Friday, January 24, 2014

Fanfic alice nine: Kimi to Boku -You and I- [chapter 1]



Title: Kimi to Boku -You and I-
Author: Eri Tonooka
Chapter: 1/2
Pairings: ShouXHiroto, ShouXHiroki, ToraXSaga (slight)
Genre: Romance, Slice of Life, Fluff
A/N: Kalau ada sedikit kemiripan plot di ff ini dengan anime Kimi to Boku, maklumilah saja karena saya memang terinspirasi dari anime itu *nyengir kuda*. Oiya, POV disini ada dua karakter, semoga ga bingungin /plak

Kimi to Boku -You and I-
LUCHe. -Kokoro no Koe-
chapter 1



“Hirokiiiiii !!!!!! percepat mandimu, nanti aku telat !” akh,, suara nii-chan memang sangat keras saat seperti ini. Tapi bukan aku namanya kalau tak membuat sedikit saja kejahilan pada nii-chan. Sepuluh menit lagi aku akan keluar nii-chan, siapkanlah amunisi untuk memarahiku nanti.. hahahaha..

“sebentar lagi nii-chan, aku baru saja masuk lho” ucapku sambil terkikik pelan. Aku tak bisa membayangkan ekspresi marah besar nii-chan seperti apa. Karena sulit sekali membuatnya marah besar apapun masalahnya. Mungkin saja kepalanya akan tumbuh dua tanduk dengan wajah yang sudah merah dan telinga mengeluarkan asap. 

“baiklah kalau kau tidak mau keluar, nii-chan tidak akan membelikanmu kue manju lagi”

Gawat, nii-chan mulai mengancamku! Pintu kamar mandipun segera kubuka, dan melihat sosok nii-chan berdiri di sana masih dengan rambut kusutnya serta handuk yang tergantung dilehernya.

“ah iya, nii-chan maaf membuatmu menunggu lama.hehehe,, silakan pakai kamar mandinya..”

Nii-chan sudah sangat hapal kebiasaanku. Yah, walaupun kami saudara kembar dengan ia yang lebih dulu terlahir tiga menit dariku, bukan berarti kami memiliki semua persamaan. Berbeda denganku yang lebih atraktif, nii-chan cenderung pendiam dan kalem. Dari selera makanan pun juga, aku sangat menyukai makanan manis  seperti kue manju favoritku, sedangkan nii-chan lebih suka makanan asin seperti keripik dan salah satunya adalah keripik kentang yang dijual di konbini perempatan jalan sana. Dia terlihat seperti orang tua bila dibandingkan denganku yang lebih modis dan keren ini.

Kami terlahir di keluarga bermarga Ogata dengan nii-chan bernama Hiroto dan aku adiknya bernama Hiroki. Hal mudah yang dapat membedakan kami adalah terletak di warna rambut kami. Aku sengaja mengecatnya dari SMP agar teman-temanku ataupun teman-teman nii-chan tidak kesulitan mengenali. Dari lahir, kami memiliki warna rambut hitam, tapi aku merubahnya menjadi cokelat dan membiarkannya panjang seperti ini, dan karena itulah Okaa-san memarahiku hampir seminggu lamanya. Aku dan nii-chan memang tidak satu kelas semenjak masuk SMA ini, tapi itu bukan berarti kami tidak berangkat dan pulang bersama. Jika nii-chan pulang lebih dulu, ia akan menungguku, begitu pun sebaliknya.

Ishigaru Gakuen merupakan sekolah kami, dan sekarang aku berada di kelas 2.4 dan nii-chan di kelas 2.1. Jujur saja, sebenarnya aku sudah akan ditempatkan di kelas yang sama dengan nii-chan, tapi karena aku yang terlalu nakal dan lebih sering bermain game, maka jadilah aku berada di kelas ini. Dan tentu saja aku tak menyesalinya karena aku memiliki teman baik di sini. Dia cowok tinggi kurus yang wajahnya seperti perempuan, dan terlihat cukup manis jika kau bertemu dengannya.

Akh, kenapa aku harus menjelaskan Saga padamu? Lihatlah saja nanti saat tiba di sekolah.

Aku sudah selesai memakai seragam ini dan akan bergegas ke meja makan, sedangkan nii-chan baru saja keluar kamar mandi. Kasihan sekali kakak kembarku ini, selalu saja bisa kukerjai.

“Ohayou !” sapaku pada Okaa-san yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.
“Ohayou Hiroki. Mana kakakmu?” tanya Okaasan sedikit menoleh ke arahku.
“masih bersiap-siap. Sebentar lagi juga turun” jawabku santai sambil menggigit roti tawar dengan selai coklat di tengahnya.

“memangnya karena siapa aku telat mandi, Hiroki?” yak, nii-chan ternyata sudah berada di belakangku. “..gomen ne nii-chan. Janji deh gak akan gitu lagi” bujukku.
“iya kumaafkan. Oh ya, Otou-san sudah berangkat kerja?” tanya nii-chan sembari duduk dan mulai menyantap roti panggang sarapannya.

“setengah jam yang lalu ayahmu sudah berangkat. Hari ini dia mendapat jabatan cukup tinggi di kantor, jadi ia tak ingin membuat kesan buruk terhadap bosnya” tutur Okaa-san.

“oh begitu..” aku hanya mengangguk sambil menghabiskan roti panggang ini. “nii-chan, hari ini aku ada jam tambahan sampai sore. Nii-chan pulang duluan saja”. Kulihat nii-chan tak merespon ucapanku, ia lebih fokus pada makannanya. Menyebalkan. “nii-chan, kau dengar tidak?”

“aku dengar Hiroki. Tapi ingat, setelah selesai langsung pulang” nii-chan seperti orang tua saja, dan Okaa-san hanya tertawa kecil melihatnya.

“aku mengerti. Okaa-san, aku sudah selesai. Nii-chan ayo berangkat!” aku pun bergegas dari kursi dan keluar, sementara nii-chan mengikutiku dari belakang.

“kami berangkat Okaa-san !!”

***

Aku dan nii-chan akhirnya tiba di sekolah tanpa terlambat seperti yang nii-chan cemaskan. Kami pun berpisah di koridor kelas menuju kelas masing-masing.

“Hiroki ! Ohayou~” aku kenal suara ini. Suara yang selalu menyapaku saat aku memasuki kelas.

“yo!” jawabku sekenanya dengan sedikit mengangkat tangan ke arahnya.

“hei hei hei.. kenapa tidak semangat? Ada masalah?” cowok tinggi bernama Saga yang sekaligus menjabat sebagai teman baikku ini seperti polisi saja. Menginterogasiku dengan berbagai macam pertanyaan.

“tidak. aku hanya malas menghabiskan waktuku dengan jam tambahan nanti” Saga memanyunkan bibirnya dan mengangguk kecil. Sepertinya dia paham apa yang kurasakan sekarang. “..padahal aku akan menamatkan game Dragon Quest versi terbaru sepulang nanti. Akh.. menyebalkan!” umpatku sambil melempar tas ke atas meja.

“daripada memikirkan itu, aku punya sesuatu untukmu” Saga kemudian pergi ke arah mejanya dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya. “ini, makanlah. Semalam adikku membuat ini untuk pacarnya, tapi karena terlalu banyak ia memberikannya padaku” Saga menyerahkan padaku sebuah kotak yang berisi bola-bola coklat yang kelihatannya enak.

“coklat? Ah, benar! Hari ini valentine!” aku langsung teringat kalau hari ini tanggal 14 Februari. Tapi sayang, aku belum punya pacar sama sekali sejak dua tahun terakhir. Untuk Saga, tentu saja dia punya. Seorang laki-laki lah yang berhasil memikat hati Saga, bukan seorang perempuan. Memang kedengarannya aneh, sangat aneh tapi tidak masalah karena Saga selalu aman-aman saja berpacaran dengan laki-laki itu.

“cepatlah cari pacar Hiroki, masa mudamu di SMA sangatlah berharga. Perempuan dan laki-laki tidak masalah..”
“apa kau bilang? Seenaknya saja tidak mempermasalahkan gender? Aku masih normal tau!” omelku di depannya, dan Saga cuma cengengesan tidak jelas.

“cari pacar tidak segampang yang kau kira Saga-kun. Sama sepertimu yang memilih-milih pacar sebelum akhirnya kau jatuh cinta pada Tora-san” ungkapku sedikit pasrah dengan keadaan. Aku masih sakit saat pacarku yang sebelumnya memutuskanku tiba-tiba. Masalahnya hanya sepele, dia bilang aku lebih mencintai game daripada dia. Ish, dianya saja yang tak tau dunia lelaki.

“hmm..entah mengapa aku rasa, sebentar lagi kau akan jatuh cinta dengan seseorang. Aku juga tak bisa memastikan sih.” ucap Saga yang terdengar seperti peramal jaman dulu yang ketepatannya seratus persen akurat. Tiba-tiba bulu kudukku berdiri saat ia berbicara begitu.

Suara riuh di kelas pun mendadak berhenti saat kulihat sensei berkepala botak itu memasuki kelas. Pelajaran membosankan pun dimulai, Hiroki !

***

Huftt... pelajaran hari ini cukup melelahkan. Kasihan Hiroki, pasti ia sangat kebosanan dengan pelajaran tambahannya. Aku harap ia tidak kabur lewat pintu rahasia di belakang gudang.

Drrrt...drrrtt...drrt...

Ponselku bergetar, seseorang menelponku. Tahu saja aku baru selesai sekolah. Kulihat nama kontak yang tertera di layar.

Shou.

“moshi moshi~” sapaku.
“moshi moshi, Hiroto”
“doushite Shou-kun?”
“kamu sudah pulang sekolah?”
“iya, baru saja”
“hmm, kalau gak keberatan setelah ini kita ketemuan di kafe biasa. Bagaimana?”
“etto. Aku minta izin Okaa-san dulu”
“ah oke! Aku tunggu di sana. bye”

Sepertinya aku akan pulang terlambat hari ini. Bahkan mungkin saja Hiroki akan pulang lebih dulu. Kutelepon Okaa-san di rumah dan akhirnya izin pun kudapatkan. Segera ku pergi ke kafe yang Shou maksud.

Shou, cowok tinggi yang selalu menebar senyum itu adalah teman ku saat aku duduk di Sekolah Dasar. Kami bertemu secara tidak sengaja saat aku sedang sendirian di konbini. Aku yang saat itu akan membeli keripik kentang favoritku tiba-tiba mendengar samar suara tangisan anak kecil dari balik rak penjualan kaleng minuman. Karena penasaran, aku pun pergi menengoknya, dan ternyata ada seorang anak kecil seusiaku sedang meringkuk dengan badan yang gemetaran. Walaupun agak takut, aku tetap menghampirinya.

Aku memanggilnya pelan dan anak itu mendongakkan kepalanya melihatku. Anak yang malang pikirku. Aku kembali mengajaknya berbicara dan ternyata penyebab ia menangis sendirian di sana adalah ia tertinggal Ibunya dan tersesat hingga sampai ke sini.

Kami melaporkannya ke pos polisi dan membuahkan hasil dengan menunggu sekitar dua jam. Shou terlihat senang sekali dan kami pun berkenalan. Aku baru tau juga ternyata Shou bukan anak yang tinggal di sekitar sini. Ia ke Tokyo untuk liburan musim panas dan hari ini ia dan keluarganya akan pulang ke Kanagawa. Setelah itu kami tak pernah bertemu hingga pada akhirnya kami bertemu lagi di tahun pertama SMA. Walaupun kami berbeda sekolah, tapi kami masih saling berhubungan lewat telepon seperti tadi dan sesekali kami pergi bersama. Shou hanya tau kalau aku mempunyai adik, tapi ia tak tau kalau adikku itu saudara kembarku.

Sebuah kafe bernuansa vintage dengan alunan musik klasik inilah tempat favorit yang sering aku dan Shou gunakan sebagai tempat menghabiskan waktu senggang. Kulihat ke dalam dan kutemukan sesosok laki-laki berkacamata coklat tengah duduk di sana. Shou sedang asyik menikmati minumannya.

“maaf membuatmu menunggu lama” aku langsung duduk di seberang kursi yang Shou duduki dan meletakkan tasku di bawah.
 “gak apa-apa kok. Kamu sudah makan?”
Aku mengangguk. “mau pesan kopi?” tawarnya.
“smoothie saja. Aku sedang tidak ingin tidur larut malam, kantung mataku akan menebal lagi” yah, aku sudah mulai membiasakan untuk tidak minum kopi lagi.
“hahaha,, walaupun matamu begitu kau tetap lucu” ucapnya dengan kekehan khasnya seperti biasa.

Strawberry smoothie pun dipesan, hanya menunggu saja minuman itu akan datang.

“sekarang Shou-kun mau bicara apa?”
“hmm, aku rasa ini akan sulit kau jawab. Tapi aku harus memberitahumu hal ini” dari apa yang dibicarakan, ia sangat serius. Semoga bukan masalah yang rumit.

“untuk itu, terimalah ini”
Shou merogoh sesuatu  dari kantung jaketnya. Mengeluarkan sebuah kotak kecil berlapis kertas emas yang tak pernah kulihat sebelumnya. Shou menyodorkannya ke arahku.

“bukalah ini di rumah, dan kamu bisa menjawabnya besok.” Ucapnya.

“kenapa harus besok?” tanyaku karena memang aku sungguh penasaran dengan ini.
“karena ini pertanyaan yang sulit. Besok kita akan bertemu lagi di sini.”

Bertepatan dengan itu, segelas strawberry smoothie pesananku sudah datang. Entah mengapa perasaanku jadi berdebar-debar seperti ini. Apa mungkin karena gelagat Shou yang berbeda hari ini? ah entahlah..

***

Apa yang sebenarnya ada di dalam kotak ini? Melihat ekspresi Shou tadi siang, aku tak  bisa menebaknya. Aku sangat lelah hari ini, seharusnya aku bisa pulang ke rumah pukul tiga tadi. Sampai di rumah aku akan tidur...

“tadaiima..”

Sepi, tidak ada orang. Okaa-san mungkin sudah tidur, Otou-san akan pulang larut. Hiroki? Kemana anak itu?

Kunaiki tangga menuju kamar dan membuka pintunya yang tak terkunci seperti biasa. Kulihat hiroki berbaring santai di futonnya di atas sambil bermain ponsel. Ah, anak ini sulit sekali untuk belajar.

“Hiroki?”

“hmm.. okaeri nii-chan. Dari mana saja?” tanyanya tanpa melihat ke arahku.

“dari bertemu teman. Kamu tidak kabur ‘kan saat pelajaran tambahan?” aku melenggang ke arah lemari pakaian dan mengganti seragam ini dengan kaos beserta celana santaiku.

“tidak lah nii-chan. Oh ya, Saga memberiku coklat. Nii-chan mau?”. Coklat? Di hari valentine ini Saga memberinya coklat? Lucu sekali dia. “itu ada di atas meja, makanlah. Aku sudah kenyang” tambahnya.

Tergeletak di atas meja belajar sebuah kotak yang biasa ditemui di toko-toko makanan dengan isi beberapa potong coklat yang tersisa. Aku pun mencicipinya.

“enak. Saga membuatnya untukmu?”

“tentu saja bukan! Adiknya yang membuat ini, karena terlalu banyak jadi diberikan padaku” jelasnya. Kupikir Saga yang membuanya, tak bisa kubayangkan.

Merasa gerah, aku pergi ke kamar mandi dan membersihkan badan setelah seharian ini. Menyegarkan saat air dingin mengucur dari shower. Setelah selesai dan keluar aku pun beranjak ke futon ku yang berada di lantai bawah tempat tidur tingkat kami.

“aku mau tidur. Jangan lupa matikan lampunya”

Sejujurnya aku belum akan tidur. Aku menutupi diriku sepenuhnya dengan selimut. Di dalam selimut, aku masih bisa melihat cahaya samar-samar dari lampu kamar. Segera kubuka kotak pemberian Shou tadi. Ah, aku sengaja tak memberi tau Hiroki soal ini.

Apa yang kulihat di dalam kotak sama sekali tak terbesit di pikiranku. Sebuah cincin perak dan secarik kertas berada di sisinya. Kertas itu sungguh membuatku bingung, yang bertuliskan:

‘Happy V-Day, aku mencintaimu Hiroto.
Pakailah ini jika kau mencintaiku’

Perasaan apa ini? Jantungku berdegup lebih kencang. Perasaan senang kah? Shou menyatakan perasaannya padaku? Sangat romantis..

“nii-chan? Kenapa belum tidur?”

Akh Hiroki! Nyaris saja ketahuan, semoga ia tak melihat kotak ini. “tidak apa-apa Hiroki. Oyasumi..”
Aku harap besok semua akan baik-baik saja.

***

“oy Saga-kun, jam kedua aku akan kabur. Game Black Ship versi terbaru sudah keluar !” ucapku pada Saga yang tengah mengerjakan tugas di laptop.

“maaf aku tak bisa menemanimu. Banyak hal yang harus kuselesaikan”
 
“terserah kau saja. Tapi tenang, setelah selesai aku akan kembali kok” janjiku. Yah, sebenarnya jika permainannya lebih menantang, aku tak akan kembali.

“dewasalah sedikit Hiroki. Sebentar lagi kita kelas tiga. Kau tak mau nilaimu jelek, kan?” Saga kembali menyeramahiku. Bagaikan melihat refleksi nii-chan di tubuh Saga.
“urusan nilai gampang. Kan aku punya nii-chan. Ia akan senang hati mengajariku” balasku dengan menjulurkan lidah padanya.

“baiklah kau menang. Aku sangat sibuk sekarang, jangan mengganggu”
“dasar tuan sok sibuk.. wweee” aku pun pergi keluar kelas sekedar melihat situasi pintu rahasia yang akan kugunakan untuk kabur nanti.

Gudang belakang yang jarang sekali tersentuh manusia, mungkin yang melewati pintu ini hanya anjing dan kucing yang berkeliaran. Palang pintu yang sedikit terbuka itu pun kubuka sepenuhnya. Agar proses kaburku berjalan dengan cepat. Dan sepertinya kabur sekarang tidak masalah. Ah, benar juga! Kalau sekarang pasti waktuku untuk bermain juga akan bertambah! Hahahaha...

Segera aku kembali ke kelas dan mengambil tas. “yo, aku pergi Saga-kun!” berlari secepat mungkin agar tidak ketahuan.

“oy Hiroki!!!”

Aku berhasil kabur hari ini,, yeah!!!!

Hanya perlu berjalan dua ratus meter ke seberang jalan dan sampailah di game center. Sembari menunggu lampu merah untuk pengendara, tak ada salahnya membaca komik Dragon Ball ini. Yah, kau memang gamer dan pecinta manga Hiroki !

Tapi tunggu dulu, apa ini? Selembar kertas kecil terselip di antara lembaran komik? Milik siapa?.
Saat hendak kubaca, tiba-tiba angin berhembus cukup kencang dan menerbangkan kertas itu ke tengah jalan. Aku pun berusaha mengambilnya dan berlari ke seberang jalan.

Dan aku baru menyadari lampu lalu lintas masih berwarna hijau. Tubuhku tak bisa bergerak, aku tinggal menunggu mobil itu menghantamku.

Hidupmu tamat sekarang Hiroki..!

Maafkan aku Okaa-san, Otou-san, nii-chan...dan juga Saga-kun, maafkan atas semua kesalahanku selama ini...

To Be Continue..
***

Sunday, January 19, 2014

Event Cosplay 18 Januari 2014


Hola epribadih (?),, ane kali ini mau nulis tentang event cosplay semalam di Plaza Mulia Samarinda. Walaupun sepenuhnya bukan khusus untuk cosplay, tapi semua cosplayer datang beragam untuk ikut berpartisipasi (termasuk saya) . ada penampilan dari cosplayer JKT48 manggung (dan ga lupa para fans nya yang suangat antusias itu). Seneng ngeliatnya, jadi orang-orang yang lewat pada tau, ini loh hobinya anak muda jaman sekarang wkwkwkwk


Ane mau cerita-cerita dari awal persiapan sampe costreet di sana. Pertamanya, ane datang sama temen ane Becca buat ngumpul di rumah mba Hesti. Awalnya ane datang jam 2 an tapi ngaret sampe jam 4 (okey, this is Indonesian people’s habit). Trus nunggu lagi abang2nya yang mau bikin topeng dateng, barulah habis magrib kami ke tempat tujuan.

Tempat yang pertama kami tuju setelah sampe sana adalah toilet. Ya, TOILET terdekat supaya bisa ganti kostum di sana. Untung ane Cuma make jaket, wig sama kalung+gelang+rantai di celana, jadi bisa cepet. Nah, temen ane si Becca make kostum Anna Kushina yang butuh cukup lama makenya (tapi untungnya lagi dia ga make wig karena alasan tertentu). Hal yang paling ane sulit menerimanya adalah ketika waktu di toilet pan banyak cosplayer tuh yang lagi ganti kostum. Nah, ane yang di kamar mandi udah make wig, pas mau keluar dikatain astafiruloh sama mbak-mbak hijabers yang mau masuk. Yaelah,,,, mungkin kaget kali ya yang keluar rambutnya kayak api berkobar begitu /plak.

Trus si cosplayer Miku di toilet juga benerin softlens nya dia, karena tau Becca bawa air+tempat softlensnya itu maka dipinjamlah ke Miku. Ane sama Becca pun keluar toilet tanpa menunggu si Miku ngembaliin air+tempat softlensnya Becca (atau mungkin udah dikembalikan ke mba SORA yang lain, ane ga tau juga). Pas udah di deket panggung, ane ketemu banyak banget cosplayer yang ikut dateng.. dari JCEB paling banyak, dengan kostum2nya yang unik-unik (ga lupa kami foto-foto juga). Kembali ke kostum ane yang meranin Suoh Mikoto bersama Becca yang meranin Anna Kushina, kami selaku cosplayer K Project tak akan pernah terpisahkan*tsaahh*. Tapi kenapa kayaknya karakter kami ketuker, dia yang selalu jalan kemana-mana. Ane pun langsung ngingatin dia agar berjalanlah di belakang ane sambil pegangan lengan ane (mendalami karakter coy). Begitu terus kami jalan banyak yang minta foto (berasa artis sehari). Sampe waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 pm, dan saatnya SORA untuk pulang.

Tapi sebelum itu.. poto-poto dulu dong wkwkwkwk.. inilah beberapa yang sempet ane minta dari tukang jepret kami. Jangan ketawa liat ane yang ganteng ini /doubleplak.

Yah,, kalau ingin menghujat foto ane silakan tutup page ini segera!! Dan silakan kalo yang mau mengomentari kegantengan ane, ada kolom komentar di bawah, silakan di isi wkwkwk..

ini member SORA yang bisa dateng hari itu
yo.. sayang anak sayang anak /plak
ane ketutupan, cuman wig sama tangannya doang yang keliatan :(
itu ane sama Becca (duo K Project). Mendalami karakter Mikoto versi ane - -"

Semoga kalo ada event lagi ane bisa ikut ngeramaikan lagi, syukur-syukur ikut lomba nya hehehehe XD

Thursday, January 16, 2014

Fanfic alice nine: On My Own


Title: On My Own
Author: Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Chapter: 1/1 OneShot
Pairings: ShouXHiroto
Genre: Drama, YAOI, Tragic, Angst

A/N: ini tulisan lama, cuma ditambahin beberapa skenario. Saya lagi galau bikinnya, makanya jadinya gini. Silakan yang mau hujat saya atas hasil ff ini, saya terima *pasrah*
Listening to: Linked Horizon – Jiyuu no Tsubasa (OP2 SnK)



On My Own
SuG - Misora
 

Sunyi.

Tidak ada yang berani mengeluarkan suaranya. Termasuk aku. Di sini hanya ada kami berdua di sebuah taman kota yang cukup sepi di jam sibuk seperti ini. Saling menunggu salah satu di antara kami berbicara. Sungguh, ini pertemuan pertama kami semenjak dia keluar dari rumah sakit pasca kecelakaan mobil yang menimpanya dua bulan lalu. Aku yakin ia pasti sangat kecewa bahkan marah karena selama di rumah sakit aku tak pernah menjenguknya. Sekalipun ia terbaring di rumah sakit dalam keadaan koma.

Jahatkah aku?

Apa aku sudah tak lagi mencintainya?

Shou, kau lah yang telah membuatnya seperti ini! Karena kau lah ia menjadi trauma seperti ini!

Aku terus merutuki diriku yang terlewat bodoh ini.

“Shou-kun—”

Kulihat ia yang bersuara dengan sedikit getaran di dalamnya. Jauh berbeda dari kepribadiannya yang ceria dan cenderung aktif. Kecelakaan itu membuatnya menjadi pribadi tertutup dan traumatis.

“bagaimana kabarmu?” ucapnya melihat langsung ke mataku. Pancaran matanya sangat menyedihkan. Entah mengapa kalimat yang ingin kuucapkan tak mau keluar. Sulit rasanya menjawab ‘aku-sangat-bahagia-sekarang’ di saat ia seperti ini.

Tak berapa lama ia kembali bersuara “aku minta maaf,, karena aku tak punya lagi memori tentangmu..”
“apa maksudmu, Hiroto?” spontan ku bertanya.

“ada yang salah dengan otakku. Tora hanya bilang kalau kau pacarku. Apa itu benar?”

Mataku menjadi sayu, tak sampai hati melihat ekspresi wajahnya. Ini semua salahku.

Tora tak pernah memberitahukan keadaan Hiroto padaku! tsk!

“saat aku berusaha mengingatnya, kepalaku sangat sakit” imbuhnya lagi. Aku tau Hiroto, jangan salahkan dirimu, karena akulah..karena aku yang ada di sini lah penyebabnya.

“Hiroto, apa tak ada sedikit sisa memori tentangku? Apapun itu?” tanyaku berbicara sewajar mungkin.

Suasana akembali hening. Ia menatap lurus ke arah depan dan berpikir cukup lama. Ia pun membuka suara..

“maaf.. aku—”
 “ya, aku mengerti. Jangan paksakan dirimu mengingatku. Seharusnya aku lah yang meminta maaf” ucapku sarkatis “..maaf karena tak menjengukmu selama kau sakit, dan maaf untuk hari itu”


“Hiroto, sudah kubilang jangan mengangkat telepon sambil mengendaari mobil. Berbahaya.” Omel Shou pada kekasihnya yang tampak masih seperti anak-anak itu. Namun sang kekasih hanya tersenyum aneh seperti merasa tidak bersalah.

“ayolah Shou-kun, buktinya sekarang aku masih hidup kan?” ucap Hiroto santai, merasa omelan Shou tak akan mempan padanya.

“tapi aku khawatir. Tolong jangan lakukan seperti ini lagi!”

“aa wakatta wakatta.. “ seulas senyum tersungging di bibir Shou saat mendengar ucapan Hiroto. Tidak heran jika Shou khawatir, karena kekasihnya itu masih dalam proses terbiasa dalam mengendarai mobil. Ya, Hiroto baru saja memperoleh SIM dan itu artinya Shou lah yang akan mengawasi Hiroto.


Christmas eve, Hiroto sengaja berjalan-jalan keluar dengan mobilnya. Sekedar menikmati indahnya malam natal di kota yang tak pernah sepi ini, dan membeli pernak-pernik pohon natal di apartemennya. Ia semakin senang saat Shou akan merayakan malam natal bersama di apartemen Hiroto. Sebuah makan malam yang berbeda mungkin cukup untuk mengisi acara malam natal mereka, begitu pikir Hiroto.

Sepasang mata coklatnya pun dari jauh menangkap sebuah pohon natal dengan hiasan yang menarik terletak di barisan depan barang yang dijual di toko. Ia pun berniat ke sana, namun handphone nya berdering nyaring dan membuatnya menengok siapa gerangan yang memanggilnya.

Sebuah panggilan dari Shou.

Hiroto pun teringat pesan Shou, dan ia  mencoba tak mengangkat panggilan Shou.

Panggilan pertama berhenti, Shou pun kembali menelepon. Hiroto tak bisa membiarkan Shou menunggu lama, ia berpikir pasti Shou sedang membutuhkannya saat ini.

Dan panggilan itu pun terangkat.

“moshi-mosh—”               

Namun saat Hiroto melihat layar handphone itulah, ia tak mengetahui datangnya sebuah mobil dari arah yang berlawanan menuju ke arahnya. Tabrakan itu pun tak terhindarkan. Spontan kepala Hiroto menubruk bagian stir mobil dan kaca depan yang pecah itu turut menghantamnya. Darah pun mengucur dari ujung kepala dan merembes hingga pipinya.

Perlahan ponsel yang ia genggam terjatuh dan memperdengarkan suara kebingungan Shou dari seberang sambungan telepon.

Dan tak lama kemudian, sebuah sirene ambulan berbunyi nyaring mengantarkan Hiroto ke rumah sakit terdekat.


“aku tidak tau apa yang membuatku seperti ini, tapi aku merasa kau juga tak perlu meminta maaf,, Shou-kun..”

“Hiroto, aku hanya ingin bilang bahwa aku—” akh, sulit sekali mengatakannya!!

“bahwa aku—” “..aku masih mencintaimu”

Ya, aku sudah mengatakannya. Tak ada lagi rasa ketakutan di benakku lagi. Aku harap Hiroto mengerti.

“apa yang diucapkan Tora ternyata memang benar. Kau mencintaiku.. tapi, dengan keadaanku ini aku tak bisa..”

“kita bisa mulai dari awal. Mungkin saja ingatanmu kembali seiring berjalannya waktu” ucapku bersemangat “ayolah Hiroto, aku akan membantumu..” kugenggam kedua tangannya erat dan menatap mata indahnya lebih dalam. Sungguh aku merindukan saat-saat seperti ini.

“tapi maaf Shou-kun. Aku akan menjadi beban bagimu jika aku mengiyakan permintaanmu. Maaf..”

Aku tak bisa berbuat apapun lagi saat Hiroto bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkanku sendiri.

Hiroto, maafkan aku ..

Owari


n.b: jadi pengen bikin sekuelnya :3