Sunday, August 28, 2011

Fanfic Alice Nine&ViViD : Summer ¦ Autumn (Chapter 6-end-)


Title                  : Summer  ¦ Autumn
Author              : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom/Pair     : Alice Nine, ViViD/(ShouXHiroto)
Genre               : Drama, Romance, Family, BL, Incest juga gak ya??
Chapter            : 6/6
Summary          : “Aku akan menjaga kak Hiro untuk kak Kohara”
Mood                : Peralihan antara seneng dan bete (hayooo, apa itu namanya??)


Satu musim teleh terlewati. Perjanjian harus ditepati. Shou, yang ternyata adalah kakak kandung Ko-ki membuat Hiroto ragu akan percintaan mereka. Namun dengan keteguhan hati masing-masing, mereka bisa mempertahankannya. Dan hari ini tepat awal musim gugur, Shou harus meninggalkan adik dan ‘saudara’nya. Dia harus pergi ke Moscow walaupun dengan berat hati.

“kak Kohara jangan pergi. Ini rumah kakak, jangan tinggalkan Ko-ki lagi. . .hiks..hikss” Ko-ki memeluk tubuh Shou yang sejajar dengannya
“Ko-ki, kakak harus pergi. Kakak harus mengurus perusahaan ayah di sana. Tolong jaga kak Hiro untukku ya” perlahan Shou melepas pelukannya
“kakak~~~~”


“Shou, apa ayah yang menyuruhmu kembali?” Hiroto memegang pundak Shou
Shou mengangguk
“harusnya ayah tau kalau keluarganya di sini. Ayah keterlaluan”
“hm.. awal musim dingin besok masih enam bulan lagi. Aku pasti ke sini lagi”
“enam bulan itu lama, Shou!”
“aku janji aku paastii ke sini. Kita rayakan natal bersama”
“janji harus ditepati”
“aku berjanji”

~flashback~
“kak Shou kakak Ko-ki?” suaranya bergetar. Sontak Shou dan Hiroto menoleh ke arah sumber suara
“ha?? Ko-ki? Kau belum tidur?” tanya Shou kaget
“kak, jawab. Kak Shou benar kakak kandung Ko-ki?”
Shou menghampiri Ko-ki, namun Ko-ki menghindar
“kakak tau, kakak tidak memberitahu Ko-ki sebelumnya” ucap Shou merasa bersalah
“kenapa tak memberitahuku dari awal?!” teriaknya
“Ko-ki! Kak Shou punya alasan kenapa tak memberitahumu!” Hiroto membela Shou dengan nada membentak. Jelas Ko-ki menjadi takut
“hikss..hikss.. kenapa kakak membentakku?” Ko-ki pun langsung cepat-cepat memutar arah kursi rodanya dan pergi menuju kamarnya
“Ko-ki! Tunggu! Kakak tak bermaksud membentakmu”
Tapi kaki Hiroto lebih cepat dari roda-roda kursi Ko-ki. Hiroto berhasil menghadangnya.
“maafkan kakak. Ko-ki, lihat mata kakak, jangan menunduk”
“hiks..hikss”
“Ko-ki, saatnya kau tau. Kak Shou adalah kakak kandung Ko-ki yang sudah lama hilang. Lihat dia sekarang. Dia benar-benar menyayangimu” jelas Hiroto
“benar Ko-ki. Aku Kohara Kazamasa, kakakmu”
“kak Koharaaaa~~~~” rasa rindu Ko-ki tak bisa dihindarkan. Ia memeluk Shou, dan Shou balik mendekapnya hangat
“kakak akan selalu menjaga Ko-ki. Kakak janji”
~end of flashback~

“Ko-ki, adikku. Kakak punya pesan padamu”
“apa kak?”
“kakak titip kak Hiro padamu. Jaga dia baik-baik ya?”
“sip kak! Aku akan menjaga kak Hiro untuk kak Kohara”
“hei..hei..hei… aku bukan anak kecil lagi Shou! Justru akulah yang harus menjaga Ko-ki!” protes Hiroto
“hahaha… iya iya deh. Ko-ki, kakak pergi dulu ya”
“hm..hati-hati kak”

“Hiroto, aku pergi sekarang ya.. setelah sampai, nanti aku kabari”
“aku pasti akan merindukanmu”
“me too.. And I will back to you .I love you my honey”
“I love you too” Shou mencium kening Hiroto dengan lembut. Ciuman yang hangat namun menyakitkan
“sampai jumpa~~~ sampai ketemu di hari natal~~~”
“daagg kak”


‘sampai jumpa enam bulan lagi,, Kohara’


__***__

Enam bulan kemudian
Hiroto yang kini masih hidup berdua dengan Ko-ki sang adik, tengah menikmati udara akhir musim gugur yang semakin mendingin. Itu tandanya, musim dingin di depan mata. Mereka sangat merindukan Shou-atau Kohara-. Mereka menunggu kehadiran Shou yang berjanji akan pulang saat musim dingin—lebih tepatnya hari natal--. Walaupun sudah beberapa kali Shou mengabarkan akan segera datang, tapi sampai sekarang batang hidungnya belum muncul juga.. ‘dasar,Shou’ gumam Hiroto.
“Ko-ki, masuk yuk. Di luar udaranya makin dingin”
“iya kak”

Tak lama kemudian, terdengarlah suara bel yang terus menerus dipencet tanpa berhenti
TING TONG TING TONG TING TONG
‘siapa sih pencet-pencet bel rumah orang seenaknya’ gerutu Hiroto
“iyaa sebentar~~~” teriak Hiroto dari dalam dan pergi ke untuk membuka pintu—walau ia sangat malas menerima tamu hari ini—

Hiroto membuka pintunya dan betapa kagetnya ia melihat siapa yang datang. Sejenak Hiroto bengong mematung, mengucek matanya berulang-ulang untuk memastikan apa yang dilihatnya itu hanya mimpi. Tapi itu bukan mimpi.
“Hiroto, genkidesu ka?” suara berat yang tak asing keluar dari mulut orang itu
“aa” Hiroto tak bisa berbicara apapun


“kak Hiro,  ada tamu kok gak disuruh masuk?” tanya Ko-ki dari dalam
Merasa pertanyaannya tak dijawab sang kakak, Ko-ki pun menghampiri Hiroto di depan pintu.
“Ko-ki, apa kabar?” lagi-lagi dengan kalimat yang sama, Ko-ki mengenal suara itu. Suara yang tak asing ditelinganya
.
.
.
.
.
“KAK KOHARAAA~~~~~~”


OWARIMASU


Author’s Note : Chapter ini adalah chapter yang paling sedikit isinya.. tapi gapapalah… BTW,, Keaknya kok ujung”nya malah Shou sama Ko-ki sih?? Huhu,, anehhhh pisan~~~. Saiia sendiri juga bingung, ini penpic intinya apa sih??? Mau cinta bisa, mau keluarga juga bisa… hah, terserah yang mau baca aja ah (emang siapa yang mau baca?)

Fanfic Alice Nine&ViViD : Summer ¦ Autumn (Chapter 5)


Title                  : Summer  ¦ Autumn
Author              : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom/Pair     : Alice Nine, ViViD/(ShouXHiroto). Special Guest : Hikaru (D=OUT)
Genre               : Drama, Romance, Family, BL, Incest juga gak ya??
Chapter            : 5/6
Summary          : “karena aku mencintaimu”
Mood                : aduh aduh aku bingung *nyanyi lagu bikinan temen**



“Ko-ki, kau tadi lihat kak Hiro tidak?” tanya Shou panik
“lihat, tadi kalau tidak salah perginya ke arah kamar mandi”
“sankyuu.. Ko-ki” dengan segera dan terburu-buru, Shou langsung ke kamar mandi dan mengetuk pintunya perlahan
Tok Tok Tok
“Hiroto… kau di dalam?” Shou menggedor-gedor pintu kamar mandi
Tak ada suara
“Hiroto, kau tadi melihat pesan tadi ya?”
Masih hening
“etto.. dia bukan siapa-siapaku kok. Ini hanya salah paham” Shou menjelaskan
“hiks..hikss” hanya ada suara isakan tangis samar-samar darinya
“jangan menangis,kumohon.. aku jadi merasa bersalah”
“sebaiknya kau hiks.. pergi..”
“aku tidak akan pergi,… sebelum kau keluar”
“kenapa?hiks.. apa kau kasihan?” Hiroto sedikit menaikkan nada bicaranya
“aku bukan kasihan padamu.. tapi…”
“tapi apa??!!!” teriak Hiroto masih dengan suara seraknya
“karena aku mencintaimu”
DEG
Hiroto mematung seketika mendengar pengakuan itu dari mulut seorang Shou. Ia tak percaya apakah Shou benar mencintainya.
“Hiroto, keluarlah.. aku mohon”


“kak Shou, kakak sedang apa?” suara polos Ko-ki tiba-tiba muncul dari arah belakang Shou
“eh? Ko-ki.. anou, kakak sedang tidak ngapa-ngapain” jelas Shou berbohong
“kak Hiro mana?”
“kak Hiro di dalam sini. Kami sedang main petak umpet, tapi kak Hiro tak mau keluar” Shou berusaha tersenyum
“oh..Ko-ki boleh ikut main gak kak?”
“lain kali saja ya.. kami juga mau selesai.. Ko-ki ke kamar saja dulu”
“baiklah kak” dengan perasaan kecewa karena tidak bisa bermain sekaligus perasaan bingung, dengan berat hati Ko-ki pergi dari situ, namun sebenarnya ia tak benar-benar pergi. Ia mengintip dari balik tembok untuk mengetahui apa yang dilakukan kedua kakaknya itu

“Hiroto, Ko-ki sudah pergi. Sekarang kau mau keluar kan?”
Dan pintu pun terbuka sepenuhnya, dengan Hiroto yang keluar seperti berlari. Dia tak ingin melihat Shou, tapi ia berhasil dicegah. Shou menarik pergelangan tangan Hiroto
“kau kenapa?”
“jangan sentuh aku!” Hiroto melepas cengkeraman tangan Shou dengan sekuat tenaga dan secepatnya pergi dari situ
“HIROTO!! Akhhh, sial!”

‘mereka kenapa? kak Hiro menangis’ Ko-ki cemas
‘jangan-jangan mereka bertengkar. Tapi karena apa?’ Ko-ki menjauh dari situ dan pergi menemui Hiroto

Ditemuinya Hiroto di halaman belakang. Kondisinya seperti orang menggigil, Ko-ki menjadi khawatir.
“kak.. kakak kenapa menangis?”
“Ko..Ko-ki? Ah, eh,, kakak tidak menangis. Cuma mata kakak terkena debu. Perih. Hehe :’)”
“kak Hiro jangan berbohong. Aku tau kak” Ko-ki terus mendesak
“tak ada yang perlu kau khawatirkan, sayang. Ko-ki, kau sudah makan?”
“belum”
“Ko-ki, sudah berapa kali kakak bilang. Makan yang teratur, nanti kau sakit”
“iya kak”
“pergi makan, sana” suruh Hiroto pelan
Ko-ki pun pergi. Lagi-lagi ia tak menurut, ia malah menemui Shou. Untuk minta penjelasan

“kakak~~”
“iya, sayang. Ada apa?”Shou menoleh
“kak Shou dan kak Hiro kenapa?”
“tidak ada apa-apa kok”
“kalian bertengkar?” Ko-ki hampir menangis
Shou terdiam
“jangan seperti ini, Ko-ki jadi sedih” Ko-ki mulai sesenggukan
“maafkan kakak, kak Hiro marah dengan kakak” Shou pun memeluk Ko-ki dan menghapus air matanya
“marah kenapa kak?”
“karena salah paham semua jadi begini. Sekarang di mana dia?”
“dd..di halaman belakang”
“terima kasih. Ko-ki, sebaiknya kau di dalam dulu. Kak Hiro biar kakak yang urus. Ya?”
Ko-ki menganggguk
__***__

“aa.. Hiroto”
Hiroto tak mau melihat Shou, pandangannya terus saja ke depan
“maafkan aku..”
“kau tak perlu minta maaf” sambung Hiroto cepat
“kau membaca pesan itu?”
Hiroto tak menjawab
“Hiroto, Ko-ki sedih melihat kita bertengkar. Kau mau baikan denganku?” harap Shou, dia sudah membentuk jari kelingkingnya agar mau dikaitkan dengan kelingking Hiroto. Tapi Hiroto tetap saja tak menggubrisnya
“Hikaru itu siapa?”
“dia temanku”
“temanmu dengan panggilan LOVELY??”
Shou bukannya takut, ia malah tersenyum. Ini artinya dia bisa membuat Hiroto meaafkannya
“kau tidak suka?”
“menurutmu?”
“kau cemburu ya?”
SERRRR-darah Hiroto serasa naik ke wajahnya-
“untuk apa aku cemburu? Memangnya kau siapa?” lagi-lagi Hiroto menahan malu
“wajahmu tak bisa berbohong”
“aku belum katakan ini ya..”
“apa?!”
“aku tak pernah bercanda dengan apa yang kukatakan”
Kata-kata Shou berhasil membuat Hiroto berbalik menoleh Shou. Dahi Hiroto berkerut.
“iya, seperti yang kukatakan tadi. Aku mencintaimu” nada dan ekspresi Shou berubah menjadi serius
Hiroto menelan ludahnya, ia tak tau harus berbicara apa. Tenggorokannya serasa macet
“dengan rasa hormat, apa kau bersedia menerimaku menjadi kekasihmu?”
Ucapan yang menyihir Hiroto. Sulit baginya untuk berucap tidak. Namun ia sedikit ragu-ragu menjawabnya
__ __
__ __
“hmm.. ya, aku bersedia”
Sambaran pelukan langsung diberikan Shou segera. Hiroto terlihat canggung dan malu-malu.
“kau tak akan marah-marah lagi kan padaku?”
“kalau kau macam-macam, aku akan memukulmu!”
“masih saja galak..huh. tapi kalau kau yang macam-macam, aku akan menciummu” goda Shou
“(//O//)”
“lucu sekali kalau kau seperti itu.. aku makin sayang padamu”


“ehemmm,ehemmm” suara anak kecil mengagetkan mereka,tak lain tak bukan itu suara Ko-ki
“eh? Ko-ki, sejak kapan kau di sini?” tanya Hiroto kaget bukan main
“sejak kak Shou menyatakan cinta pada kak Hiro. Hihihi”
“berarti dari tadi dong!!!”
“hehe,,iya”

Shou dan Hiroto menyiapkan makan malam di dapur, mereka sesekali mengobrol tentang diri masing-masing. Sampai Hiroto menanyakan siapa orang yang mengirimi pesan kepada Shou tadi
“bagaimana dengan Hikaru itu?”
“heh,, aku sudah memberitahunya kalau aku sudah punya kamu. Tapi sampai sekarang dia belum juga membalas smsku lagi”
“jadi menurutmu?”
“aku beranggap kalau dia dan aku sudah tak ada hubungan apapun lagi”
“huftt. Aku juga berharap begitu”
TURRRTT….TURT-ketai Shou berdering-
“ayahku menelfon” ucap Shou pelan
“iya, tak apa”
“aku ke luar sebentar ya”
“hmmm”

“ayah, ada apa tiba-tiba meneleponku”
“ayah ingin bicara padamu”
“tentang apa, sepertinya serius sekali”
“kau sudah bilang pada Hiroto  kalau kau kakak kandung Ko-ki?”
“belum ayah. Dia bahkan tak mengenaliku waktu pertama kali bertemu. Sampai sekarang pun masih”
“lalu kapan kau mau memberitahunya?”
“secepatnya”
“kalau bisa sekarang saja”
“aku tak mau melukai hati Hiroto, karena selama ini dia sudah banyak berkorban pada Ko-ki. Dia juga sangat menyayanginya”
“ingat Shou. Cepat atau lambat dia pasti akan tau. Dan itu sangat berresiko untuknya”
“kenapa?”
“pasti dia merasa akan jadi orang asing di rumah dan ujung-ujungnya dia akan kabur”
“separah itukah?”
“Shou anakku, kau harus berani mengatakannya! Biar dia tau yang sebenarnya”
“baik ayah. Aku akan berusaha”
“sudah dulu,ya. Ayah masih harus bekerja. Sampai jumpa”

“ada apa Shou? Kelihatannya tidak bersemangat?” tanya Hiroto
“ah, tidak apa-apa. Aku hanya bingung”
“sepertinya kau banyak pikiran”
“yah begitulah”
“mau dipijat?”
“kaau mau melakukannya?”
“hm. Ayo sini”

Malam hari di dalam kamar Hiroto dan Shou
“Hiroto. Aku ingin bicara padamu”
“hm?? Ada apa?”
“sebelumnya kau pernah tidak bertemu dengan kakak kandung Ko-ki?”
“he?? Memangnya aku pernah cerita soal Ko-ki punya kakak?”
“ah, eh,.. anou.. Ko-ki yang cerita”
“oh.. dulu aku sempat bertemu dia pada saat acara keluarga ibuku dan ibunya. Walau Cuma beberapa kali sih. Memangnya kenapa?”
“aku hanya ingin tau saja. Terus terus?”
“dia anaknya baik. Waktu itu kami baru berumur tujuh tahun, dan Ko-ki sendiri baru dua tahun. Pertama kali aku melihatnya, dia sangat lucu. Bahkan aku pernah menyukainya. Tapi sayangnya dia sudah meninggal waktu ikut ayah tugas ke Moscow”
“siapa yang memberitahumu kalau dia meninggal?”
“aku lihat di tv. Katanya dari seluruh awak pesawat, hanya ayah dan tujuh orang lain saja yang selamat”
“satu hal yang belum kau ketahui”
“apa?”
“dia masih hidup”
“sudahlah, tak usah bercanda”
“apakah kakak kandung Ko-ki memiliki kalung ini?” maka ditunjukkanlah sebuah kalung berbandul mahkota berwarna perak dari dalam sakunya
“bb..baaggaimanna bisa.. kk.kkau dapat dari mana?”
“karena ini milikku?” jawabnya singkat
“bohong! Ini punya kakak kandung Ko-ki, karena akulah yang memberikannya”
“aku memang kakak kandung Ko-ki yang hilang itu”
“tidak mungkin! Nama kalian berbeda!”
“nama Shou diberikan ayah padaku ketika aku umur sepuluh tahun. Sebenarnya nama asliku Kohara Kazamasa. Dan itu pemberian ibuku, aku sangat menghormati beliau”
“kauu.. Kkk..Kohara” perlahan air mata Hiroto menetes
“iya.. Pon” Shou langsung memeluk Hiroto
Shou dan Hiroto pun saling bercerita bagaimana masa-masa dulu ketika mereka bisa ‘bersaudara’ tiri. Rekaman kejadian yang dulu pun serasa diputar kembali. Mereka sangat merindukan masa-masa itu. masa di mana mereka selalu bersama. Tapi mereka tak tahu, apa yang sedang mereka bicarakan seluruhnya di dengar Ko-ki

‘kak Shou, ternyata kau memang kakakku’


To Be Continued


Author’s Note : Jeng Jeng jeng *pasang musik licik keak di sinetron*.. Akhirnya rahasia terbongkar semua.. bwahahaha*ketawa licik keak di sinetron lagi*.. *langsung disumpal mulut author sama kaos kaki yg belum dicuci dua taon*

Fanfic Alice Nine&ViViD : Summer ¦ Autumn (Chapter 4)


Title                  : Summer  ¦ Autumn
Author              : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom/Pair     : Alice Nine, ViViD/(ShouXHiroto)
Genre               : Drama, Romance, Family, BL, Incest juga gak ya??
Chapter            : 4/6
Summary          : “Dan do’a yang paling Ko-ki harapkan adalah, Ko-ki ingin kak Hiro dan kak Shou bisa terus bersama”
Mood                : happyyy (udah donlot PV JellyFish) ckakakak


“TANJOUBI OMEDETTOU~~~~” suara riuh ucapan selamat dilontarkan Shou dan Hiroto ketika Ko-ki dan nenek pulang ke rumah
“kakak~~~” Ko-ki masih tak percaya
“selamat ulang tahun ke-12, sayang” Hiroto langsung memeluk adik satu-satunya itu. Dia terharu.
“selamat ulang tahun Ko-ki” kali ini Shou yang memeluk Ko-ki
“kakak, terima kasih. Ko-ki senang punya kakak seperti kalian”
“Ko-ki sudah besar ya. Ini, nenek punya hadiah untuk cucu kesayangan nenek” sang nenek pun memberikan sebiah bingkisan kotak yang lumayan besar. Dan Ko-ki pun tak sabar ingin membukanya
“wahh, nenek terima kasih..  ini yukata yang aku inginkan..”
“Ko-ki, malam ini nenek harus pulang. Kakek sudah menunggu di rumah” ucap nenek masih agak berat meninggalkan Ko-ki
“yah, nenek~~~”
“pulangnya harus malam ini ya?” Hiroto juga sangat berat harus berpisah dengan nenek. Karena baru sebentar ia bisa bertemu dengan neneknya
“tak apa-apa kan. Hiroto, dan kau juga jaga Ko-ki ya. Nenek pulang dulu. Sampai jumpa”
“Sampai Jumpa”


“nah,Ko-ki. Bikin make a wish sekarang” suruh Hiroto
Ko-ki hanya mengangguk. Dalam make a wishnya, Ko-ki nampaknya sangat hikmat dalam minta permohonan. Dan tiupan seluruh lilin di atas kue ulang tahun menandakan berakhirnya permohonan do’anya
“kalau boleh kakak tau, Ko-ki tadi do’a apa?” tanya Shou penasaran
“Ko-ki berdo’a supaya kita bertiga bisa terus sehat. Dan do’a yang paling Ko-ki harapkan adalah, Ko-ki ingin kak Hiro dan kak Shou bisa terus bersama”
“he? Ko-ki. Kenapa kau do’a seperti itu?” sekarang Hiroto yang jadi salah tingkah
“karena aku tau, kak Shou menyukai kakak”
“(//w//)” Hiroto tak bisa menahan malunya lagi
“hehe.. Ko-ki, ini untukmu. Semoga kau suka” Shou menyerahkan kado yang lumayan besar kepada Ko-ki
“inn..iinni.kkk.kkann…. action figure favoritku kak~~~ darimana kakak tau??”
“kakak tersayangmu ini yang memberitahuku”
“huh.. kau ini. Nah, kalau yang ini dari kakak. Kau pasti suka” Hiroto tersenyum
“kak Hiro dapat ini dari mana?” ekspresi bahagia Ko-ki kali ini berubah menjadi sedih bercampur haru setelah ia lihat hadiah apa yang diberikan Hiroto padanya, yakni sebuah bingkai foto dengan Ko-ki, ibu Ko-ki dan ayah sebagai fotonya. Ingatan Ko-ki seakan diputar ulang
“dari kamar ayah. Ko-ki pasti sangat merindukan ibu. Walaupun ibu Ko-ki beda dengan ibu kakak, tapi kakak selalu menyayangi ibu Ko-ki. Kau juga begitu kan?”
Ko-ki mengangguk kecil
“tapi Ko-ki senang kan dengan hadiah kak Hiro?” tanya Shou
“Ko-ki sangaaaatttttt senang. Ko-ki bahagia punya kakak-kakak seperti kalian di sini”
KLAK KLOK KLAK KLOK-bunyi alarm jam malam
“sudah malam.. Ko-ki tidur ya.. jangan lupa sebelum tidur berdo’a sama Tuhan. OK” suruh Shou
“baik kak”
‘sepertinya dia sudah mulai terbiasa dengan keadan Ko-ki. Yah, baguslah… kuharap dia begini terus’ batin Hiroto
“kau juga Hiroto, kau harus tidur.. besok kita beresin semua peralatan ini”
“cerewet.. huh” Hiroto pura-pura tak peduli
“hei..kau ini tambah lucu kalau seperti itu.. pipi bapao. hihihi” ledek Shou
“mata belok!” balas Hiroto
“hahaha~~~ kau sama sekali buat aku ingin mencubit pipimu, Hiroto” kali ini Shou mengejar Hiroto sampai kamar. Dan sampailah mereka di dalam kamar.. hanya mereka berdua
“kenapa mengejarku?!”
“aku hanya ingin tidur.. memangnya ada niat lain.. hehehe”
‘kurang ajar orang ini, aku dibuatnya malu sampai seperti ini!!!’ umpat Hiroto dalam hati
“daagg…. Aku tidur dulu, oyasumi nasai Hiroto…-chan”
‘apalagi maksudnya panggil-panggil aku pakai –chan??’
Mereka pun pergi ke tempat tidur masing-masing, masih memikirkan keanehan satu sama lain. Namun mereka tak mengetahuinya. Biarlah mimpi yang menjawabnya.

__***__

Hiroto mencoba melepas rangkaian balon di langit-langit rumah menggunakan tangga. Tapi usahanya kurang berhasil.  “hup… aduh gak sampai lagi…”
“perlu bantuan?” tanya Shou yang berada di depan pintu
“eh?? Tidak perlu! Aku bisa sendiri!”
“ya sudah, aku pergi dulu ya~~”
‘huh! Siapa juga yang butuh bantuannya!!’
“pasti sampai! Hap, dapat! Loh,, eh???!!” karena tangga yang licin, Hiroto terjatuh dari atas tangga, namun…
“hap!! Tepat waktu!” Hiroto jatuh di bawah rentangan tangan Shou
“fiuhh… untung aku tepat waktu.. kalau terlambat sedikit saja, kau bisa terluka” ucap Shou khawatir
“kenapa kau di sini?! Cepat turunkan aku!!” Hiroto menarik kaos Shou dan berontak agar ia bisa turun
“aduh kau ini, bukannya berterima kasih malah marah-marah”
“iya iya terima kasih. Puas?”
“masih saja jaim~~~ keras kepala juga,, aku memang tak mengerti sifatmu” Shou geleng-geleng kepala
“sekarang kau bantu aku beresin ini semua, jangan melarikan diri!!”
“ok,,nona”
“GRRRR”
“maaf~~~”

“huft~~ sudah selesai. Sekarang waktunya tugasku melipat pakaian”
“perlu bantuan lagi?” tawar Shou setengah menyindir
“tidak usah.. ini tugasku, kau ajak main Ko-ki saja sana”
“oke…”

‘ya ampun, jaketnya Shou ini pakai parfum apa sih? Biar sudah diberi pewangi, masiihh saja wangi parfumnya yang kentara. cckckckck’ Hiroto hanya bisa menggelengkankan kepala selagi dia melipat pakaian
‘tapi wanginya aku suka.. hihihi :P’
“sudah semua nih. Tinggal diantar ke kamarnya selesai pekerjaanku”
“lalalala¯¯” Hiroto berjalan dengan riangnya padahal ia hanya mengantar pakaian kering milik Shou ke kamarnya
“letakkan di sini saja” Hiroto meletakkannya di meja dekat beberapa potong pakaian Shou dan tas miliknya
Tapi sebuah ketai flip milik Shou yang berdering pesan meminta untuk di baca
‘baca…enggak..baca..enggak..baca..enggak.. huft, baca aja kali’
Hiroto pun membacanya, dan betapa terkejutnya ia melihat isi pesan itu. pesan singkat yang membuat hati Hiroto bagai terbelah katana
Pelan-pelan ia membaca sekali lagi, dan benar ia memang tak salah lihat. Sulit untuk dikatakan, rasanya ia tak mau lagi melihat Shou. Saat itu ia tau ia sedang menangis, nafasnya tak teratur tapi ia berusaha menahan suaranya agar tak terdengar. Perasaannya kalut.

“Hiroto… Hiroto… kau di dalam?” suara Shou yang begitu Hiroto kenal, terdengar jelas di seluruh sisi ruangan kamar mereka
“Hiroto, kau sedang apa di situ?” Shou bingung
“hiks.. bukan urusanmu!!” secepatnya Hiroto pergi dari pandangan Shou tanpa melihat Shou langsung.. dia pergi sambil menangis. Shou yang melihatnya semakin bingung
“hei, kau kenapa?!!”
“arrgh,, dia kenapa sih. Memangnya aku salah apa padanya?” pandangan Shou kini mencari sesuatu di sekitar tempat tidurnya dan ia menemukan ketainya tidak berada di tas, melainkan di atas tempat tidur
“kenapa bisa di sini? Apa jangan-jangan dia lihat ketaiku.. memangnya isinya apa sih? Setahuku aku tak pernah mengisi yang macam-macam”
Lalu dibukalah ketainya dan ia melihat sebuah pesan singkat dari seseorang yang kini sudah ia lupakan
‘ya Tuhan, kenapa di saat seperti ini dia melihatnya??!!’
.
.
.
‘Shou sayang, kapan kau pulang~~ aku kangen kamu.. aku ingin kita bersama lagi, kau tau kan aku masih sangat mencintaimu.. kutunggu di rumah. Jangan lupa balas smsku ya~~ aishiteruY’… your lovely,Hikaru’



To Be Continued


Author’s Note : IHIYYY!!! Jadi geli baca ulang yang chapter ini.. soalnya saiia mengimajinasikan mereka supaya sesuai sama jalan cerita saiia… hahahaaa