Title: Good Side
of Me
Author: Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Chapter: 3/4
Genre: Drama, Romance, Supernatural, School activity
Pair: KazukiXManabu, ByoXRui
Rating: PG
Language: Bahasa Indonesia
A/N: Penambahan beberapa karakter lewat yang hanya membuat susana semakin tidak karuan *ngomong apa sih lo?*. Well, enjoy and happy reading.
Author: Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Chapter: 3/4
Genre: Drama, Romance, Supernatural, School activity
Pair: KazukiXManabu, ByoXRui
Rating: PG
Language: Bahasa Indonesia
A/N: Penambahan beberapa karakter lewat yang hanya membuat susana semakin tidak karuan *ngomong apa sih lo?*. Well, enjoy and happy reading.
Good Side of Me
FEST VAINQUEUR - GIFT
FEST VAINQUEUR - GIFT
Pulang sekolah, Manabu
melihat cuaca di luar yang mulai gelap. Hujan mengguyur kotanya saat itu, dan
hujan di jam pulang sekolah membuat Manabu susah untuk pulang cepat. Ia tak mau
membuat seragam sekolahnya kotor. Ia terpaksa menunggu di sekolah sendirian. Ia
sudah terbiasa dan cukup berani berada di suatu tempat yang sepi sekalipun ia
sendirian.
Hujan masih
mengguyur dengan setia. Membuat perutnya semakin lapar dan tubuhnya semakin
dingin.
“aku berharap
ada sebuah payung untukku sekarang juga”
Ajaib. Sebuah
tangan menyodorkan payung yang langsung melindungi Manabu dari hujan. Ini aneh.
Pikirnya.
Namun keanehan
itu terjawab sudah begitu melihat seseorang yang kemarin baru saja ia temui.
Laki-laki tinggi berwajah tampan dengan sepasang mata yang indah itu sekarang
tak mengenakan seragam olahraga. Seragam sekolah yang sama dengan Manabu kenakan.
Manabu masih
takjub dengan suasana ini. Baru kali ini ada yang mau mendekatinya.
“kau Manabu Hara,
kan?”
“ii..iya..”
Orang itu
tersenyum manis “aku Kazuki Niikura yang kau cari tadi”
Manabu menganga
mendengarnya. Jadi orang yang bertabrakan dengannya kemarin adalah orang yang
membawanya ke ruang kesehatan tadi pagi. Ia mencoba melihat aura Kazuki, namun
tak segelap kemarin. Kali ini auranya berwarna kuning. Sepertinya hari ini Kazuki
sangat bahagia.
“terima kasih
soal tadi pagi”
Kazuki mengangguk “kenapa kau bisa ada di dalam sana?”. Manabu menunduk dan raut wajahnya menjadi kurang bersemangat “aku terkunci saat aku mengembalikan bola”
Kazuki mengangguk “kenapa kau bisa ada di dalam sana?”. Manabu menunduk dan raut wajahnya menjadi kurang bersemangat “aku terkunci saat aku mengembalikan bola”
“oh begitu.
Hmm,, kau mau kuantar pulang?”
“kau tidak
takut?”
“takut kenapa?
Takut padamu? Haha,, tidak. Mana mungkin aku takut pada anak polos sepertimu” Kazuki
kembali tersenyum “lagipula aku percaya padamu, kok”
Hati Manabu
luluh seketika saat Kazuki mengucapkan kalimat terakhir. Manabu tau Kazuki
tidak berbohong. Tidak ada ketakutan yang terpancar dari dalam dirinya. Manabu
hampir menangis terharu dibuatnya.
“..kita bisa
pulang sekarang, kan?”
Manabu terlalu
sibuk dengan pikirannya. Sekarang ia tahu bahwa laki-laki tampan bernama Kazuki
Niikura itu adalah orang baik. “ah,.. ya”
***
Semenjak
meninggalkan sekolah sampai ia berbaring di kasurnya pun, Manabu tak
henti-hentinya tersenyum mengingat kejadian selama ia pulang bersama Kazuki.
Masih teringat jelas saat-saat ia berjalan berdekatan di bawah payung.
Menghindari genangan air dan tetesan hujan dari samping, mereka saling
mendekatkan diri. Sesekali Kazuki melindungi Manabu agar tidak terkena semburan
air saat mobil melintas di samping mereka.
Manabu
benar-benar senang, karena baru kali ini
ada siswa satu sekolahnya yang berani dan mau berdekatan dengannya. Kazuki
sangat baik, berbeda dengan saat ia pertama kali bertemu. Ia jadi tak sabar
untuk ke sekolah besok. Ia ingin berteman dengan Kazuki, sang kakak kelas
paling populer.
“Kazuki-senpai..
terimakasih..”
“Mana-chan!!
Cepatlah turun dan makan malam” teriak ibu Manabu dari lantai bawah.
“baik, Okaa-san”
***
Lama sekali
pelajaran sejarah Jepang ini berakhir. Aku sudah terlampau mati bosan di sini.
Anak-anak itu juga selalu diam, membuat rasa kantukku makin menjadi-jadi. Yutaka-sensei
yang mengajar dengan lemah lembut itu semakin tidak karuan saja. Lihatlah dia
sekarang, memakai baret berwarna biru seperti pelukis terkenal. Dia pikir dia
seorang guru seni?. Ah, kenapa aku jadi sewot begini hanya karena aku ingin
cepat-cepat bertemu Kazuki-senpai?
Kriiiinggg
Akhirnyaa....
jam istirahat. Aku buru-buru pergi dari kelas menyebalkan itu menuju ruang
kelas 3-A.
“hei, kenapa
anak itu berlari-lari? Seperti tak menghiraukan kita ada di sini” ucap seorang
anak perempuan di kelas Manabu kepada temannya.
“memangnya aku peduli. Lagipula kau juga sama saja tak menghiraukannya saat dia di kelas. Kita selalu menganggapnya tak ada” jawab gadis berkepang dua itu.
“memangnya aku peduli. Lagipula kau juga sama saja tak menghiraukannya saat dia di kelas. Kita selalu menganggapnya tak ada” jawab gadis berkepang dua itu.
“ya, kau benar.
Untuk apa kita peduli”
***
“...kau seperti
ibuku di rumah, Rui.. ahahahaha” seorang laki-laki berrambut hitam dan juga Kazuki
sedang menertawakan Rui-pemuda manis- yang menirukan gaya Rui saat mengomel
tadi.
“sialan kau, Byo!!”
Byo-pemuda
berrambut hitam- dan Kazuki tak henti-hentinya tertawa melihat tingkah Rui. Kazuki
telihat sampai memegangi perutnya dan menyeka ujung matanya.
“kau juga, Kazuki!
Ikut-ikutan tertawa!” Rui menggembungkan pipinya yang tandanya dia sebal.
“hahaha.. maafkan aku”
“hahaha.. maafkan aku”
Kazuki
menggerakkan posisinya kembali dan pandangannya tak sengaja melihat ke arah
luar dan menemukan seseorang mengintip dari luar pintu.
Kazuki
mengenalnya.
“oii,, Hara!”
Mendengar Kazuki
meneriaki namanya, Manabu bersembunyi dan berniat ingin pergi dari situ. Namun
belum sempat mengambil langkah, Kazuki sudah ada di depannya sekarang.
“hei, kenapa kau
di sini? Kau mencari siapa?”
Manabu
menggelengkan kepalanya “aku.. ingin bertemu senpai”. Kazuki tersenyum
mendengarnya.
“ada apa?”
“ada apa?”
“tidak ada
apa-apa. Sepertinya kau sedang sibuk dengan teman-temanmu”
Di dalam, Byo
masih bersama Rui yang tak beranjak dari tempatnya.“hei, Kazuki sedang bicara
dengan siapa itu?” tanya Byo pada Rui yang masih kesal.
“mana ku tahu. Lihat saja sana sendiri!”
“hei,, kau marah? Jangan marah seperti itu, nanti aku tak suka padamu” refleks perkataan Byo membuat Rui merinding dan segera menghampiri Kazuki.
“mana ku tahu. Lihat saja sana sendiri!”
“hei,, kau marah? Jangan marah seperti itu, nanti aku tak suka padamu” refleks perkataan Byo membuat Rui merinding dan segera menghampiri Kazuki.
“ck..ck.ck.. Rui.,
semakin manis saja kau”
“heee??? Kau
lagi? Kau kemari benar-benar ingin mengutuk Kazuki, ya?” ucapan Rui yang
terdengar kurang ajar itu membuat Manabu menyadari kehadirannya kini. Kazuki
langsung memukul kepala Rui, “cepat minta maaf!”
“iya iya.
Maafkan aku”
“Manabu, kalau
ada sesuatu yang ingin kau bicarakan, pulang sekolah temui aku di gerbang depan
ya”
Manabu kembali
bersemangat dan mengangguk cepat “iya. Terima kasih”
***
Sesuai ajakan Kazuki,
Manabu sudah terlebih dulu berada di gerbang depan. Ia akan menunggu Kazuki di
sana.
Sesungging
senyuman terlihat samar saat Manabu tau Kazuki sudah keluar dari kelas dan
berjalan ke arahnya. Di mata Manabu, Kazuki terlihat sempurna sekali. Dengan
tinggi badan yang ideal dan paras yang menarik. Membuat seluruh laki-laki
manapun akan iri. Termasuk dirinya.
“sudah lama
menunggu?”
Manabu
menggeleng. “lebih baik kita ke McD, sekalian ngobrol-ngobrol” usul Kazuki yang
segera diiyakan Manabu. Untuk yang kedua kali, mereka pulang sekolah bersama.
Namun sepasang
mata melihat mereka dari kejauhan. Sepasang mata yang menyorotkan penasaran dan
kemarahan.
“Uruha-chan!
Kenapa kau masih di sini? Ayo pulang” seorang gadis berkepang dua tiba-tiba
muncul dan memanggil gadis yang sedari
tadi memerhatikan Kazuki dan Manabu.
Merasa tak
dihiraukan, gadis itu melihat ke depan-melihat apa yang dilihat Uruha-.
“itu kan Kazuki-senpai!
Dan... anak aneh itu?”
“ayo pulang!” seru Uruha berjalan pulang mendahului temannya.
“ayo pulang!” seru Uruha berjalan pulang mendahului temannya.
“eee?? Chotto
matte!!!”
To be Continue
No comments:
Post a Comment