Thursday, February 23, 2012

Fanfic Jika Aku Jadi Mogu


Title : Jika aku jadi Mogu
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom/Pair : Alice Nine/HirotoXAuthor
Chapter : Oneshoot aja, gau usah panjang-panjang
A/N : gyahahahaa~~~~ penpic dengan chara saiia dengan sang suami tercinta yang the first. Saiia tu soalnya iri plus cemburuan sama si Mogu itu. yah, wajarlah jadi anjing piaraan suami terkadang envy jugag. Kisahnya saiia jadi Mogu *gak usah ketawa!!* o>,<o. enjoy reading…



“hoaahhhmmmm” aku terbangun dari tidurku, karena mendengar sebuah melodi yang cukup keras dan memekakkan telingaku. Aku pun bangkit dari peraduan, tapi ada sesuatu yang aneh. Ini bukan kamarku, dan juga kenapa aku bisa tidur di lantai? Hatiku bertanya-tanya, ini kamar siapa? Dan kenapa aku bisa di sini. Maka kucari cermin untuk melihat rupaku bangun tidur saat ini. Dan OH MY GOD!!!!!
“kkk…kenn…kenaapa.. bisa begini??” di pantulan cermin itu jelas sekali itu bukan aku, tapi kenapa yang satu-satunya menghadap cermin hanyalah aku? Aku bukan manusia,, aku…. Seekor anak anjing…
Masih antara percaya dan tidak percaya, ak..akku sudah menjadi anjing? Jangan-jangan ini kutukan… OH TIDAAAAAAKKKK!!!!!!!!!!!
Kuteriak sekencangnya, dan tak lama dari pintu kamar ini terbuka. Ada orang yang masuk.
“Oh, Mogu kenapa kau menggonggong seperti itu? Berisik sekali”. Oh Tuhan, dia kan Hiroto… gitaris favoritku, kenapa dia ada di sini? Dan tadi dia bilang apa? Mogu? Itu berarti, aku anjing piaraannya.. dan ini kamarnya….haa???? Ini bukan mimpi kan?
Dia menggapaiku dan menggendongku, astaga dekapannya erat sekali. Rasanya badanku mulai panas dan darahku serasa mengalir ke atas… kalau ini mimpi, tolong jangan bangunkan aku….
“Mogu-chan, papa hari ini mau syuting PV, kali ini kau ku ajak. Tapi jangan bandel ya~~”
“Kaing…kaingg…kaingg”
“kau bicara apa sih? Aku mana mengerti ucapan anjing”
‘APPPAAA????!!! Jadi dari tadi aku tak bicara seperti manusia lagi??!’
“OK. Ayo berangkat”


Di tempat syuting
Aku dibawa Hiroto masuk ke tempat syuting, masih dalam gendongannya. Haha, jarang-jarang ada kesempatan begini, lumayan juga. Perlahan ia berjalan makin masuk dan sesekali ia menyapa para kru dan staf yang sedang mempersiapkan alat-alat syutingnya.
“kaing..kaing..”            à‘tempatnya keren!!!’
“eh? Apa? Kau suka tempatnya?”
“kaing..kaing..” à‘iya dong, apalagi kau ada di dekatku.. hahaha’
“nah, itu Shou. Hei Shou?” Hiroto memanggil Shou yang berada tak jauh dari tempatnya ia berdiri saat ini
“eh?? Oh, Pon. Apa kabar?”
“baik”
“um, kau bawa Mogu? Tumben-tumbenan, ada apa nih?” tanya Shou ingin tahu
“gak papa aja. Sekali-sekali kan gak ada salahnya ngajak dia. Ya kan Mogu?”
“kaing..kaing…”à “mau digendong Shou…”
“kau mau apa?” Hiroto terlihat bingung melihatku yang terus berontak untuk bisa lepas dari gendongannya
“keaknya dia pengen turun deh. Coba turunkan dia” saran Shou
Dan akupun turun, menggonggong di depan Shou. Berharap ia mau menggendongku
“hei. Sepertinya dia pengen kamu yang gendong”
“oh benarkah. Mogu, ayo sini”
‘KYAAA~~~~ senangnya.. bahagia hidupku rasanya~~~~” *author nosebleed sambil bayangin jadi kenyataan*
“OII, Shou, Pon. Ayo latihan, malah pacaran lagi di situ!” dari jauh Tora sudah teriak-teriak keak orang gila. Mumpung dia ada, cari kesempatan ahhh~~~
“kaing..kaing..”
“ada apa lagi, Mogu-chan~~” tanya Hiroto lagi
“jangan-jangan mau minta gendong Tora” Shou mengira-ngira
“coba kau turunkan dia” saran Hiroto
“tuh kan bener, ni anjing kenapa sih? Gak biasanya dia manja-manja keak gini? Huft*sigh*”
“ato jangan-jangan dia kena sindrom lagi…” tebak Shou
“sindrom paaan?”
“sindrom minta gendong orang-orang cakeb” jawabnya innocent
“huuu.. ngarang!!!”
“oke deh, ayo cepet syuting”
“baik”

Sementara mereka sedang syuting, leherku diikat pake tali anjing dan dikaitkan di tiang kecil. Lama-lama bosan juga nunggu di sini, rasanya pengen jalan-jalan tapi gimana mo jalan, gerak aja susah.
“yak, ambil gambar selesai!” teriak salah satu kru yang bertugas, sepertinya itu sutradaranya.
“halooo Moguuu?? Apa kabar?” sesosok wajah sudah berada tepat di depan wajahku dengan ekspresi yang berseri-seri. Ia melepaskan kaitan leherku dan lalu menggendongku. Siapa dia? Yap, benar.. dialah Saga. Setauku, Saga senang sekali dengan Mogu… berarti ini kesempatan,, hahaha… dapat gendong deh dari Saga tanpa harus bersusah payah mohon-mohon….
“Hiroto,, aku bawa Mogu ya” Pinta Saga agak memohon
“haa?? Ke mana?”
“ke mana aja bole, yang penting asik, kan udah gede~~~”
‘WTF!!!, Saga ngomongnya kok keak orang Indonesia sih?’ batinku heran
“yaudadeh, terserah aja”
“Mogu, kita samperin Nao, yuk”
“kaing…..”à ‘iyaaaaaa~~~~’
“Nao-shi~~~”
“apa?”
“lihat aku bawa siapa?”
“Mogu-chan kan? Tumben si Pon bawa dia ke sini”
“aku juga gak tau, tapi aku senang. Karena aku kangen sama Mogu, aku senang mainin bulu-bulunya…hihihi”
“huh, kau ini. Coba deh sini aku mau pegang juga”
“jangan lama-lama”
“iya-iya”
“Mogu-chan~~~Nao di sini, kau masih ingat aku kan?”
“guk..guk…guk..”à ‘yaiyalah aku ingat, hehe.. dapat gendongan Nao gratis’
“oh, kau pintar sekali Mogu-chan. Langsung menyahut”
“guk…guk..guk…”à ‘yaiyalah, gw kan manusia..’
“Saga! Nao! Ayo ke sini cepat, syutingnya mau di mulai” teriak Hiroto dari kejauhan
“oke, bentar ya.. aku ikat Mogu dulu” ucap Saga sambil mengambil tali ikatan leher’ku’

‘ih, kenapa Saga musti ngiket aku jugag???? Kan sakit!!’
Kulihat di sekelilingku banyak orang berlalu lalang, ada yang ngangkatin kamera, bawa seperangkat alat make-up, trus sampe ada yang bawa-bawa air minum buat yang lagi syuting. ‘Lama-lama capek jugag nangkring di sini, lepasin aja kali ya?’
‘lepasin aja ah ikatannya, mumpung sekarang gak ada orang lewat’
Kubuka ikatan leherku perlahan supaya tak ada yang mencurigai. Alhasil akhirnya aku terbebas juga.
‘jalan-jalan ah,,’
Lama sudah aku keliling lokasi, yang kulihat hanya itu-itu saja. Tapi pandanganku langsung tertuju ke sebuah gelang hitam yang ku kenal. Benar saja, itu gelang milik Hiroto yang dari tadi ia pakai dan sekarang berada di sebuah meja. Lebih tepatnya ujung meja.
Meja kayu itu biasa saja, namun apa yang kulihat di bawahnya membuatku takut, karena gelang itu pasti sebentar lagi akan jatuh ke ember yang berisi air di bawah meja. Memang sih tak apa-apa kalau gelang itu nanti jatuh, tapi aku tau gelang itu berharga buat dia.
Segera aku lompat hingga tiba di atas meja. Sialnya, aku tak tau kalau permukaan meja itu basah karena air. Licinnya meja membuatku kehilangan keseimbangan dan terpeleset. Mengingat di depanku sudah ada gelang Hiroto, cepat-cepat ku ambil dan…..
 BYURRR…..
--
--
--
“Eri!!!!!” Seseorang berteriak di depanku sambil mengguyurkan air tepat di wajahku..
“ha? Ibu!!!!” dan ternyata itu ibuku
“kenapa aku disiram?!”
“ini sudah jam berapa?! Cepat mandi dan berangkat sekolah! Dasar tukang tidur” omelnya panjang lebar
“huh, ibu.. lagi asik-asik mimpi indah malah disiram air!”
“cepat sana! ibu tunggu di meja makan”
“iya…”
Aku pun beranjak dari tempat tidur dengan malasnya. Tapi, sepertinya ada yang aneh dengan pergelangan tanganku. Kucoba melihatnya, dan oh my god ….
….
“kenapa gelang Hiroto ada di sini?”

__OWARI__

Author said : pengen ketawa aja pas baca nui penpic ancur.. (_ _”)a

No comments:

Post a Comment