Tuesday, December 25, 2012

Fanfic Ketakutan yang Membahana



Title : Ketakutan yang Membahana
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Genre : Fluff, lil Horror (?)
-->ngagetin iya, koplak
Pair : ShouXHiroto ...lagii?!!!
A/N : niat pengen bikin penpic serius, napa malah jadi gak keruan gini toh? Haish, biarin aja dah. Bahasa dibikin author lebih gampang buat dibaca, dan keterlaluan sekali jika ada yang ga bisa bahasa saya
ß gak niat bikin narasi, nilai bhs Indonesia dapat empat, sih.


Ini sudah yang kesekian kalinya aku menginjakkan kaki di apartemen Hiroto. Hampir di setiap ajakannya padaku untuk menginap selalu sama, hanya untuk menemaninya menonton. Dan lagi-lagi aku menuruti permintaannya yang entah sudah keberapa kalinya. Tapi itulah yang kusuka, dengan begini aku bisa jauh lebih dekat dengan Hiroto dan mungkin saja hatinya akan sedikit terbuka untukku.

Suara ribut-ribut terdengar jelas, padahal aku baru berjarak lima belas meter dari luar apartemennya. Dengan sebuah kunci duplikat yang dia berikan padaku, aku mudah saja membuka pintu ini. Dan apa yang kulihat tak sesuai dugaanku di luar tadi. Ruang tengahnya masih dalam keadaan normal namun Tvnya menyala. Kutelusuri lagi ke arah dapur, dan bingo, biji-biji jagung berhamburan di lantai, sementara sang pembuat keributan tengah memasukkan beberapa biji jagung yang tersisa ke dalam microwave.

“Hiroto”
ekspresinya berubah kaget dan langsung menoleh padaku, “bikin popcorn?” tanyaku
“hehe,, iya.. kenapa?” tanyanya sambil menyengir lebar
“tuh” tunjukku ke arah biji-biji yang berserakan dengan dagu
“iya iya, nanti aku beresin. Ini kan apartemenku juga”
ya ampun, baru punya apartemen satu aja udah bangga. “hmm, kamu mau nonton apa?” tanyaku

“oiya,, Shou-kun ambil DVD di rak paling bawah ya. Kita nonton film horror aja” suruhnya masih menyelesaikan membuat popcorn di dapur, dan aku segera ke ruang tengah dan melakukan apa yang ia bilang
“Ring atau Junko?” ucapku dengan suara nyaring, kupegang dua DVD dengan cover yang cukup menyeramkan itu, sekedar membalik-balikkan dan melihat-lihat.
Ringgu aja” serunya tak kalah nyaring dariku

Kubuka tempat penyimpanan DVD itu dan memasukkan kasetnya ke DVD player. Sound opening cukup membuat bulu kuduk merinding dan Hiroto pun datang sambil menenteng satu kotak popcorn besar yang bisa kami makan berdua. Aih, menonton film horror berdua dengan orang yang kita sukai itu memang momen paling pas.

Kami merapatkan diri tapi tidak secara langsung, sekotak popcorn-lah yang membatasiku dengan Hiroto. Backsound opening pun terdengar, efek suara yang cukup menyeramkan batinku. Semakin lama memang sangat menegangkan, tapi aku tak begitu takut dengan film macam itu. Kulihat ke samping kanan, dan coba tebak apa yang kutemukan. Hiroto sedang meremas-remas kaosnya sambil menggigit bibir bawahnya. Jelas sekali kalau dia ketakutan. Satu ide jahil pun muncul di otakku.

“DDOOR!!” Refleks ia berteriak karena aku kagetkan, lalu ia merengut dan memukul bahuku beberapa kali. Ekspresinya lucu sekali.
“gak lucu, Shou!! )3(” pandangannya kembali ke layar tv. “maaf Pon, aku hanya bercanda” ucapanku tak di dengarnya, ia malah sengaja menutup kedua telinganya dengan tangan.
“hei, hei.. masa’ gitu aja ngambek. Pon gak seru ih” kucolek dagunya biar dia bisa melihatku, tapi sepertinya ia sangat kesal, dan tak menggubrisku.
“huh.. Pon, aku keluar sebentar ya, ambil jaket di mobil”
masih merengut akhirnya ia buka suara juga “pergi sana!”

Aku berjalan keluar mengambil jaket yang kucari tadi. Lalu kembali lagi menaiki tangga menuju apartemen Hiroto. Kulihat sekilas sebuah benda yang cukup membuat rencana jahilku makin sangat bagus. Hehehe,, travo di sana jika ku tarik tuas ke arah off apa yang akan terjadi ya?!! Tanpa sadar aku menyeringai sendiri.



“padahal udah nonton beberapa kali tapi kok masih serem aja yah?” Hiroto sudah memeluk tempat popcorn itu karena saking takutnya. Lebih lebih hantu utama di film itu sudah memunculkan diri, perasaan Hiroto mulai tegang dan jantungnya berdetak tak karuan. ‘Shou lama banget sih’ gumam Hiroto was-was, ia sangat takut ditinggal sendirian kalau lagi nonton film horror.

‘astaga sadakonya kok tambah serem sih..”
Ngeliat sedikit sadako ia sudah merem melek. Setengah takut tapi setengah lagi pengen nonton.
JREENG
“WAAAAAAA~~~!!!!”
Hiroto pun jerit-jerit sendiri waktu sadakonya tau-tau udah close-up di layar tv. Napasnya jadi tersengal-sengal, perasaannya makin gak enak waktu ada suara asing dari arah belakang. Tambah kacau pikirannya.
‘ya ampun Shou, lama amat sih~~”
Dan ketika suara itu makin terdengar jelas tiba-tiba lampu di apartemennya mati total.

Panas dingin, jantung berdetak gak karuan, tangan gemetar, dan kalau lampu menyala pasti muka Hiroto sudah pucat sekarang.
Suara asing itu hilang, kesempatan emas bagi Hiroto untuk keluar dari apartemennya.
Pelan ia melangkah keluar, mengendap-endap layaknya maling ia meraba-raba setiap benda yang ia lewati. Karena terlalu gelap, ia gak tau kalau di depannya ada lemari. Dan, BRUAKKHH....
Kejedotlah kepala itu bocah.
Sambil meringis menahan sakit, ia pun akhirnya meraba-raba benda yang ia yakini sebagai kenop pintu. Dalam hati ia berjingkrak ria, dengan begitu ia bisa keluar dari tempat gelap itu.
Tapi siapa sangka, pintu yag seharusnya bisa dibuka itu malah terkunci rapat. Seingatnya ia tak mengunci pintu sesudah Shou datang ke apartemennya.

‘pasti ini ulahnya!’ simpulnya dalam hati.
Di saat dia sedang meminimalisir gerakan dan suara, tiba-tiba suara itu muncul lagi dari arah belakang. Hiroto udah tahan napas sambil senderan di pintu. Takut-takut kalau yang muncul itu vampir Cina, Sadako, pocong, atau sunge alias Suster Ngesodth. Telinganya makin dengar jelas suara asing itu seperti suara barang yang di seret-seret. Makin paniklah Hiroto, karena pastilah hantu yang di seret-seret itu Sunge, hantu lokal from Indonesia.

Hiroto pun menutup matanya, tanda kutip masih ngintip sedikit. Ia terus memerhatikan bayangan apa yang bisa menimbulkan suara seret menyeret barusan. Dan sekelabat bayangan putih lewat di depan matanya dengan cepat. Sudah nahan-nahan napas, eh sekarang malah kebelet pipis. Maka di ambillah bola kasti yang bertengger di sebelahnya. Dia genggam erat itu bola biar pipisnya bisa dia tahan.
Waktu udah genggamin itu bola, bayangan itu datang lagi. Dan saking takutnya matanya bener-bener ia tutup. Tak lama kemudian di rasa bayangannya pergi, dia buka matanya lagi dan betapa kagetnya bayangan putih tadi sudah ada di depan wajahnya.
Tanpa basa-basi lagi, bola kasti yang di genggamnya dia lempar ke muka tuh setan. Mendarat sempurna di bagian hidung tuh hantu.

“ittai!!!” teriak sang hantu. Dan suaranya itu sangat dikenal Hiroto. Suara yang sangat menyebalkan buat Hiroto.

“Hiroto, ittai!!”

Hiroto terdiam mendengar suara yang tak asing baginya itu.
“Shou!?” serunya tak percaya begitu lampu mulai menyala dan menghadirkan sosok Shou di depannya.
“kenapa memukulku?!” omel Shou sambil memegang hidungnya yang sakit.

“aku tak tau kalau yang barusan itu, kau Shou. Aku pikir...”
“kau pikir aku setan?” balas Shou

Dengan ekspresi takut bercampur malu, Hiroto mengiyakan ucapan Shou.
“hahaha... kau ini penakut sekali..”
“jangan tertawa. Pasti kau yang bikin ini semua? Iya kan?! Ayo ngaku kamu!!”

“haeh... iya iya aku ngaku.. aku yang bikin lampu mati, mengunci pintu, dan menakut-nakutimu barusan. Gomen...” ucapnya santai sementara Hiroto masih merengut setengah takut.
“juga soal kamu ngesot-ngesot di lantai! Jangan lupakan itu!” protes Hiroto
“ha? Ngesot? Sejak tadi aku berdiri, berjalan dan sedikit berlari kecil. Aku tak pernah ngesot, mpon..” sanggah Shou
“jangan bohong.. Aku mendengarnya dengan jelas!”
Shou hanya menggeleng-gelengkan kepala dengan ekspresi yang meyakinkan. Jelas jika Shou begini pasti ia berkata jujur. Hiroto menelan ludahnya dengan susah. Jantungnya kembali berdetak cepat.
“kalau bukan kamu, terus yang tadi itu siapa?”

DAG DIG DUG

*sesosok sunge muncul dan melambaikan tangan dengan tampang innocencenya*
“KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA~~~~~~~~~~~~~~~~~~~”

Pingsanlah mereka berdua di tempat.


Owari.. gaje? Ya, itulah saya

No comments:

Post a Comment