Sunday, April 29, 2012

Fanfic Forgive Me, My Babe (Alice Nine dkk) chapter 4 -end-


⎾無条件幸福論⏌
Anata ijou no hito ga ita to shitemo
Atashi wa anata o aisu no desho
Dakara koso wagamama wa mou iwanai kara
Sore jaa koko de bye bye
__SuG__


Title                 : Forgive me, my babe ~end~
Author                         : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom           : Alice Nine, ViViD
Pairs                 : SagaXHiroto, ToraXNao, SagaXIV, ShouXHiroto
Genre               : Romance, Friendship, Heartache, YAOI
Chapter            : 4/4
Summary         : ‘apa yang kau lakukan pada boneka milikku, Saga?’
Songs               : Kousai, 9th Revolver, Waterfall, Gemini II-the luv-
                                                                        ***
~Kousai~
Nakushitakunai mono niji mo
shikisai ya kimi wo tsukuru subete…

Hari ini Shou berrencana menjemput Hiroto di rumah untuk berangkat bersama ke sekolah, dan itu disambut baik Hiroto. Pagi itu Shou mengendarai motor miliknya, ia tiba di rumah Hiroto dan menunggunya di depan rumah. Mendengar bunyi klakson motor Shou, Hiroto langsung cepat-cepat berpamitan kepada ibunya dan segera menghampiri Shou yang sudah menunggunya. Hiroto pun mengambil posisi senyaman mungkin untuk bisa dibonceng Shou. Eratnya pelukan Hiroto begitu terasa di pinggang Shou, ia sangat senang dengan keadaannya saat ini.
“Pon, ayo turun.. sudah sampai”
“gak mau, aku mau dibonceng Shou lagi. Hihihi”
“ada-ada aja, ayo sekarang turun. Nanti pulangan kubonceng lagi”
Hiroto hanya bisa tertunduk malu, menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah
Begitu mereka menginjakkan kaki di kelas secara bersamaan, Nao yang berada di situ langsung meneriaki mereka
“Suit, suit, gandengan terus…” goda Nao
“apaan sih,, malu tau dilihat yang lain” Shou langsung bersikap sewajarnya dan mencoba menghentikan Nao agar diam
“iya, iya,.. aku iri deh lihat kalian berdua, mesra banget. Baru jadian ya?” Nao bicara ceplas ceplos
“menurutmu?”
“uhh,, so sweet..”

Mereka yang masih berbincang di pintu kelas tak menyadari kehadiran Saga dan IV di belakang mereka

“Shou, kita minggir sedikit. Ada yang mau lewat” Hiroto coba menghindari Saga, ia tak ingin menatap mata Saga secara langsung
“oh, iya”

Saga kali itu juga tak bisa banyak bicara, melihat Hiroto bersama Shou walaupun di situ juga ada Nao. Ia langsung masuk dan duduk di kursinya
***
“hei Saga, ayo gabung di sini… kita ngobrol-ngobrol” tawar Nao yang sama sekali tak tau dengan permasalahan antara Saga dan Hiroto
“makasih, Nao. Tenggorokanku sedang sakit, jadi tak banyak bicara sekarang” tolak Saga sopan, padahal ia tak sakit sama sekali
“oh ya udah”
“Nao-san, Tora mana? Tak biasanya ia datang terlambat. Apa mungkin sakit?” tanya Hiroto mengalihkan perhatian
“iya, hari ini ia tak masuk. Dia sakit, hernia-nya kambuh”
“trus sekarang dia di rumah sakit?” Shou bertanya khawatir
“iya” Nao memaksakan bibirnya untuk tersenyum, tapi ia sangat sedih

“yang sabar ya, Nao-san. Nanti kita ke rumah sakit jenguk Tora”
“makasih teman-teman,..”
“douita ^^”

Bel masuk kelas pun berbunyi, mereka langsung menuju kursi masing-masing. Bersiap memulai pelajaran hari itu
***

“hei, Tora sudah bangun. Lihat deh” Nao melambaikan tangannya agar Hiroto dan Shou mendekatinya, melihat Tora yang terbaring lemah di kasur pesakitan telah membuka matanya perlahan
“Tora kalau keak gini, macannya gak kelihatan ya?” celetuk Hiroto
“kalian ini bagaimana, teman sendiri lagi sakit malah dilihat ekspresinya. Bukan nanya keadaannya? Huft” Shou Cuma geleng-geleng kepala
“hehe, maaf. Tora, keadaanmu bagaimana sekarang?” Nao mencoba memegang tangan Tora apakah dingin atau hangat

“yah, begitulah…masih seperti ini, harus diinfus” jawabnya sedikit serak dan membuat Nao makin simpati
“sampai berapa lama kau terus di sini? Sehari tanpamu, rasanya setahun kau tak bersamaku..”

“maaf, Nao.. tapi kata dokter aku harus dapat perawatan lebih intensif di sini. Mungkin sekitar dua minggu ke depan aku bisa keluar dari sini” lagi-lagi suara Tora hampir tak terdengar, karena memang hernia membuat leher sampai ujung kakinya menjadi lumpuh
“tapi kau janji akan sembuh”
“iya..”


Suara derap langkah seseorang dari luar yang seperti berlari membuat mereka agak kaget. Dan beberapa saat, pintu kamar rumah sakit terbuka dengan cepat

“Saga?” hampir bersamaan mereka mengucapkan nama itu, Saga seperti habis berlari. Dengan nafas terengah-engah ia buru-buru mengucapkan ‘semoga cepat sembuh’ pada Tora dan membawa Hiroto dari situ tanpa sepatah kata lagi yang ia ucapkan
“HEI, SAGA!! Kau mau bawa Pon kemana?” Shou sangat tidak suka dengan sikap Saga yang seenaknya, ia berteriak hampir menarik pergelangan Hiroto yang satunya namun dapat dicegah Saga
“aku baik-baik saja Shou.. “ dari kejauhan Hiroto meyakinkan Shou

‘apa yang kau lakukan pada boneka milikku, Saga?’ batin Shou khawatir

Saga membawa Hiroto ke sebuah ruangan rumah sakit yang sepertinya Saga sudah hafal sekali dengan area rumah sakit itu
“kau mau apa?!” ucap Hiroto setengah berteriak
“aku ingin penjelasan berarti darimu”
“penjelasan apa?! Aku gak ada hubungan apa-apa denganmu!! Jadi tolong biarkan aku pergi!”
“Pon, dengarkan aku! Aku ingin kau jujur padaku, selama ini kau suka padaku atau tidak?”
“apa hubungannya denganmu?!”
“KARENA AKU MENCINTAIMU!!”

DEG

“Pon, aku gak mau terus-terusan kau memusuhiku. Aku tak bisa tanpamu Pon, kau tau itu kan?”
Hiroto berdiri mematung, memunculkan wajah tanpa ekspresi. Ia membelakangi Saga karena tak sanggup melihat matanya, hingga sebuah butiran air meleleh dari ujung matanya tanpa ia sadari
“Pon, aku sudah tak ada hubungan apa-apa lagi dengan IV. Karena ku tahu, kau akan membenciku”
“hiks..hiks”
“air matamu terlalu berharga, simpan saja air matamu untuk orang yang kau cintai. Aku tak pantas melihatmu menangis”

“SUDAH CUKUP!! KAU PUAS TERUS MEMBUATKU MENANGIS SEPERTI INI!! IYA??!!” Hiroto ternyata sudah muak dengan permainan Saga, ia berteriak sekencang mungkin tapi tetap saja ia pejamkan kedua matanya
“…”
“AKU LEBIH MENCINTAI SHOU DARIPADA KAU!!!” Hiroto berteriak lagi dengan tangannya menunjuk ke arah Saga, meluapkan segala emosi dan perasaannya
“Pon, kau..” jantung Saga mendadak seperti berhenti, ia benar-benar shock dengan ucapan Hiroto
“kita Cuma teman, gak lebih!!”
“aku tak bermaksud…”
“aku mau pulang!” potong Hiroto
“maafkan aku Pon,,”

‘Shou, kenapa jadi seperti ini?’ ucap Hiroto dalam hati. Masih dalam tangisannya, ia meninggalkan Saga di tempat sepi itu

Di kamar rumah sakit tempat Tora dirawat
“Shou… aku mau pulang..” Hiroto tiba-tiba muncul dari pintu luar dan hampir berlari lalu memeluk Shou
“Pon, kau dari mana? Kenapa kau menangis lagi? Apa yang Saga lakukan padamu” Shou langsung mengecek Hiroto, tau-tau ia melihat mata Hiroto sudah basah
“sudah Shou, aku mau pulang sekarang” paksa Hiroto
“iya iya.. teman-teman, kami pulang duluan ya. Cepat sembuh Tora..” Shou menuruti Hiroto untuk pulang, namun ia masih bertanya-tanya mengapa Hiroto jadi seperti itu. Apa yang dilakukan Saga padanya.
***

Shou mengantar Hiroto pulang dan sengaja ia akan bertanya soal yang tadi pada Hiroto
“ada apa lagi denganmu?” Shou langsung duduk di kasur kamar tidur tepat sebelah Hiroto
Hiroto menggelengkan kepalanya
“kalau tak mau cerita padaku ya sudah, aku pulang ya”
“ah, jangan..” Hiroto menarik tangan Shou yang sudah beranjak dari kasurnya
“mau cerita tidak?”
“iya, aku akan cerita semuanya..”
“soal Saga, kan?”
“ya, tadi dia membawaku ke tempat sepi di pojok rumah sakit. Lalu ia memintaku penjelasan”
“penjelasan apa?” Shou sangat antusias“apakah aku mencintainya atau tidak, lalu kujawab tidak. Karena aku lebih mencintaimu Shou..”
“kau ini.. you will love me and me too. I love you for the past, present and the future”
“jangan pergi ya, aku ingin kau selalu di sini” Hiroto menarik tangan Shou perlahan dan meletakkannya di dadanya
“walaupun ragaku nanti tak bersamamu, tapi jiwaku akan selalu ada di sini. Tepat di hatimu”

Hiroto pun memeluk Shou dengan erat, ia bisa merasakan BVLGARI BLACK yang dipakai Shou, namun wangi asli tubuh Shou begitu kentara. Ia sangat nyaman dipelukan Shou, berharap tak ada lagi orang yang mengganggu mereka. Hingga kedua anak adam itu menenggelamkan dirinya masing-masing di sebuah kasur king size milik Hiroto. Menikmati suasana dengan hujan yang turun tiba-tiba, mereka tak peduli akan apa yang terjadi dengannya nanti. Karena sebuah cinta sejati telah mereka dapatkan walau harus membuang perasaan cinta pada orang lain, yang semua orang selalu menyebutnya dengan ‘Pengorbanan hati’

“Aishiteru, kokoro kara”

__OWARI__

p.s : :saiia bikin nui fanfic, pake hati, cinta dan perasaan terhadap kakang-ku tersayang, siapa lagi kalau bukan Mponkuh terchintha… tapi kalo ada yg bilang gag jelas, yaaa….. T^T,,,. jangan gitu donkkk… tega amadt. Walao akhirnya rada” gantung, tapi gw seneng ShouPon akhirnya hepi ending. Jangan tanya IV terakhir ceritanya keak apa ya,, sebenarnya,IV gw culik buadt dijadiin koleksi kamar gw.. hahaha..*dikeroyok sama pens-pensnya IV* en satu lagi di sini ketauan kalo Saga itu maruk!!!

Fanfic Forgive Me, My Babe (Alice Nine dkk) chapter 2


⎾無条件幸福論⏌
Anata ijou no hito ga ita to shitemo
Atashi wa anata o aisu no desho
Dakara koso wagamama wa mou iwanai kara
Sore jaa koko de bye bye
__SuG__


Title                 : Forgive me, my babe
Author             : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom           : Alice Nine, ViViD
Pairs                : SagaXHiroto, ToraXNao, SagaXIV, ShouXHiroto
Genre              : Romance, Friendship, Heartache, YAOI
Chapter           : 2/4
Summary         : Saga menuturkan kata keramat itu dan membuat Hiroto bagaikan merasa tertancap pisau di jantungnya.
Songs              : Kousai, 9th Revolver, Waterfall, Gemini II-the luv-
                                                                        ***
~9th Revolver~
I call out myself, nozonda ketsumatsu e
Now let’s run away oh, togheter
Before the sin, kimi e..


“kau sekarang berada di mana, aku sudah di bandara” Saga yang sore itu sudah berada di bandara melihat kesana kemari untuk mencari sambil menelepon teman lamanya itu
...“aku masih di antrian mau keluar, nanti kalau aku sudah stay baru kutelepon. Daagg”… jawabnya dengan nada santai, seakan tidak peduli dengan ekspresi Saga yang mendengarnya
“anak ini, bikin sebal saja. Dan kenapa aku bisa pacaran sama anak kecil ini. Takdir” dan karena lelah, ia pun duduk bersandar di sebuah bangku memanjang yang berada di sebelah tempat para penumpang yang baru turun dari pesawat

‘and cry with love, wasureteru hazusa….’ lagu nada dering white prayer pun berbunyi, tanda teman Saga itu meneleponnya

“kau di mana?!” dengan nada kesal dan mendengus Saga berusaha bicara, walau ia sangat malas untuk bicara

“tepat di belakangmu”

Suara itu mengagetkan Saga hingga terlonjak dari bangku, ia melihat temannya kali ini sangat berbeda dari yang terakhir kali mereka berpisah, rambut pirang dengan list biru muda memanjang membuat orang itu  memiliki style yang hebat. Cara berpakaiannya yang agak ketat berwarna merah namun sederhana cocok sekali dengan postur tubuhnya yang bisa dikatakan mungil, setara dengan Hiroto
“IV, ini kamu beneran?” Saga melongo tak percaya  dengan apa yang saat itu dilihatnya
“ya, ini aku.. IV, pacar kamu..kau lupa?” ucapan orang yang bernama IV itu menyadarkan Saga bahwa ia tak itu adalah IV pacar Saga sewaktu mereka SD

“kamu beda banget, aku hampir tak mengenalimu” Saga tersenyum simpul melihat tingkah IV yang tak berbeda dari yang dulu
“What? Humh,, it’s never mind for me. And do you still love me my hunny, don’t you?” IV memeluk erat Saga

“yeah,” ucapnya tak yakin

“kenapa kau tak bersemangat begitu, kau tak suka padaku lagi ya? Apa aku mengganggumu?”
“no, not like that! You still my hunny. I Love you IV-chan”
“ I love you too, Sachi..” IV dan Saga saling bergandengan tangan dengan erat dan beranjak pulang, mereka tak peduli dengan orang-orang disekitar yang melihatnya
***

At Saga’s ride

“Sachi, mulai besok aku sudah bisa sekolah di sekolahmu. Kata mama, aku sudah ditempatkan di kelas bersamamu. Sachi seneng gak?”
“ha? Besok, hahaha, iya aku senang kok. Tapi aku dan anak-anak satu band gak bisa ikut pelajaran besok, soalnya kami mau nge-band di acara band Indie se-Jepang di Shibuya. Maaf aku gak bisa nemenin kamu besok,  tapi lusa kami sudah bisa masuk kok. Nanti aku ajak kamu keliling sekolah plus  kenalan sama teman di bandku” ucap Saga menenangkan kekecewaan IV
“iya deh,  semangat ya buat besok. Ganbatte Sachi” senyuman IV membuat Saga tak bisa berusaha melupakan anak itu.

‘dia lebih mirip Hiroto. Ah, kenapa tiba-tiba aku jadi ingat Hiroto? Ada apa denganku?’

Saga merilekskan pegangan kemudi mobilnya itu agar tak capek, ia lajukan mobilnya supaya bisa cepat-cepat mengantar IV pulang ke rumahnya yang di Jepang.  Suasana sudah gelap dan Saga masih teringat pada Hiroto yang selalu memerhatikannya. Apakah ia mulai menaruh perasaan pada Hiroto, sang sahabat terbaiknya itu?
***
“Hai Pon-chan, bagaimana kabarmu hari ini?” tiba-tiba Saga mengejutkan Hiroto dengan menepuk pundaknya dengan keras
“ah, Saga-kun. Aku baik-baik saja, hari ini kau ceria sekali. Ada apa?” Hiroto senyum-senyum saja mendengar pertanyaan Saga
“tidak, aku hanya bersemangat agar kita bisa perform dengan sempurna nanti. Dan ku berharap kau pun begitu” senyuman dan sebutan Pon-chan yang diberikan Saga membuat hati Hiroto luluh, dan jantungnya berdegup kencang. Pipinya mulai memerah
“hei, kau kenapa? Senyum—senyum sendiri?”
“tak apa..aku hanya senang”
“ayo kita sama yang lain aja, di sini terlalu panas udaranya” Saga meraih pergelangan Hiroto dan itu disambut dengan kegembiraan dan kehangatan dari Hiroto, sebuah moment yang tak akan ia lupakan

Di sisi lain

‘Pon, kau benar-benar tidak ingat hari ini ulang tahunku..’ ucap Shou lirih dalam hati, ia tak percaya orang yang paling ia harapkan untuk mengucapkan selamat ulang tahun padanya kini tak mengingat harinya sama sekali, bahkan Shou melihat sendiri diam-diam Hiroto tengah berbincang-bincang cukup mesra dengan Saga. Hatinya benar-benar sakit
‘rasanya aku ingin berteriak!’
“Shou, YOU MUST BE STRONG!!” ia meyakinkan dirinya sendiri untuk bisa memahami situasi Hiroto sekarang ini
‘Hiroto, Aishiteru’
Mereka pun akhirnya selesai manggung dan bergegas pulang, tapi tampaknya Shou kurang bersemangat dan hal itu ternyata diperhatikan Hiroto sejak tadi

“anou, Shou-kun.. kau kenapa? Sakit?” segera Hiroto menghampiri Shou yang masih membereskan barang-barangnya ke dalam tas
“hhhe, tak apa.. aku gak sakit” Shou hanya tersenyum kecil
“Shou-kun bohong, dari tadi kuperhatikan kau diam saja. Tak banyak bicara, kau marah padaku ya? Kalau begitu maafkan aku..” Hiroto merasa bersalah dan terus memandangi mata Shou dalam-dalam
“ti,,ttiidak Pon. Aku tak marah padamu, hanya saja..”
“hanya apa?”

“Pon merasa ada yang terlupakan atau apa. Mungkin seperti itu” Shou memberi clue agar Hiroto ingat akan peristiwa hari ini
“lupa? Sebentar aku ingat-ingat dulu” dengan berpikir keras, Hiroto menggaruk dagunya walaupun tak gatal dan melihat Shou dari ujung kepala hingga ujung kaki
“…”

“ah,, Shou.. aku ingat sekarang. Maafkan aku , aku tak sengaja melupakannya. Omedettou Shou-kun. Aku janji besok akan mentraktirmu di kantin, semua terserah Shou. Apapun itu.. sekali lagi aku minta maaf, aku memang bukan sahabat yang baik..”
“hhe, tidak perlu segitunya. Aku sudah sangat bahagia kau memberiku ucapan termanis yang kuinginkan.”

“Shou-kunnn….” Hiroto pun memeluk Shou dengan kencang pertanda ia sangat sayang pada sang vokalis manis itu
***

“kemarin menyenangkan sekali ya.. kita bisa ditonton oleh seluruh orang di Jepang, bahkan luar negeri ada yang menonton kita.. ah pokoknya aku senang sekali” dalam perjalanan menuju sekolahnya, Nao bersama Tora berjalan bersama. Ia tampak senang karena Toranya sudah mulai agak pintar tanpa harus menunda latihan band
“iya, aku juga senang. Tanpa adanya kau sebagai leader, mungkin kita tak akan bisa sampai sekarang” Tora berucap yang membuat hati Nao makin berbunga-bunga
“hahaha, oiya katanya Saga, kemarin ada murid baru di kelas kita. Kira-kira seperti apa ya anaknya. Aku ingin lihat”
“menurutku semua orang sama saja, mungkin yang jadi pembeda hanyalah sifat, dan kepribadian orang tersebut” ucap Tora bijak

“Tora-chan, kau bijak sekali.. hihihi..” mereka pun bergandengan tangan hingga sampai masuk kelas

Sementara itu di kelas 3-A…

“Sachii, katanya kau mau mengajakku keliling sekolah dan mengenalkanku pada semua temanmu.. ayoo, aku tak sabar” IV yang sudah tiba di kelas merengek tak sabar sampai ia menarik seragam yang dipakai Saga
“ya ya, sayang.. kau ini tak sabaran sekali” Saga hanya bisa menghela nafas
“ayoo”

“nah IV, ini Shou, vokalis band kami. Nama  bandnya Alice Nine” Saga memperkenalkan Shou yang saat itu sedang duduk membaca buku
“hehe, IV desu. Doozo yoroshiku ne, Shou-sama” dengan senyumannya, IV membungkukkan badannya
“Onegai shimasu”
“Shou, ini pacarku.  Dia ini juga seorang bassist, nama bandnya ViViD. Aku harap kalian bisa berteman baik”

“whoa, jadi ini pacarmu. Kau pintar juga Saga memilih”
“hhe, bisa aja Shou-san” IV tersipu malu mendengarnya

‘dengan begini aku punya harapan bersama Pon’ ucap Shou dalam hati

“Sachii, temanmu yang lain mana?”
“mungkin masih di jalan, tungguin aja”
Dan tak berapa lama, Nao dan Tora pun datang
“hei Nao, Tora, sini cepat!!” Saga melambai-lambai tangannya kepada Nao dan Tora yang berada di depan pintu kelas
“ada apaan sih?”

“aku mau ngenalin seseorang pada kalian, ini namanya IV, pindahan dari Hokkaido. Dia ini pacarku” lagi-lagi Saga mengenalnya dengan nada malu-malu
“what? Jadi selama ini kau sedang pacaran dengannya? terus bagaimana dengan Pon? Selama ini kan kalian berdua dekat sekali, malah aku kira kalian pacaran” Nao masih tak percaya
“Pon? Kenapa dengan Pon? Kami sama sekali tak ada hubungan apa-apa kok. Aku menganggapnya hanya sebagai adikku, tak lebih kok”
“Sachii, Pon itu siapa?” mata sipit IV mulai membesar meminta jawaban yang jelas dari Saga
“Pon itu leader guitar kami, dia itu mirip kamu loh. Tapi dia lebih tinggi darimu, walaupun hanya beberapa senti saja. Hahaha”

“huh, Sachi” IV menggembungkan pipinya, namun lucu jika dilihat warna kemerahan muncul dari pipinya

Dan selang beberapa saat, Hiroto datang dan menemukan teman-temannya berbincang sangat akrab dengan seseorang yang ia tak kenal sama sekali. Bahkan orang itu terus menggelayuti tangan Saga.

“nah, itu Pon. Pon ayo sini, gabung sama kami” Shou berucap setengah berteriak dengan nada senang melihat orang yang ia suka hari ini terlihat berbeda dengan rambut coklat dan diberi garis hitam yang menawan

“ada apa?” tanya Hiroto acuh karena melihat Saga yang dari tadi saling menggenggam tangan dengan orang ‘asing’ itu
“Pon, aku mau kenalin ini. Namanya IV, dia baru pindah dari Hokkaido dan ia pacarku” dengan entengnya Saga menuturkan kata keramat itu dan membuat Hiroto bagaikan merasa tertancap pisau di jantungnya. Ia benar-benar shock mendengar pengakuan Saga yang telah memiliki pacar. Rasanya ia ingin pergi dari situ dan menangis sekencangnya. Hatinya benar-benar sakit
“halo, IV desu. Aku pacarnya Sachi, doozo yoroshiku ne.. Pon-kun” IV kembali membungkukkan badannya dan Hiroto sempat melihat mata anka itu. hiroto berfikir, IV memiliki pandangan mata yang mirip dengannya, walau ukuran mata mereka jauh berbeda
“Hiroto desu” ucapnya singkat sambil lalu pergi menuju tempat duduknya dan meninggalkan teman-temannya

Shou yang melihat ekspresi Hiroto yang tiba-tiba itu sangat khawatir. Tidak biasanya Hiroto pergi begitu saja dengan orang yang sedang berbicara padanya. Ia takut Hiroto sakit hati
“Sachii, dia kenapa? kok langsung pergi? Trus tadi dia bilang namanya Hiroto, lalu Pon itu nama apa?” IV sangat ingin tahu tentang keberadaan teman-teman Saga termasuk  Hiroto

“namanya dia memang Hiroto, namun nama kecilnya dia Pon. Kalau soal dia tadi, aku tak tahu. Tak biasanya ia seperti itu. atau mungkin dia masih agak capek setelah nge-band kemarin
“ohh, begitu”

“ayo, kita belajar. IV-chan duduk di mana?”
“aku maunya sama Sachii saja”
***

“Shou, bisa temani aku ke atap tidak?”
“oh, Hiroto. Iya gak papa”
Sampai di atap Hiroto duduk bersandar di sebelah dinding berbentuk pipa yang cukup besar
“ada apa?”

“Shou, aku benar-benar gak bisa bohong pada diriku sendiri. Aku sudah lama memendam perasaan ini, tapi begitu aku tau dia sudah punya orang lain di hatinya.. hatiku sakit, Shou.. sakit..” Hiroto terus saja memegangi dadanya, dan matanya hampir mengeluarkan air mata dan tinggal menunggu saja hingga menetes
“apa yang kau maksud adalah Saga?” dengan perasaan was-was, Shou berkesimpulan seperti itu
Anggukan kecil Hiroto menjawab semuanya, dan benar dugaan Shou sebelumnya. Hiroto memang mencintai Saga
“akk..akku, gak mau kehilangan dia. Tapi, melihat kemesraan mereka, aku jadi sadar diri. Kalau aku bukan siapa-siapanya Saga” kini kristal bening meluncur cepat dari kedua ujung mata Hiroto

“hei, jangan menangis…aku tak ingin melihatmu seperti ini” secara spontan, Shou menyeka air mata yang membasahi pipi Hiroto
“aku takut, Shou..”

“jadi, sekarang kau mau apa?” dengan berat hati, Shou merelakan hatinya untuk mendengarkan  semua perkataan Hiroto mengenai Saga
“bantu aku untuk tidak menangis dihadapannya” Hiroto langsung memeluk Shou karena ia butuh seseorang yang bisa untuk mendengarkan semua curahan hatinya

“mungkin untuk sementara ini, kau harus mengambil jarak sedikit padanya” sebenarnya Shou sangat senang dipeluk Hiroto, namun bukan di saat seperti ini ia bisa mendapat pelukan Hiroto. Pelukan ini bukan yang diinginkannya
Srut, srut, srut
“baiklah, aku akan berusaha..”
“hei, kenapa kau ingusan? Jorok ih” Shou sengaja membuat candaan agar Hiroto tertawa lagi dan tentu saja ia tak benar-benar mengatai Hiroto seperti itu
“iih, Shou-kun..” segera Hiroto melepaskan pelukannya dan cemberut lucu seperti ini >o<
“kenapa dilepas? Aku mau lagi kau peluk, hangat rasanya..”

“hihihi, Shou-kun ada-ada saja. Nih!!” Hiroto langsung menubruk Shou hingga badan Hiroto tepat di atas tubuh Shou dan ia menghujani Shou dengan gelitikan yang sangat membuat Shou kegelian
“ahahaha, kau ini.. lepaskan!! Geli!! Hentikan Pon-chan!!”

Beberapa saat Hiroto menghentikan aksinya dan mereka sempat bertatapan mata langsung, Hiroto baru merasakan betapa indahnya mata Shou. Dan ia baru tahu Shou tampak lebih manis saat itu. Shou yang baru kali ini bertatapan langsung dengan Hiroto tampak melongo sejenak, rambut Hiroto yang lumayan panjang itu mengenai ujung kedua pipi Shou. Semakin lama mereka menikmati suasana dan mulai melakukan hal ‘itu’ di atap sekolah. Shou bangkit sejenak dan mulai meraih leher Hiroto agar ia dapat mencium bibir Hiroto. Awalnya Hiroto agak terkejut dan dengan isyarat dari Shou, ia bisa menikmatinya. Walau cuaca lumayan terik, mereka sangat menikmatinya. Shou berharap Hiroto mengerti akan perasaannya selama ini.
Bisik-bisik kecil pun muncul dari bibir Shou ke telinga Hiroto
“Hiroto, aishiteru”

TBC

Fanfic Forgive Me, My Babe (Alice Nine dkk) chapter 3


⎾無条件幸福論⏌
Anata ijou no hito ga ita to shitemo
Atashi wa anata o aisu no desho
Dakara koso wagamama wa mou iwanai kara
Sore jaa koko de bye bye
__SuG__


Title                 : Forgive me, my babe
Author             : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom           : Alice Nine, ViViD
Pairs                : SagaXHiroto, ToraXNao, SagaXIV, ShouXHiroto
Genre              : Romance, Friendship, Heartache, YAOI
Chapter           : ¾
Summary         : “bolehkah aku menyanyikan lagu untukmu?”
Songs              : Kousai, 9th Revolver, Waterfall, Gemini II-the luv-
                                                                        ***
~Waterfall~
Namida ochi yuku toki nuguenakaetta mono wa
Yasuragi ni mo nita iro asenai, ao no hibi
Dakara boku wa boku no mama de kimi to ikiyou
Itamu kizu wa nai, too sugita ano sora e
Be with you, i'll be with you

“Sachii~~~ ngobrol-ngobrol di koridor yuk.. aku bete di sini terus, gerah..” IV menarik paksa tangan Saga yang saat itu sedang membersihkan papan tulis
“iya iya..” Saga tak bisa menolaknya

“mau ngobrol apa?”
“soal teman-teman bandmu itu? bagaimana sifatnya dan lain-lain” IV sangat antusias bertanya
“mulai dari siapa?”
“kalau bisa aku mau lebih banyak tahu tentang Hiroto, dia itu kenapa sih? Kok waktu aku kenalan sama dia, kok mukanya kusut gitu, habis itu langsung ngeloyor pergi lagi. Kan gak sopan”

“aku juga bingung, baru kali ini ia ketemu orang sikapnya keak gitu. Tapi anak itu baik loh, dia itu sahabatku dari SMP, dia yang selalu hibur aku kalau aku lagi ada masalah. Dia itu pengertian”
“oh,ya? Berarti aku salah sangka dong sama dia.. hhe nanti aku minta maaf sama dia deh. Trus trus, kalau yang lain?”

“kalau Nao itu pintar, dia salah satu murid terbaik di sekolah karena prestasinya, walaupun seringnya jadwal kami untuk konser”
“whoaa… memang sudah kelihatan waktu aku pertama kali melihatnya, cerdas. Ayo lanjut”
“untuk Shou, orangnya supel gak suka yang macam-macam. Banyak yang bilang kalau Shou itu kakak kandung Hiroto. Mungkin gara-gara mereka punya gigi yang sama-sama keak kelinci. Hahaha”

“hahaha, Sachii bisa aja. Kalau Tora?”
“Cuma satu kata, CUEK. Macan satu itu paling gak banyak omong dari kami berlima. Dan tau gak? Tiga hari yang lalu, dia ketahuan baca majalah porno di pojok kelas. Hahaha, walau aku gak tahu benar kronologinya, tapi aku udah bisa bayangin gimana rasanya majalah yang tebal itu dipukulkan ke kepala Tora oleh Gakuto-sensei!! Hahaha, aku gak tega ngelihatnya”
“ahahaha, kau ini.. ternyata kalian lucu-lucu juga ya.. hahaha”

Di saat mereka tengah asyik mengobrol dan diselingi candaan, Hiroto tiba-tiba lewat sambil berlatih gitar miliknya. Hiroto ternyata sudah tahu bahwa ia akan melihat Saga yang dicintainya tengah berdua saja dan bercanda dengan asyiknya. Namun seperti anjuran Shou, dia akan mengambil jarak dari Saga. Ia melewati mereka yang masih mengobrol, Saga yang aneh melihat Hiroto tak seperti biasanya, langsung memanggil Hiroto agar bergabung dengannya. Hiroto seolah tak mendengar penggilan Saga dan tetap melanjutkan memainkan gitarnya dan akhirnya pergi. Sungguh Saga dibuat bingung olehnya.
“Sachii, Hiroto kenapa? Apa kalian marahan?”
“aku gak tau, kok tiba-tiba dia…”
“aku kok jadi gak suka sama anak itu sih, ah, aku malas minta maaf sama dia. Dia udah bikin Sachii jengkel!! Huh!!”
“jangan seperti itu IV, gak baik!!” Saga memarahi IV
“habiss..”

‘kau kenapa Pon? Apa aku ada salah padamu?’ batin Saga kahawatir
                                                                        ***

“Pon, aku ingin bicara” di dalam kelas, Hiroto masih berlatih mencari-cari melodi yang pas untuk lagu barunya nanti. Dan tiba-tiba saja Saga datang dan langsung duduk di sebelah Hiroto
“bicaralah, akan kudengar”Hiroto sangat acuh dan tak peduli
“kenapa kau seperti ini padaku Pon? Apa aku punya salah, tolong maafkan aku. Dan beritahu aku salahku di mana?”
“kau tak salah apapun” masih tak peduli, Hiroto memainkan melodinya agak keras

“lantas kenapa kau seolah tak mendengar aku memanggilmu tadi? Dan sikapmu berubah menjadi dingin padaku?” Saga pun melepaskan kedua tangan Hiroto dari gitarnya supaya Hiroto bisa mendengarnya dengan serius
“aku capek” Hiroto kembali menghindar
“bohong, jawab aku Pon-chan. Kau yang lebih mengerti aku”

“memangnya pacarmu tak mengertimu?” sekarang Hiroto benar-benar marah
“apa kau cemburu pada IV?”

Tak ada jawaban dari Hiroto, tiba-tiba mulut Hiroto seolah terkunci

“kenapa diam? Apa kau memang tak suka aku pacaran dengannya?” Saga terus mendesak dengan pertanyaan yang pasti tak akan di jawab Hiroto
“ah, sudahlah. Kau menggangguku latihan. Dasar keras kepala!!!” Hiroto tak mau meladeni Saga lebih lama lagi karena itu membuatnya akan lebih sakit hati. Ia pun pergi namun dapat dicegah Saga dengan menarik pergelangan tangan Hiroto

“Pon kau mau ke mana?”
“menjauh darimu!!!” dengan cepat, Hiroto melepaskan genggaman itu

“PON!!! KALAU AKU MEMANG SALAH, TOLONG MAAFKAN AKU. KARENA AKU LEBIH MENCINTAIMU!! FORGIVE ME, MY BABE!!!”

DEEGG

Mendengar teriakan Saga, Hiroto sejenak berhenti karena ia kaget dengan katakata Saga bahwa Saga mencintainya.tapi pikirannya memang sedang kalut dan cepat-cepat pergi menjauh dari Saga
Hiroto tak bisa menyembunyikan perasaannya, ia benar-benar mencintai Saga namun di sisi lain ada orang yang lebih mencintai Hiroto, dialah Shou.  Ia menyendiri di belakang gudang sekolah, di situ ia menangis. Senggukkannya hampir terdengar nyaring, sampai tak berapa lama Shou lewat dan menemukan Hiroto tengah duduk bersandar sambil memeluk kaki dan menenggelamkan kepalanya
“Pon, kau menangis lagi. Pasti karena Saga” Shou menghampiri Hiroto dan duduk di sampingnya
“hiks,, hiks,, Shou…”
“sudah ya, jangan menangis lagi. Aku gak bisa lihat kau menangis seperti ini”
“hatiku sakit, Shou..” Hiroto sudah tak kuasa lagi menahan beban di hatinya,langsung ia sandarkan kepalanya di pundak Shou

“aku tau apa yang kau rasakan. Rasanya memang sakit, tapi semua rasa itu akan hilang karena aku ada di sini. Aku akan selalu menemanimu”
“terima kasih… hiks, hiks”
“bolehkah aku menyanyikan lagu untukmu?” pelan-pelan Shou meraih tubuh Hiroto agar bersandar di sisinya
Hiroto mengangguk kecil tanda setuju
“Namida ochiyuku toki nuguenakatta mono wa,
yassuragi ni mo nita iroasenai ao no hibi
Dakara boku wa boku no mama de kimi to ikiyou
Itamanu kizu wa nai, tou sugita ano sora e
Be with you, I’ll be with you
Kimi ga nozomu to wa no saki made”
Dengan lembutnya Shou membelai rambut Hiroto, menyanyikan lagu Waterfall yang Hiroto suka. Dan perlahan Hiroto mulai tenang, pikirannya sudah mulai jernih. Ia pun bernyanyi bersama Shou, hanya mereka berdua yang berada di belakang gudang sekolah. Menggoreskan sejarah cinta Shou dengan Hiroto. Hal yang paling membuat Shou bahagia.
“terima kasih, Shou. Kau memang pengobat hatiku. Aku sayang kamu, Shou”
“benarkah? Sayang sebagai apa?”

“selama ini aku sudah salah mengira, bahwa kaulah yang selalu ada di saat aku membutuhkan seseorang. Dan orang itu bukanlah Saga, tapi kau Shou. Kohara Kazamasa”
“aku juga sayang padamu, melebihi apapun. Aishiteru Kudasai”
“I love you too,,,”
Pelukan hangat keduanya membuat kisah cinta mereka bersemi. Hiroto perlahan sudah bisa melupakan Saga dan beralih mencintai Shou, namun karena tahu Hiroto cemburu pada IV, kini Saga tahu Hiroto mencintainya dan diam-diam Saga juga menyimpan perasaan cinta pada Hiroto

TBC

Monday, April 23, 2012

Fanfic Forgive Me, My Babe (Alice Nine dkk)


 ⎾無条件幸福論⏌
Anata ijou no hito ga ita to shitemo
Atashi wa anata o aisu no desho
Dakara koso wagamama wa mou iwanai kara
Sore jaa koko de bye bye
__SuG__

Title                 : Forgive me, my babe
Author             : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom           : Alice Nine, ViViD
Pairs                : SagaXHiroto, ToraXNao, SagaXIV, ShouXHiroto
Genre              : Romance, Friendship, Heartache, YAOI
Chapter           : ¼
Summary         : “menurutmu Saga kenapa? Aku khawatir” Hiroto sangat takut dan benar-benar tidak ingin kehilangan Saga
Mood              : Ga jelas moodnya apaan *dilempar sandal*
Songs              : Kousai, 9th Revolver, Waterfall, Gemini II-the luv-
***
~Gemini-II-the luv~
Kobore ochita shizukure mita
Towa no tochiru me wa sora shiwa shinai
Toumenai sono kimi no egao ga
Kokoro no soko ni kienai honou tsuketa mama


07.00
TENG
“selamat pagi semuanya” ucap Gakuto-sensei yang datang ke kelas 3-A dimana seluruh member band indie kota Alice Nine bersekolah
“pagi sensei” murid-murid pun menjawab kompak
Di saat Gakuto –sensei sedang menulis di papan tulis, sebuah kejadian menarik terjadi di tengah keseriusan murid lain dalam belajar
“ah, membosankan. Pelajaran matematika yang paling kubenci!! Lebih baik makan saja dulu” Hiroto yang merupakan leader gitaris itupun mencoba makan bekalnya secara diam-diam, dan untuk mengelabui sensei ia sengaja menutupi dengan buku besarnya
“nyam, nyam,enak. Nao-san mau tidak?” tawar hiroto mencoba mengalihkan perhatian sang drummer yang sedari tadi sibuk dengan pulpen , buku catatan dan kacamatanya
“tidak usah,Pon. Makasih. Kamu gak nyatet?”
“males!! Aku gak suka pelajaran ini” jawabnya ketus dan langsung berbalik arah ke belakang menuju tempat duduk Saga
“Saga..” ucapan Hiroto terhenti sejenak karena melihat saga sedang tertidur pulas di mejanya, dan ia tak tega untuk membangunkannya. Lalu ia mencoba menawari makanannya kepada Tora, namun ia urungkan niatnya lagi karena Tora sedang asyik membaca majalah porno di pojok kelas
‘Tora ini bodoh atau apa, jam pelajaran malah baca yang begituan. Mending-mending kalau jam istirahat.. Tora payah’ ucap Hiroto dalam hati
Sekarang mata hiroto melirik ke arah Shou dan menemukannya sedang melamun sambil memandangi ke arah luar jendela kelas
“yaahh,, Shou malah ngelamun, pasti mikirin yang jorok-jorok” Hiroto hanya bisa tertawa melihat tingkah teman-temannya yang aneh-aneh
mendengar ada suara riuh, Gakuto-sensei pun menoleh ke belakang dan melihat empat murid di kelasnya tidak menghargai pelajarannya

DUAGH DUAGH DUAGH DUAGH

Buku milik Gakuto-sensei pun melayang ke arah kepala mereka berempat, sampai-sampai sang Vokalis hampir tersungkur ke lantai, Hiroto  tersedak makanannya, Tora hanya pasrah mendapat pukulan keras ke kepalanya, dan Saga memasang wajah innocent dan ia baru sadar kalau ia bersama ketiga temannya harus berdiri di koridor sampai jam pelajaran pertama selesai

“uh, aku masih lapar…” gerutu Hiroto dengan mimik mukanya yang polos itu
“kamu sih, nekat makan di jamnya dia” Saga mengomeli pelan sambil mengelus rambut hiroto dengan lembut dan itu membuat Hiroto hanya bisa tersipu malu

“BTW, Cuma Nao aja yang gak kena hukum. Tuh anak rajin banget belajar, matematika pula..” Shou pun angkat bicara
“iya nih, Tora-kun kok gak pinter-pinter kayak Nao-san sih? Padahal kan kau pacarnya, kenapa bisa begitu?” Tanya Hiroto masih dengan kepolosannya
“hush, Pon!!” Sergah Saga

“oi,oi,oi, terus kenapa kalau aku gak pinter-pinter. Dia aja yang pacarku gak repot” Tora mulai tidak suka dengan maksud Hiroto itu

“ok,ok. Gimana kalau kita besok belajar bareng aja. Mau gak?” Tawar Hiroto yang mengejutkan semuanya
“hah?apa sempat? Lusa kita harus datang ke acara band Indie se-Jepang, kau lupa?” Shou sedikit agak kesal karena saat itu ia sedang emosi
“oh no!! aku bener-bener gak inget,, gomen..”

“kita besok ke rumahnya Nao aja, sekali-kali kita senengin dia” usul Tora
“berarti selama ini kau belum pernah buat senang pacarmu sendiri Tora-kun??” celetuk Hiroto

“PON, kuhajar kamu!!”
“hehehe..gomen :-P”
“baiklah aku setuju, gimana Shou?” ucap Saga

“ya deh. Aku ikut” Jawab Shou mengiyakan setengah tidak yakin

Waktu mereka berdiri di koridor pun akhirnya selesai, dan mereka melanjutkan aktivitasnya masing-masing terkecuali Shou. Ia hanya duduk-duduk melamun di dekat jendela, entah hal apa yang sedang ia pikirkan
‘kenapa ia lupa kalau lusa itu hari ulang tahunku?’ Shou berucap dalam hati sambil ia memainkan kedua jari telunjukknya satu sama lain
‘mungkin ia masih sedikit ingat lusa itu kami harus nge-band, tapi….’
“ah, sudahlah” ucap Shou mengakhiri pikiran dan membuyarkan lamunannya, berusaha melupakan kejadian tadi. Sementara itu di sisi lain Tora sedang berbincang-bincang dengan Nao di atap sekolah

“Nao, besok kami berempat mau kerumahmu, buat belajar bersama. Kamu gak keberatan kan?”sambil
memainkan headphone yang ia lingkarkan di lehernya, ia mengawali pembicaraan itu

“eh?? Kok tumben? Biasanya kamu kan gak suka dengan hal-hal yang begituan” Nao agak sedikit kaget dengan tawaran Tora padanya,sampai-sampai ia menutup buku Soal Ujian  Negara yang dibacanya dengan keras
“kok gitu sih? Kami kan mau pinter keak kamu,, terus boleh gak?”

“ya boleh dong, rencananya mau belajar apa?”

“matematika”
“matematika aja?”
“iya.. soalnya kami gak ada yang paham sama yang diajarin Gakuto-sensei. Kamu ngerti kan?”
“baiklah, besok aku tunggu di rumah”

TEENGG

“eh udah bel tuh, masuk yuk” Tora pun beranjak dari lantai dan meraih tangan Nao agar ikut dengannya
“iya, Tora-chan” Nao pun hanya menundukkan kepalanya dan mulai terlihat semburat merah muncul dari kedua pipi chubby-nya
***

“Saga, akhir-akhir ini kok kamu kelihatannya capek sekali. Kamu kurang tidur?” tanya Hiroto ingin tahu
“masa’ sih? Hey, Pon, kau ini perhatian sekali sih. Terus kau mau apa?”

“oh.. aku Cuma tidak mau kamu atau salah satu member kita sakit saat lusa nanti. Karena itu merupakan hari bersejarah buat kita, dan kita bisa memulai karier kita dari situ. Begitu.. bukan yang-macam-macam”
“hahaha, kau ini tak pernah berubah dari SMP”
“memangnya aku seperti apa dimatamu?”

“Cerewet”
“huh, masa’ aku cerewet? Trus yang lainnya?”

“hemmm, apa ya? Kau ini lucu, polos, hiperaktif, rasa ingin tahumu besar, dan kau lebih mirip seperti anak umur tiga tahun yang merengek meminta permen jika aku menyuekimu selama sehari. Hahaha”

“unngg..” Hiroto tertunduk malu
“tuh kan, kau terlihat lucu kalau seperti itu”

“apakah aku sahabat baikmu,Saga?”

“yaiyalah, kau adalah sahabat baik yang pernah kumiliki. Dan aku tak akan melepaskanmu begitu saja, karena kau sahabat yang paling bisa mengertiku di saat susah”
‘hanya itu? aku ingin lebih dari sekedar sahabat baik, Saga? Kenapa kau tidak pernah menyadarinya’ Hiroto tertunduk lesu mendengar perkataan Saga barusan

“kenapa, Pon? Kok langsung lesu begitu? Memangnya ucapanku ada yang salah?”

“eng, nggak kok.BTW, besok jangan lupa ya.. kita belajar bareng.. dagg, aku ke kelas dulu. Bye”
“daag”
                                                                        ***

“hei, Saga.. kau telat  dua puluh menit” ucap Hiroto spontan melihat pintu rumah Nao terbuka tiba-tiba dengan sesosok Saga yang berada di seberangnya
“kami di sini sudah dapat poin-poin penting dari Nao-san. Hei kau kenapa?” kini Shou yang bertanya
“ah, maafkan aku semuanya. Tidak ada hal yang aneh kok.. ok, semuanya udah sampai mana?aku masih bisa ikut kan?” Saga berbicara terengah-engah seakan habis berlari dikejar anjing dan membuat Nao kali ini yang bertanya
“oi,oi, kenapa kau bicaranya seperti itu.. habis lari marathon?”
“no, aku baik-baik saja” Saga Cuma bisa berbohong, menggeleng bahwa ia baik-baik saja

“ok, kita lanjutkan tentang rumus yang ini, sebelumnya siapa dari kalian yang bisa mengerjakan soal dengan rumus ini?” Nao pun akhirnya mengalihkan pembicaraan

“emm,, aku coba ya..” kali ini Tora tidak bertele-tele dan langsung menerima tawaran Nao untuk mengerjakan soal itu, namun tampak jelas sekali Saga tidak memperhatikan apa yang dijelaskan Nao maupun soal yang yang dikerjakan Tora
“Saga, kau sakit?” Hiroto yang berada tepat di sebelah Saga pun bertanya khawatir karena ternyata ia tak bisa membohongi perasaannya pada Saga, ia sangat memperhatikan Saga

“tidak, teman-teman maafkan aku. Aku harus pulang sekarang, dan terima kasih Nao sudah mengajariku. Sampai besok. Jaa mata ne” Saga tidak menjawab pertanyaan yang mungkin sangat penting bagi Hiroto, dan ia langsung mengenakan jaket dan pulang.
“menurutmu Saga kenapa? Aku khawatir” Hiroto sangat takut dan benar-benar tidak ingin kehilangan Saga

“…” semua hanya bisa menggeleng, tak tahu sebabnya


At Saga’s ride
“aku akan memutar arah, aku benar-benar tak bisa melupakannya. Aku ingin menemuinya” dan Saga pun berbalik arah menuju ke bandara Narita, entah untuk apa
~flashback~
Saga’s POV

TURT TURT

“sms dari siapa ya?” setelah selesai mandi aku pun mendengar bunyi ketaiku, dan menebak-nebak siapa yang mengirimiku pesan singkat.
“mungkin Hiroto” jawabku asal tanpa melihat siapa pengirimnya, namun aku salah. Bukan dari teman-teman atau keluargaku, melainkan seseorang yang sudah lama hilang dariku kini muncul kembali dengan sebuah pesan yang mengejutkan
Aku shock melihat kata-kata yang ia tuliskan, sederhana namun mengandung arti tersendiri untukku

‘kenapa dia datang lagi kesini? Aku sudah benar-benar ingin melupakannya, arrgh.. kenapa dia muncul lagi…’ ketai yang ku genggam langsung ku buang ke kasur melihat adanya sebuah pesan singkat dari seseorang yang sekarang berusaha kulupakan yang kini muncul kembali. Memang benar dulu aku sangat mencintainya, tapi sekarang…, dan kenapa setiap aku ingat dia aku selalu ingin bersamanya.. dia memang racun hidupku…

“sekarang aku  harus pergi ke rumah Nao, kalau tidak datang aku pasti jadi bulan-bulanan mereka, tapi..”
 Bagian kecil dalam hatiku ini memintaku untuk menjemputnya di bandara sesuai dengan permintaan dari pesan singkat itu.. aku bingung…

‘Aku tak akan mengecewakan teman-teman. Aku harus bersama yang lain dulu walau sebentar’
~end of flashback~

TBC