Thursday, December 22, 2011

Cerita Seorang Gazerock episode Flu Burung

Cerita Seorang Gazerock
#episode : Flu Burung
Di sekolahan Eri sekarang ini sedang ada upacara, dan setelah selesai pak Kepsek memberikan pengumuman. Entah pengumuman apa itu, mari kita dengarkan bersama…
Kepsek : “murid-muridku yang saya cintai dan saya banggakan serta para guru yang saya hormati, saat ini sedang marak-maraknya kasus virus Flu Burung. Untuk itu saya menghimbau agar mulai besok kita bisa mengenakan masker hidung dan mulut. Bagi yang tidak punya, maka sekolah akan memberikannya Cuma-Cuma. Terimakasih.”
Murid2 : “baik, Pak!!!”
Dan upacara pun berakhir, seluruh siswa boleh pulang (?) ralat!! Maksudnya boleh bubar, bukan pulang
….
Esok harinya…
Upin : “hei, lihat.. maskerku bagus kan? Mirip masker ninjanya Kakashi!!” pamer Upin kepada temannya si Ipin
Ipin : “bagusan aku, nih lihat. Masker spiderman,hahaha *maksud loh??!! Topeng kaleee!!* si Ipin jugag gag mau kalah
Eri : “punya kalian murahan semua. Nih lihat masker gw, keren kan?! Limited edition gitu loh!” dengan bangganya Eri menunjuk-nunjuk masker yang menutupi hanya hidungnya saja itu
Upin+Ipin : “WOOIII!! ITU MAH BUKAN MASKER!! ITU NOSBANDNYA REITA GAZETTE NGAPAIN LU PAKE!! BIAR LU PAKE SAMPE KIAMAT, TETEP AJE LU BAKALAN KENA FLU BURUNG!!”
Dan Eri pun memasang wajah innocentnya sekali lagi.

Cerita Seorang Gazerock episode di ruang Biologi

Cerita Seorang Gazerock
#episode : di ruang Biologi

Seorang Gazerock bernama Eri dan teman-temannya sedang belajar di sekolah, lebih tepatnya sekarang ini ia sedang belajar pelajaran Biologi di ruang Biologi tentunya. Simak saja ceritanya..
Guru : “anak-anak, hari ini kita akan membahas tentang STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN. Nah, dari tampang-tampangnya kalian ini sudah belajar, jadi saya lewatkan saja.”
Murid : *duduk anteng sambil pasang muka sok serius. Padahal gak ngerti*
Guru : “lanjut ke organ tumbuhan. Organ-organnya meliputi akar, batang, daun, bunga, biji, dan buah. Siapa yang tahu apa saja penyusun untuk akar. Angkat tangan”
Ternyata hanya ada satu orang murid saja yang angkat tangan saudara-saudara. Anggap aja namanya Upin. Mungkin dia udah belajar.
Upin: “Epidermis, Endodermis, Stele…. Sama apa lagi ya?” Dia garuk-garuk kepala
Guru : “terimakasih, nak Upin. Silakan yang mau menambahkan”
Secara tak sengaja atau tidak tau, si Eri yang duduk di pojok belakang mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Sampai kursi juga mau diangkatnya. Tapi tangan yang dia angkat membentuk simbol \m/

Eri : VORTEX!!!!! YEAH!!!! \m/\m/”

Guru : “kamu pintar, Eri!! Yang betul itu KORTEKS, bukan VORTEX!!! Dasar murid Goblok!!!” sang Guru pun misuh-misuh sendiri *dengan nada pelan supaya gak kedengeran murid* karena sudah capek punya murid keak Eri
Eri : “ha? Ada apa sih?” *pasang muka se-innocent mungkin
Ternyata dari tadi itu dia ngedengerin musik lewat hape pake handsfree. Dan lagu yang dia dengerin lagunya GazettE yang VORTEX.
Akhirnya Eri pun di hukum suruh nyapu seluruh ruangan di sekolahan.

(Drabble Fic) HOW DIFICCULT TO BE A SINGLE PERSON


無条件幸福論
Anata ijou no hito ga ita to shitemo
Atashi wa anata o aisu no desho
Dakara koso wagamama wa mono iwanai kara
Sore jaa koko de bye bye…
__SuG__

Title : How dificcult to be a single person
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom : random (up to readers)
Genre : drama, little bit angst maybe my opinion
Summary : Menjadi orang yang sudah sendiri itu sangat tidak mengenakkan, seharusnya mereka sadar akan hal itu
A/N : this is first drabble fict who I make. So, comment and critics please. And enjoy it.

Semua berawal dari kepulangannya yang tiba-tiba. Dia yang menjadi pasanganku dan bersumpah setia sehidup semati nyatanya telah pergi mendahuluiku. Sakit memang ditinggal ia begitu ceat, tapi takdir kematian tak bisa ditunda. Kepergiannya membuat posisiku kosong sekarang ini, tak ada yang memilikiku seutuhnya. Aku sendiri di sini.
Ketika kau datang di saat ku seperti ini, mulanya aku biasa. Namun kau memberikan sinyal padaku bahwa kau sangat mencintaiku dan memintaku menjadi pasanganmu. Aku tak berani mengatakan ya, dan aku juga takut menolakmu. Karena aku tau kau sudah ada yang memiliki, dan aku juga masih tak mau melanggar sumpah setiaku dengan dia. Ekspresimu yang memohon itu memang  jelas kau benar-benar mencintaiku. Sampai pasanganmu sendiri menyaksikan pengakuanmu tentang betapa cintanya dirimu padaku, aku benar-benar takut, takut akan dicap sebagai apalah namanya yang mungkin akan menjatuhkan batin dan harga diriku sebagai seorang yang berstatus ‘sendiri’. Benar saja, tiap hari aku mendapat lahapan cacian dan bisikan yang negatif tentangku. Hatiku sakit, lebih sakit dari luka baru yang dibasuh air garam. Menjadi orang yang sudah sendiri itu sangat tidak mengenakkan, seharusnya mereka sadar akan hal itu.
Sampai sekarang kau masih bersama pasanganmu, entah kau nyaman atau tidak, aku tak mau memikirkannya karena itu pribadimu. Aku pun juga masih sendiri, menghadapi semua omongan mereka padaku. Seharusnya pasanganmu berterimakasih padaku, karena jika di saat itu aku menerimamu, mungkin kau sudah berpisah darinya. Namun aku tak sejahat itu, perasaan belas kasihan dariku untuk pasanganmu cukup membuatmu terus bertahan dengannya. Karena aku tak ingin kalian berpisah, dan cukup aku saja yang merasakan how difficult to be a single person.
__OWARI__


Curcol yang diadaptasi dari true story seseorang……

Di skolahan gw ada yang miriiiippppp beuuddd sama SAGA!!!!!!


OH MY GACKTTTTTTT!!!!! Ternyata di skolaan gw ada yg mrip beud sama Saga! Dia bukan cowok, tapi cewek! Kalian tau sendiri kan kalo Saga itu cantik, cewek d skolaan gw itu jugag cantik. Dia masih kelas satu sih, tapi…. Keaknya gw mulai gag waras deh, secara kalo gw ngeliat tuh anak, bener-bener jantung nih rasanya mo copot. Serasa Saga tuh ada di depan mata gw!!!! OH TIDAAKKK, ampunilah dosa hamba-Mu ini ya Alloh. Gw masih STRAIGHT!!! Dan gw gag Yuri!! Apa ini hukum karma gara-gara gw sering bikin en baca penpic Yaoi ya??? Aduhhh,, mudahan jangan deh~~~~

Tau gak? *nanya gaje*, ternyata sekolaan gw itu sekolaannnya para artis. Mo bukti? Dateng aja ke skolaan gw.. hahaha*gak ding, tp kalo yg mo berminat ya dateng aja*
Sekian deh dari gw.. daaaggg *langsung kabur gaje, gag pake salam*

Thursday, December 15, 2011

WTS!!!! (WHAT THE SMUT???!!!!)

Hiruchi-ku yang paling kusayang…. Pemilikmu ini sepertinya dengan terpaksa akan membuat fanfic dengan genre SMUT *WHAT THE SMUT??*
soalnya saiia kan angst lover yah dan sudah banyak menulis serta membaca yang angst, jadinya saiia pengen ngebuat proyek ff kali ini dengan yang ada smutnya *dikasih gula aja, mbak.. biar semut pada nemplok* *kicked*
Sebenarnya gw gak mau melanggar perjanjian kita Hiruchi, tapi apa daya tangan tak sampai.. *loh??* gw tetap harus membuatnya, selama proyek ini dikerjakan, saya akan terus berusaha membuat smut yang dahsyat*astaghfirulloh*. Eh, bukan,.. maksudnya smut yang fresh dan  gak garing… *emang ada smut yang fresh????*
Gini aja sudah, InsyaAlloh fanfic smut nya nanti adalah yang pertama dan terakhir, amin… jadi doakan saya saja supaya fanficnya bagus..
Kukasih bayangan yah, fanficnya itu pairing ReitaXRukiXWataruXTora… in short, mereka terlibat cinta segiempat (bujur sangkar)…
Oke sekian dulu announcementnya, sekian terimakasih. Wassalam…. *loh, apalagi nui?*

Drabble ToraXSaga Maple In Love


Title : Maple in Love
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Pair : ToraXSaga
Fandom : Alice Nine
A/N : this is shortest fanfic whom I write and for the title, I doubt it. =,=’
Disclaimer : Saga dan Tora punya orang tua mereka (yaiyalah)*kicked* tapi mereka jugag punya author *kicked boom*

‘Tora,,, aku rindu padamu’ ucap Saga dalam hati. Di kursi taman itu ia sendirian, ‘menunggu’ seseorang dari siang sampai sunset menjelang. Perlahan ia keluarkan selembar foto dari saku celananya, membetulkannya sehingga tak ada lagi lipatan-lipatan kecil yang menghiasi foto ‘indah’ miliknya itu.
“kapan kau pulang?”
Ia menghela nafas, cukup panjang. Mungkin terlalu banyak beban yang ia tahan selama ini, termasuk ‘menunggu’ seseorang bernama Tora itu.
Matanya menuju ke arah pohon maple yang berdiri kokoh tepat di depannya, menorehkan lagi cerita kenangannya dulu bersama Tora. Ia tahu saat ini ia sedang menangis, melihat gugurnya daun-daun maple yang sudah mulai menguning kecokelatan.
Setahun memang cukup lama untuk ditinggal orang terkasih, apalagi sekarang ini, tepat setahun Tora pergi meninggalkan Saga. Bukan tanpa alasan, Tora harus belajar dan sekolah di Amerika—kampung halaman kakeknya—. Orang tuanya lah yang menyuruh ia sekolah di sana, dengan alasan jika ia sekolah di Jepang ia pasti akan jadi anak berandalan, melihat teman-teman Tora yang beringas semua. Apa mau dikata, Tora tak bisa melawan mereka. Walau berat melepas Saga, Tora yakin ini bukan akhir semuanya. Dengan begini Tora pasti bisa menjadi lebih baik, begitu juga dengan saga.
“I’m falling down to the dark..
But I can’ to say goodbye to you..”
Sebuah lirihan keluar dari mulut Saga, hampir tak terdengar. Ia masih menahan isakannya, sambil melihat foto tadi kembali.
“cepatlah pulang, Tora…”
..
..
..
“Saga”
Perlahan Saga menoleh ke belakang, ke arah sumber suara yang memanggilnya.
“Hai..”
Orang itu menyapa dengan lembut, suara dan senyumannya sangat tak asing bagi Saga. Ia dapat merasakan tubuhnya kini bak tangki kosong yang telah diisi penuh oleh air. Ia membelalakkan matanya tak percaya apa yang dilihatnya. Sosok yang ia tunggu sejak tadi, tanpa tahu seseorang itu akan datang atau tidak, kini hadir tepat dihadapannya. Air matanya pun tak dapat dibendung lagi.
“ahaaha… Saga, kau masih seperti yang dulu” Saga memeluk Tora dengan cepatnya, seakan Tora bisa pergi lagi
“hikss.. kenapa kau lama sekali…hiks” ia benamkan wajahnya di dada Tora dan sesekali memukulnya pelan
“ya begitulah, dan oh, kenapa kau sendirian di sini?”
“kau pasti tak akan percaya. Setiap hari aku menunggumu di sini, berharap kau segera pulang”
“Saga, apa kau masih mencintaiku?”
“tentu saja, bodoh.. lalu, kau?”
“jangan tanyakan itu. Aku tak akan pernah meninggalkanmu, selamanya”
“aku senang kau kembali”
“aku juga”
Tora makin mempererat pelukannya, mengeliminasi jarak antara mereka. Tora menatap mata coklat indah milik Saga itu lekat-lekat, perlahan dan hati-hati ia majukan kepalanya ke arah Saga yang masih sedikit  terkejut dengan kehadiran Tora. Saga menerima ciuman hangat dari Tora dengan senang hati. Ia menikmatinya, menikmati setiap sentuhan yang diberikan Tora padanya. Ciuman yang hambar, namun penuh rasa. Mereka sangat menikmatinya, membiarkan angin senja menerpa kedua tubuh mereka dan membiarkan sunset terus saja menghilang dari lukisan angkasa.
“kau masih seperti dulu” ucap Tora di pemberhentian ciuman lembutnya
“kau juga”
“aku mencintaimu, Saga…” suaranya yang berat membuat Saga makin luluh dan sulit untuk tak memberikan senyumannya kepada Tora
“dan aku sangat mencintaimu. Jangan pergi lagi, ya..”
“aku janji”

_OWARI_
Author said : Tuh ‘kan pendek banget…. Kalo gak ada halangan, gw mo bikin versi panjangnya. Ceritanya mo bikin sekuel,, doakan semoga berhasil..

Tuesday, November 8, 2011

Fanfic Basketball (Alice Nine) chap. 3

Fanfic Basketball (Alice Nine)

⎾無条件幸福論⏌
Anata ijou no hito ga ita to shitemo
Atashi wa anata o aisu no desho
Dakara koso wagamama wa mono iwanai kara
Sore jaa koko de mama…
__SuG__


Title                            : Basketball
Author                       : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom/Pairing         : Alice Nine, ScReW(Manabu)/only ToraXShou
Genre                          : Sport, Romance
Rating                                     : PG aja sudah…..
Chapter                      : 3/3 ~end~
A/N                            : penpic pertama dengan pairing ToraXShou…. Hihihi, agak geli dikit bayangin nih pair ^^)

Basketball

 “Shou, kau sudah siap kan?”
“huft…*sigh*.. saya siap, sensei” ucap Shou mantap
“nah, sekarang kalian harus menang. Demi sekolah kita. Yay!!”
“SEMANGAT!!!!!”

Shou dan tim basketnya muncul satu per satu dari dalam lorong menuju ke arena pertandingan. Mereka menunggu tim sekolah Gekkou Gakuen muncul dari lorong yang ada di seberangnya. Satu per satu anggota tim Gekkou Gakuen muncul, Shou sempat pesimis karena melihat postur tubuh tim lawan yang tinggi-tinggi dan besar-besar, berbeda jauh dengannya dan tim basketnya.
‘tak apa. Kata Tora, otak yang dipakai. Bukan otot saja. Ya!!!’ Shou menyemangati dirinya sendiri dalam hati
Tak lama kemudian dari kumpulan anggota tim lawan, Shou melihat ada orang yang mirip dengan Tora berada di belakangnya. Shou melihat lagi dengan jelas, meyakinkan dirinya bahwa itu bukanlah Tora. Sosok yang ia lihat mirip Tora itu mengenakan seragam basket sekolah Gekkou sama seperti yang dipakai tim lawan Shou saat ini. Dengan ketidaksabarannya, Shou nekat mendekati ‘Tora’ di sana. Karena ia yakin, itu memang Tora.
“Tt…Tora? Kau sedang apa di sini?”
“hm? Apa aku pernah mengenalmu sebelumnya?” jawabnya dengan tersenyum tanpa dosa
“jangan bercanda! Tora, sedang apa kau di sini. Aku tanya!”
“aku benar-benar tak mengenalmu. Dan kenapa kau bisa tau namaku?”
“karena kau pacarku! Kumohon jelaskan semua ini padaku!”
“jelaskan apa? Hmmm, namamu siapa ya?”
“cih! Jangan main-main lagi! Aku Shou, pacar Tora Amano!!” ucap Shou yang mungkin bisa dikatakan berteriak. Hingga seisi lapangan bisa mendengarnya
“he? Kau tau nama lengkapku juga? Wah, dan sejak kapan kita bisa pacaran? Khukhukhu” ia tertawa seperti mengejek
“kau jahat!” Shou pun pergi meninggalkan Tora dengan perasaan kesal, benci dan bingung

“Permainan dimulai!”
PRIIIIITTTTTT!!!!!!!!
Bola dilempar dan yang pertama kali mendapatkannya ialah Tora. Shou yang tau itu langsung segera mengambil posisi untuk merebut bola.
“kau memang pacarku, Shou. Tapi untuk kali ini, aku tak akan membiarkan sekolahku kalah dari sekolahmu!”
DEGG
“kkaau..”
“khukhukhu” Tora tersenyum licik dan mengejek
“akan kurebut bola itu!” Shou langsung mengejar Tora dan dengan cepatnya ia berhasil mengambil bola yang tadi dipantulkan Tora. Shou mengambil kembali dan melemparkannya dengan penuh amarah dari jarak jauh.
PRIIIT, lemparan Shou masuk ring. Angka tiga untuk Fuurin Gakuen. Dan riuh penontonpun menggema

“sensei… aku bisa!!!” teriak Shou kepada Manabu sensei yang sedari tadi mengawasi pertandingan dari luar lapangan
“teruskan, Shou! Kau pasti bisa!” Manabu sensei memberinya semangat
Di saat Shou sedangterlihat senang dengan keberhasilannya, datanglah Tora menghampirinya
“jangan senang dulu. Karena kaulah yang akan kalah” bisik Tora penuh penekanan
“justru kau yang akan kalah!” Shou juga tak mau kalah
Pertandingan kembali lagi, Gekkou Gakuen memperlihatkan siasat dan taktik mereka. Alhasil, mereka di pertengahan quarter empat ini berhasil berada di atas skor Fuurin Gakuen. Untung Shou tak patah semangat, ia dan kawan-kawan beserta Manabu sensei juga mempunyai taktik sendiri yang tak kalah hebatnya.
“quarter keempat akan berakhir dalam dua menit lagi” ucap sang penilai dengan mikrofonnya
‘aduh gawat. Masih ketinggalan dua angka. Kalau gak berhasil, matilah aku’ batin Shou was-was
Dengan semangat yang membara, Shou bangkit kembali dan berhasil memasukkan bola dengan perolehan angka satu.
‘masih kurang angkanya…. Ayo semangat, Shou!!!’ Shou menyemangati dirinya sendiri
“pertandingan akan berakhir dalam waktu satu menit lagi”
“Sial!”
“menyerahlah saja. Kau tak akan bisa~~~” ejek Tora sambil berlalu melewati Shou
Shou hanya bisa melihat Tora dengan tatapan benci
Detik-detik akhir pertandingan mulai terasa. Suasana di sana sangatlah tegang, terlebih Shou dan Tora yang saat ini dalam kondisi tegang, menunggu akhir final
“yes, aku dapat!” Shou merebut bola dari tangan Tora dengan cepat. Tentu saja Tora tak membiarkan hal itu terjadi. Secepatnya Tora mengejar Shou yang hendak memasukkan bola di ringnya
“kau tak akan bisa, bocah!”
“kau yang tak akan bisa!” Shou terus berlari, namun karena di bawah ring sudah banyak anggota tim lawan yang menghadang, dengan terpaksa, mau tak mau Shou harus bisa melemparnya dari jauh.
“kau bisa, Shou!” teriak Manabu sensei
“5….4….3…”
“AKU BISA!!!!!”
“2…”
PLUNG
“1…pertandingan berakhir”
Detik-detik terakhir, Shou mampu mengalahkan Tora.
“hosh…hosh….hoshh…” Shou langsung duduk tanpa mempedulikan orang yang melihatnya duduk di tengah lapangan. Hingga sebuah tangan menjulur ke arahnya
“Selamat ya, Shou…” Tora tersenyum, memberikan selamat pada Shou
Namun Shou tak menghiraukannya, malah membuang mukanya.
“kau tetap yang terbaik”
Kata-kata yang membuat Shou tergerak hatinya untuk menengok kepada Tora
“apa maksudmu?”
Tora hanya tersenyum penuh arti sambil terus memandangai Shou. Tatapan mereka saling beradu, melihat mata satu sama lain lebih dalam. Dan…
CHUUU
Tora menarik dagu Shou dan menciumnya, di tengah lapangan pula, disaksikan oleh banyak orang. Namun Tora tak peduli, ia terus menciumnya. Berharap Shou melupakan kejadian dimana Tora pura-pura tak mengenalnya dan memaafkannya. Perlahan Shou membalas ciuman Tora dan menikmatinya.
“jangan marah,ya..” ucap Tora menyesal
“iya”
“Suki da…”
“aishiteru…”


~OWARIMASU~

Horrayyyy….. penpic ToraShou akhirnya berjalan dengan mulus. Penpic ini terinspirasi dari pertandingan basket persahabatan SMA gw sama SMK tetangga. Pokoke gw sankyuu banget dah buat yang main basket kemaren udah ngasih inspirasi buat gw.. hehehe~~~ en selamat ya, SMA gw yang menang.. hahaha~~~~

Fanfic Basketball (Alice Nine) chap.2

⎾無条件幸福論⏌
Anata ijou no hito ga ita to shitemo
Atashi wa anata o aisu no desho
Dakara koso wagamama wa mono iwanai kara
Sore jaa koko de mama…
__SuG__


Title                            : Basketball
Author                       : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom/Pairing         : Alice Nine, ScReW(Manabu)/only ToraXShou
Genre                          : Sport, Romance
Rating                                     : masih PG…
Chapter                      : 2/3
A/N                            : penpic pertama dengan pairing ToraXShou…. Hihihi, agak geli dikit bayangin nih pair ^^)

Basketball

“nah, Shou. Kau mau diajarin apa dulu?” Tora memulai pembicaraan dengan bertanya pada Shou sambil memutar-mutar bola basket di atas jari telunjuk tangannya
“masukin bola ke ring. Caranya gimana?”
“lihat aku ya”
PLUNG –bola masuk ke ring—
“whoaa~~~ hebat… sugoiiiii”
“tanganmu sini”
“eh?” dia menarik tangan Shou cepat dan meletakkannya di antara bola basket, sehingga Shou bisa merasakan hangatnya telapak tangan Tora yang menyentuh kulit punggung tangannya
“kau rileks saja, aku akan mengayunkannya perlahan sehingga kau bisa mengikutiku”
“ah, iya”
Dan sekali lagi, bola masuk ke ring. Hasil lemparan Shou dengan Tora.


Besok siang di aula lapangan basket. Shou sudah bersama Manabu sensei yang akan bersiap-siap untuk memulai latihan basket keduanya. Walau sangat malas, Shou harus tetap melakukannya karena ia tak mau nilai olahraganya mendapat C-.
“Shou, coba kamu lempar bolanya dari sini” Manabu sensei menuruh Shou sambil menunjuk arah ia berdiri saat ini—di lingkaran tengah lapangan—
“ah, iya” dan Shou melemparnya dan kena sasaran
“Shouuuu~~~ sudah kubilangkan, kau ini berbakat. Coba sekali lagi ya” ucap Manabu sensei senang dengan perkembangan bakat Shou ini
Shou pun mengulanginya terus sampai lemparan ke sepuluh, dan kesemuanya masuk semua
“kau hebat!!!!” Manabu sensei menjabat tangan Shou karena saking senangnya pada anak didiknya ini
“tt…terima kasih, sensei” ucap Shou masih tak percaya
“um, Shou. Aku ingin memberitahumu sekarang, bahwa kau dan anak-anak unggulan basket kita akan mewakili sekolah untuk mengikuti pertandingan basket antarsekolah”
“NANI???!!!” Shou terlonjak kaget
“kenapa? Kau kan punya bakat terpendam ini. Jadi aku akan melatih kalian nanti lebih keras. OK!”
Tenggorokan Shou terasa ada yang menyangkut sehingga ia tak bisa berkata apapun. Karena ia tahu, ia Cuma kebetulan saja bisa melempar bola masuk tepat sasaran. Selebihnya ia tak tau.
“persiapkan fisik dan mentalmu, ya. Karena pertandingannya akan dilaksanakan lima hari lagi”
Shou hanya mematung mendengar serentetan ucapan Manabu sensei tadi. Ia sangat sulit mencernanya satu per satu. Ditambah lagi kata yang terakhir tadi ia dengar, lima hari lagi ia harus bertanding dengan sekolah lain untuk pertama kalinya
“oh iya, hampir lupa. Kita akan melawan sekolah Gekkou”
DUAAARRR
‘sss….sekolah Gekkou? Itu kan, sekolahnya Tora?’ ucap Shou dalam hati
“aa..anou sensei, boleh aku ke toilet sebentar?”
“ya, silakan. Jangan lama-lama, kita akan latihan lagi”
“hh..hai’”


~0~
Malam ini Shou akan pergi dengan Tora untuk minum starbucks di café. Walaupun Shou yang mengajak, tapi Toralah yang menjemput Shou di rumahnya. Romantis sekali pasangan ini.
Tiba di café, mereka memesan sturbucks saja dan makanan kecil sebagai pendamping. Sejenak mereka terdiam, sebenarnya Shou ingin bicara tapi ia agak malu dan takut untuk mengutarakannya di depan Tora
“hmm, Sayang~~ kau mau bicara apa?” tanya Tora lembut
“ah,,ehh..etto..anou”
“kenapa gugup begitu. Santai saja~ kau kan pacarku” ucap Tora sambil tersenyum paling manis
“etto.. aku akan ikut pertandingan basket antar sekolah”
“wow~~~ kau hebat sekali, sayang. Kau senang kan?”
“iya sih, tapi… aku masih belum yakin dengan kemampuanku”
“huft*sigh*,, kau harus percaya dengan dirimu. Aku yakin kau pasti bisa”
“aku akan berusaha” senyum Shou agak dipaksakan
“tapi kau tahu siapa yang akan menjadi lawanku nanti?”
Tora menggeleng, “memangnya sekolah mana?”
“Gekkou Gakuen. Sekolahmu” Shou tertunduk, tak berani melihat ekspresinya setelah itu
“he? Kok aku tidak tau ya? Apa karena aku bukan anggota tim basket sekolahku, makanya aku tidak tau?” ucap Tora sedikit kaget
“justru itu, yang kutahu kan murid-murid di sekolahmu itu badannya besar-besar semua, berbanding terbalik denganku” Shou putus asa
“badan besar itu tak menjamin. Yang penting adalah ini” Tora menunjuk kepalanya dengan telunjuknya
“eh, iya. Kau benar. Umm, ngomong-ngomong kau memang tidak ikut tim basket sekolahmu?”
“tidak. Aku tak pernah ikut”
“tapi, kenapa kau bisa mengajariku latihan basket?”
“oh itu? itu karena dulu aku pernah jadi shooter juga di tim basketku. Sama sepertimu”
“benarkah? Wahh… kau hebat. Tapi kenapa kau sekarang meninggalkan basket?”
“malas saja” ucapnya singkat, seakan tak mau Shou lebih dalam lagi untuk bertanya-tanya lagi tentang basket padanya
“ooh.. Tora, besok temani aku latihan lagi ya”
“iya, sayang”

Shou’s POV
Hari ini sampai empat hari selanjutnya, aku akan dilatih bermain basket oleh Tora. Aku senang sekali, karena Toralah yang mau mengajariku dengan sabar karena memang aku tak pandai olahraga. Cara dia mengajariku itulah yang paling kusukai, dengan perlahan ia mulai memberi contoh. Walau kadang aku sedikit lamban meresponnya, tapi ia tak pernah marah sama sekali. Ia hanya tersenyum, kemudian mengacak rambutku. Katanya aku ini menggemaskan, ah.. Tora mulai merayuku lagi, dan itulah yang kusuka darinya. Seperti latihan kali ini, ia mengajariku tentang merebut bola dari lawan. Ia memeragakannya dengan lihai dan lincah. Hingga…
“Shou, sekarang kau coba mengambil bola ini dariku”
Hup
Langsung saja kurebut bola yang dari tadi dipegannya. Ia melihatnya dengan menggeleng-geleng kepala
“hei! Bukan itu maksudku. Rebut bola ini ketika kita main. Mengerti?”
“siap, pak!” aku langsung meletakkan tanganku seperti orang  yang sedang hormat. Dan ia hanya tertawa melihatku
“ok, siap. Mulai”
Dia memantulkan bolanya terus sambil membawanya menuju ring. Sementara itu, aku harus terus mengambil ancang-ancang untuk merebutnya. Hingga berapa lama aku berhasil merebutnya dan memantulkannya, sebuah senyum kepuasan tersungging di bibirku. Kali ini ia yang mengambil posisi merebut bola yang kupegang. Ia terus mengawasi setiap arah gerakanku, dan GREP
Tora memelukku dari belakang dengan erat
“Tora?” aku kaget dan wajahku memerah
“hmm?” dia tersenyum maniiiisssss sekalii
“kau..?”
“yak, aku dapat! Lain kali perhatikan lawanmu, ya!” Tora berhasil mengelabuiku, ternyata dia memancingku sampai aku lengah sehingga ia bisa merebut lagi bolanya.
“uh, kau curang!” aku mulai ngambek, sembari melipat kedua tanganku di depan dada
“hei, jangan marah dong. Ini kan buat ngetes kamu juga~~~”
Kugembungkan kedua pipiku dan berbalik arah tak lagi berhadapan dengannya. Aku sudah terlanjur kesal dan sedikit malu padanya.
“kau terlihat lucu deh kalau seperti ini” ia memutar badannya juga sehingga ia sekarang berhadapan denganku. Mencubit pipiku yang gembung ini, membuatku tambah bete.
“aku mau pulang”
Ketika aku hendak pergi tanpa menghiraukannya, tiba-tiba tanganku ditariknya dan ia menggapaiku lalu mencium bibirku. Awalnya aku kaget, tapi aku tau maksudnya dia apa. Dia ingin menenangkanku agar aku tak marah lagi padanya. Huh, konyol. Selalu saja seperti ini.
“baiklah kau menang” aku langsung cepat melepas ciumannya
“hmm??jadi pulang beneran?”
“iya! Aku capek! Aku mau istirahat”
“iya deh. Kuantar ya?”
Aku diam saja. Gengsi dong kalau aku sampai menerimanya dengan senang. Biarkan saja dia yang tau sendiri tanpa harus kuberitau. Dan akhirnya Tora mengantarku sampai rumah.

Shou mengirimi Tora e-mail,
“Tora, do’kan aku besok ya~~~”
“iya. Aku akan mendo’akanmu. Selalu”

~To Be Continue~

Fanfic Basketball (Alice Nine)


⎾無条件幸福論⏌
Anata ijou no hito ga ita to shitemo
Atashi wa anata o aisu no desho
Dakara koso wagamama wa mono iwanai kara
Sore jaa koko de bye bye…
__SuG__


Title                            : Basketball
Author                       : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom/Pairing         : Alice Nine, ScReW(Manabu)/only ToraXShou
Genre                          : Sport, Romance
Rating                                     : PG (masih normal)
Chapter                      : 1/3
A/N                            : penpic pertama dengan pairing ToraXShou…. Hihihi, agak geli dikit bayangin nih pair ^^)

Basketball
“huh~~~ panas sekali sih hari ini! Aku mau minum lagi tapi uangku habis..” keluh Shou yang berjalan pulang ke rumahnya sehabis sekolah sambil meminum sekaleng soda. Ini adalah soda dingin kedua yang ia minum.
“ah, gak ada tempat sampah di sini.. adanya di sana tadi. Kenapa sudah melewati tempat sampah malah baru habis sodanya. Huhhh~~~” ia mencari-cari tempat sampah yang ada di sekitarnya, yang ada tempat sampah di jalan sebelumnya. Karena malas, ia coba melemparnya, dan HUP ia berhasil memasukkanya. Padahal jarak tempat sampah dan dia cukup jauh
Guru olahraga Shou yang kebetulan lewat daerah situ, tak sengaja melihat apa yang barusan dilakukan Shou. Ia lalu menghampirinya.
“Shou!!” panggil guru olahraga itu sambil terus berlari ke arah Shou
“ah, sensei Manabu? Kenapa di sini?” tanya Shou bingung melihat guru yang bernama Manabu itu ngos-ngosan berada dihadapannya
“aku memang lewat sini kalau pulang. Dan apa yang kau lakukan barusan?” tanya sensei Manabu antusias
“apa??” ia mengingat sejenak, “hanya memasukkan kaleng soda ke tempat sampah, memangnya kenapa sensei?” Shou langsung menjawab spontan
“itu dia! Kau punya bakat, nak!!” ucap sang guru senang sambil menepuk kedua bahu Shou
“haaa???? Bakat? Bakat apaan? Bakat melempar kaleng soda ke tempat sampah?” Shou makin bingung
“bukan,, bukan yang itu. Tapi, lemparanmu itu sangat jitu. Apalagi ditambah lenganmu yang panjang. Kau cocok sekali!” sang sensei itu kembali memegang bahu Shou dengan senang
“sensei bicara apa sih? Saya masih bingung?”
“hmmm… kau kujadikan shooter basket tim sekolah kita”
“HAAAAAAAAAAAAAA????!!!!!!!!!!!!” Shou teriak plus melongo gak percaya
“iya, besok temui saya di aula lapangan basket. Saya pergi dulu. Jyaa matta~~” dan sang guru itupun pergi entah kemana
Masih dalam keadaan tak percaya dengan ucapan gurunya itu tadi, ia tetap berdiri disitu dan melongo, hampir tak berkedip. Pikirannya ke mana-mana, karena selama ini ia sama sekali gak bakat olahraga, apalagi basket. Dia sama sekali gak ngerti aturan main basket walaupun sudah berulang kali diajarin, dan saat ini ia harus menerima kenyataan kalau ia harus menjadi seorang shooter di tim basket sekolahnya—Fuurin Gakuen—.


~0~
“sensei,,, saya gak bisa main basket. Kenapa sensei milih saya?” Shou memelas kepada Manabu sensei sambil menarik-narik kaos olahraga sang sensei
“Shou, aku ini guru olahraga yang tau di mana bakat-bakat anak didiknya. Dan aku tau bakatmu itu adalah seorang pelempar yang handal”
“tapi, sensei… kan sensei sudah tau sendiri kalau saya paling gak bisa olahraga, apalagi basket”
“makanya itu, nanti saya ajarkan. Atau kau mau nilai olahragamu selalu C-?”
“tt…tidakk…”
“makanya itu, kau harus menurut”
“huh~~~” Shou hanya bisa menghela napas panjang, tanda kepasrahannya
Dan hari itu merupakan hari yang paling menyebalkan, karena Shou harus berlatih basket dengan Manabu sensei. Padahal seperti biasanya di saat jam-jam seperti ini ia sedang asyik mengobrol dengan teman-temannya di kelas, biasalah, hal-hal yang tak penting sama sekali juga mereka bahas. Namun hari ini atau bahkan seterusnya adalah pengecualian.


~Shou’s POV~
Menyebalkan sekali Manabu sensei, seenaknya saja mencomot orang begitu saja untuk latihan dengannya. Aduh, badanku jadi sakit semua rasanya. Bisa kurasakan sepertinya tulangku remuk-agak berlebihan sih-, tapi memang ini benar-benar sakit. Huft, aku jadi teringat Tora.. “kirim e-mail ke dia ah~”
From : Shou
To : My Beloved Tora
To-kun, hari ini kau sibuk tidak? Kalau tidak, aku ingin curhat padamu. Bisa kan?

Tak berapa lama ada pesan masuk, ternyata Tora membalas e-mailku
From : My Beloved Tora
To : Shou
Tidak kok, memangnya kau mau curhat apa sayang?

Langsung saja kujawab begini : “tadi guru olahragaku menunjukku sebagai shooter di tim basket sekolah. Karena baru pertama kali aku jadi gelagapan sendiri. Dan tadi pagi aku terus berlatih. Kau tau, ini sangat melelahkan dan ini membuat tubuhku sakit semua~~~”
Ia membalas lagi : “oh, benarkah? Wah, kau hebat sekali sayang. Khukhukhu, tidak apa-apa, nanti pasti kau akan terbiasa kok. Yang sabar, ya.. hihihi”
“kenapa tertawa! Huh, kau sama saja. )”0”(”
“hehe, maaf..maaf.. Cuma heran aja, kenapa kau bisa jadi anggota tim basket sekolahmu? Umm, memangnya kau dapat posisi apa?”
“Shooter. Katanya Manabu sensei, dia lihat aku punya bakat pada lemparan. Tapi aku gak tau juga sih”
“wow,,, hebat! Baru masuk saja sudah dapat posisi shooter! Keren!!”
“ah, kau bisa saja.. aku sendiri juga tak yakin sih.. umm, kalau boleh kau mau tidak mengajariku… bermain basket?”
“um, boleh… maunya kapan?”
“besok kau tidak ada tugas kan dari sekolahmu?”
“ah, tidak kok. Aku besok banyak waktu luang, jam 3 ya di gedung olahraga”
“Ok. C U my love~~~”
Kuakhiri e-mailku padanya. Menutup ponselku dan beranjak tidur. Tapi,, sebelumnya aku ingin memberitahumu tentang Tora. Ummm,, dia itu orang yang sudah mencuri hatiku dengan apa yang dilakukannya terhadapku empat bulan lalu di stasiun kereta. Waktu itu aku pulang sekolah juga, namun aku ingin sekali-kali naik kereta. Aku pun duduk bersandar sambil menyalakan ipod warna biru kesayanganku dan mendengarkan lagu-lagu Muse, ah senang sekali rasanya karena memang saat itu kereta sedang sepi. Namun kesenanganku tak berlangsung lama, tepat di sebelahku datang seorang laki-laki yang sepertinya mabuk dan berbicara ngawur padaku. Tampilannya yang urakan itu membuatku hampir tak usah mempedulikannya bahkan pura-pura tak mendengar. Sialnya, aku malah dipalak olehnya sambil ia menodongkan pisau ke arah leherku. Aku tak bisa berbuat apapun, orang yang melihatku hanya bisa melihat ketakutan.’oh Tuhan, kenapa orang lain tak menolongku?’ jeritku dalam hati. Aku pun pasrah dan menyerahkan ipod dan sisa uang yang kupunya di dalam tas. Sebelum aku berhasil menyerahkan harta bendaku pada orang itu, ada sebuah tangan terjulur yang sedang dalam posisi mencengkeram tangan pemalak itu tadi. Kutengoklah pandanganku ke arah sumber sang pemilik tangan, dan Oh My God, dia tampaaannn sekali. Wajahnya seperti orang dewasa dengan rambut yang agak cepak. Kulihat penampilan dan pakaiannya, aku tidak pernah kenal dengan seragam yang ia pakai itu, dan benar dia bukan berasal dari sekolah yang sama denganku, dia berasal dari sekolah yang bernama Gekkou Gakuen dengan sebuah identitas nama yang terpampang jelas terletak di bagian dada kirinya. Tora Amano, yah.. dia yang sekarang ini sudah menjadi kekasihku selama hampir empat bulan ini. Dan aku sangat menyayanginya.. sangat sangat menyayanginya..

~To Be Continue~