
“kenapa kau tak
pernah cerita padaku sebelumnya?”
“kupikir kau
pasti tak akan tertarik dengan cerita seperti itu. Dan kuberi tahu, dia itu
bisa membaca masa depan, lho”
“bukannya itu
hal bagus. Kenapa semua temannya malah menjauhinya?”
“itulah
masalahnya. Masa depan yang selalu ia lihat adalah semua yang buruk. Jadi,
teman-temannya takut dekat-dekat dengan anak kecil itu”
Kazuki mencerna
seluruh informasi Rui. ‘kalau itu benar,
kasihan sekali dia’.
“katanya dia
dulu pernah melihat masa depan sahabat kecilnya yang ternyata akan mati di
tahun pertama SMA. Dan ramalan itu terbukti benar adanya, karena itulah
semenjak SMA dia jadi bahan perbincangan”
“aku tak percaya
dia hanya bisa melihat keburukan. Pasti dia bisa melihat masa depan yang baik” Kazuki
seperti yakin bahwa Manabu bukanlah yang seperti orang-orang bilang. Ia bisa
melihat dari wajah anak itu yang seperti tanpa dosa. Ramalan itu mungkin dibesar-besarkan
oleh teman-temannya saja.
“terserah kau
saja, Kazuki. Toh, aku juga tak peduli dengan anak itu. Dan kusarankan kau
jangan bertemu dia lagi”
Sepenggal
kalimat terakhir Rui yang tak dihiraukan Kazuki. Di dalam pikiran Kazuki, ia
harus bertemu dengan anak itu. Ia ingin membuktikan sendiri bagaimana anak itu
bisa melakukannya.
To be Continue
A/N: Sudah tau
kan memba diru di sini jadi apa? Wkwkwkwk.. aku pikir, Totchi cocok aja jadi
bapaknya Abon dan Kaoru juga cucok jadi babehnya Juki. Untuk Shinya kubuat jadi
wanita. *ngakak kalo beneran nyata*.
No comments:
Post a Comment