Sunday, April 29, 2012

Fanfic Forgive Me, My Babe (Alice Nine dkk) chapter 2


⎾無条件幸福論⏌
Anata ijou no hito ga ita to shitemo
Atashi wa anata o aisu no desho
Dakara koso wagamama wa mou iwanai kara
Sore jaa koko de bye bye
__SuG__


Title                 : Forgive me, my babe
Author             : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Fandom           : Alice Nine, ViViD
Pairs                : SagaXHiroto, ToraXNao, SagaXIV, ShouXHiroto
Genre              : Romance, Friendship, Heartache, YAOI
Chapter           : 2/4
Summary         : Saga menuturkan kata keramat itu dan membuat Hiroto bagaikan merasa tertancap pisau di jantungnya.
Songs              : Kousai, 9th Revolver, Waterfall, Gemini II-the luv-
                                                                        ***
~9th Revolver~
I call out myself, nozonda ketsumatsu e
Now let’s run away oh, togheter
Before the sin, kimi e..


“kau sekarang berada di mana, aku sudah di bandara” Saga yang sore itu sudah berada di bandara melihat kesana kemari untuk mencari sambil menelepon teman lamanya itu
...“aku masih di antrian mau keluar, nanti kalau aku sudah stay baru kutelepon. Daagg”… jawabnya dengan nada santai, seakan tidak peduli dengan ekspresi Saga yang mendengarnya
“anak ini, bikin sebal saja. Dan kenapa aku bisa pacaran sama anak kecil ini. Takdir” dan karena lelah, ia pun duduk bersandar di sebuah bangku memanjang yang berada di sebelah tempat para penumpang yang baru turun dari pesawat

‘and cry with love, wasureteru hazusa….’ lagu nada dering white prayer pun berbunyi, tanda teman Saga itu meneleponnya

“kau di mana?!” dengan nada kesal dan mendengus Saga berusaha bicara, walau ia sangat malas untuk bicara

“tepat di belakangmu”

Suara itu mengagetkan Saga hingga terlonjak dari bangku, ia melihat temannya kali ini sangat berbeda dari yang terakhir kali mereka berpisah, rambut pirang dengan list biru muda memanjang membuat orang itu  memiliki style yang hebat. Cara berpakaiannya yang agak ketat berwarna merah namun sederhana cocok sekali dengan postur tubuhnya yang bisa dikatakan mungil, setara dengan Hiroto
“IV, ini kamu beneran?” Saga melongo tak percaya  dengan apa yang saat itu dilihatnya
“ya, ini aku.. IV, pacar kamu..kau lupa?” ucapan orang yang bernama IV itu menyadarkan Saga bahwa ia tak itu adalah IV pacar Saga sewaktu mereka SD

“kamu beda banget, aku hampir tak mengenalimu” Saga tersenyum simpul melihat tingkah IV yang tak berbeda dari yang dulu
“What? Humh,, it’s never mind for me. And do you still love me my hunny, don’t you?” IV memeluk erat Saga

“yeah,” ucapnya tak yakin

“kenapa kau tak bersemangat begitu, kau tak suka padaku lagi ya? Apa aku mengganggumu?”
“no, not like that! You still my hunny. I Love you IV-chan”
“ I love you too, Sachi..” IV dan Saga saling bergandengan tangan dengan erat dan beranjak pulang, mereka tak peduli dengan orang-orang disekitar yang melihatnya
***

At Saga’s ride

“Sachi, mulai besok aku sudah bisa sekolah di sekolahmu. Kata mama, aku sudah ditempatkan di kelas bersamamu. Sachi seneng gak?”
“ha? Besok, hahaha, iya aku senang kok. Tapi aku dan anak-anak satu band gak bisa ikut pelajaran besok, soalnya kami mau nge-band di acara band Indie se-Jepang di Shibuya. Maaf aku gak bisa nemenin kamu besok,  tapi lusa kami sudah bisa masuk kok. Nanti aku ajak kamu keliling sekolah plus  kenalan sama teman di bandku” ucap Saga menenangkan kekecewaan IV
“iya deh,  semangat ya buat besok. Ganbatte Sachi” senyuman IV membuat Saga tak bisa berusaha melupakan anak itu.

‘dia lebih mirip Hiroto. Ah, kenapa tiba-tiba aku jadi ingat Hiroto? Ada apa denganku?’

Saga merilekskan pegangan kemudi mobilnya itu agar tak capek, ia lajukan mobilnya supaya bisa cepat-cepat mengantar IV pulang ke rumahnya yang di Jepang.  Suasana sudah gelap dan Saga masih teringat pada Hiroto yang selalu memerhatikannya. Apakah ia mulai menaruh perasaan pada Hiroto, sang sahabat terbaiknya itu?
***
“Hai Pon-chan, bagaimana kabarmu hari ini?” tiba-tiba Saga mengejutkan Hiroto dengan menepuk pundaknya dengan keras
“ah, Saga-kun. Aku baik-baik saja, hari ini kau ceria sekali. Ada apa?” Hiroto senyum-senyum saja mendengar pertanyaan Saga
“tidak, aku hanya bersemangat agar kita bisa perform dengan sempurna nanti. Dan ku berharap kau pun begitu” senyuman dan sebutan Pon-chan yang diberikan Saga membuat hati Hiroto luluh, dan jantungnya berdegup kencang. Pipinya mulai memerah
“hei, kau kenapa? Senyum—senyum sendiri?”
“tak apa..aku hanya senang”
“ayo kita sama yang lain aja, di sini terlalu panas udaranya” Saga meraih pergelangan Hiroto dan itu disambut dengan kegembiraan dan kehangatan dari Hiroto, sebuah moment yang tak akan ia lupakan

Di sisi lain

‘Pon, kau benar-benar tidak ingat hari ini ulang tahunku..’ ucap Shou lirih dalam hati, ia tak percaya orang yang paling ia harapkan untuk mengucapkan selamat ulang tahun padanya kini tak mengingat harinya sama sekali, bahkan Shou melihat sendiri diam-diam Hiroto tengah berbincang-bincang cukup mesra dengan Saga. Hatinya benar-benar sakit
‘rasanya aku ingin berteriak!’
“Shou, YOU MUST BE STRONG!!” ia meyakinkan dirinya sendiri untuk bisa memahami situasi Hiroto sekarang ini
‘Hiroto, Aishiteru’
Mereka pun akhirnya selesai manggung dan bergegas pulang, tapi tampaknya Shou kurang bersemangat dan hal itu ternyata diperhatikan Hiroto sejak tadi

“anou, Shou-kun.. kau kenapa? Sakit?” segera Hiroto menghampiri Shou yang masih membereskan barang-barangnya ke dalam tas
“hhhe, tak apa.. aku gak sakit” Shou hanya tersenyum kecil
“Shou-kun bohong, dari tadi kuperhatikan kau diam saja. Tak banyak bicara, kau marah padaku ya? Kalau begitu maafkan aku..” Hiroto merasa bersalah dan terus memandangi mata Shou dalam-dalam
“ti,,ttiidak Pon. Aku tak marah padamu, hanya saja..”
“hanya apa?”

“Pon merasa ada yang terlupakan atau apa. Mungkin seperti itu” Shou memberi clue agar Hiroto ingat akan peristiwa hari ini
“lupa? Sebentar aku ingat-ingat dulu” dengan berpikir keras, Hiroto menggaruk dagunya walaupun tak gatal dan melihat Shou dari ujung kepala hingga ujung kaki
“…”

“ah,, Shou.. aku ingat sekarang. Maafkan aku , aku tak sengaja melupakannya. Omedettou Shou-kun. Aku janji besok akan mentraktirmu di kantin, semua terserah Shou. Apapun itu.. sekali lagi aku minta maaf, aku memang bukan sahabat yang baik..”
“hhe, tidak perlu segitunya. Aku sudah sangat bahagia kau memberiku ucapan termanis yang kuinginkan.”

“Shou-kunnn….” Hiroto pun memeluk Shou dengan kencang pertanda ia sangat sayang pada sang vokalis manis itu
***

“kemarin menyenangkan sekali ya.. kita bisa ditonton oleh seluruh orang di Jepang, bahkan luar negeri ada yang menonton kita.. ah pokoknya aku senang sekali” dalam perjalanan menuju sekolahnya, Nao bersama Tora berjalan bersama. Ia tampak senang karena Toranya sudah mulai agak pintar tanpa harus menunda latihan band
“iya, aku juga senang. Tanpa adanya kau sebagai leader, mungkin kita tak akan bisa sampai sekarang” Tora berucap yang membuat hati Nao makin berbunga-bunga
“hahaha, oiya katanya Saga, kemarin ada murid baru di kelas kita. Kira-kira seperti apa ya anaknya. Aku ingin lihat”
“menurutku semua orang sama saja, mungkin yang jadi pembeda hanyalah sifat, dan kepribadian orang tersebut” ucap Tora bijak

“Tora-chan, kau bijak sekali.. hihihi..” mereka pun bergandengan tangan hingga sampai masuk kelas

Sementara itu di kelas 3-A…

“Sachii, katanya kau mau mengajakku keliling sekolah dan mengenalkanku pada semua temanmu.. ayoo, aku tak sabar” IV yang sudah tiba di kelas merengek tak sabar sampai ia menarik seragam yang dipakai Saga
“ya ya, sayang.. kau ini tak sabaran sekali” Saga hanya bisa menghela nafas
“ayoo”

“nah IV, ini Shou, vokalis band kami. Nama  bandnya Alice Nine” Saga memperkenalkan Shou yang saat itu sedang duduk membaca buku
“hehe, IV desu. Doozo yoroshiku ne, Shou-sama” dengan senyumannya, IV membungkukkan badannya
“Onegai shimasu”
“Shou, ini pacarku.  Dia ini juga seorang bassist, nama bandnya ViViD. Aku harap kalian bisa berteman baik”

“whoa, jadi ini pacarmu. Kau pintar juga Saga memilih”
“hhe, bisa aja Shou-san” IV tersipu malu mendengarnya

‘dengan begini aku punya harapan bersama Pon’ ucap Shou dalam hati

“Sachii, temanmu yang lain mana?”
“mungkin masih di jalan, tungguin aja”
Dan tak berapa lama, Nao dan Tora pun datang
“hei Nao, Tora, sini cepat!!” Saga melambai-lambai tangannya kepada Nao dan Tora yang berada di depan pintu kelas
“ada apaan sih?”

“aku mau ngenalin seseorang pada kalian, ini namanya IV, pindahan dari Hokkaido. Dia ini pacarku” lagi-lagi Saga mengenalnya dengan nada malu-malu
“what? Jadi selama ini kau sedang pacaran dengannya? terus bagaimana dengan Pon? Selama ini kan kalian berdua dekat sekali, malah aku kira kalian pacaran” Nao masih tak percaya
“Pon? Kenapa dengan Pon? Kami sama sekali tak ada hubungan apa-apa kok. Aku menganggapnya hanya sebagai adikku, tak lebih kok”
“Sachii, Pon itu siapa?” mata sipit IV mulai membesar meminta jawaban yang jelas dari Saga
“Pon itu leader guitar kami, dia itu mirip kamu loh. Tapi dia lebih tinggi darimu, walaupun hanya beberapa senti saja. Hahaha”

“huh, Sachi” IV menggembungkan pipinya, namun lucu jika dilihat warna kemerahan muncul dari pipinya

Dan selang beberapa saat, Hiroto datang dan menemukan teman-temannya berbincang sangat akrab dengan seseorang yang ia tak kenal sama sekali. Bahkan orang itu terus menggelayuti tangan Saga.

“nah, itu Pon. Pon ayo sini, gabung sama kami” Shou berucap setengah berteriak dengan nada senang melihat orang yang ia suka hari ini terlihat berbeda dengan rambut coklat dan diberi garis hitam yang menawan

“ada apa?” tanya Hiroto acuh karena melihat Saga yang dari tadi saling menggenggam tangan dengan orang ‘asing’ itu
“Pon, aku mau kenalin ini. Namanya IV, dia baru pindah dari Hokkaido dan ia pacarku” dengan entengnya Saga menuturkan kata keramat itu dan membuat Hiroto bagaikan merasa tertancap pisau di jantungnya. Ia benar-benar shock mendengar pengakuan Saga yang telah memiliki pacar. Rasanya ia ingin pergi dari situ dan menangis sekencangnya. Hatinya benar-benar sakit
“halo, IV desu. Aku pacarnya Sachi, doozo yoroshiku ne.. Pon-kun” IV kembali membungkukkan badannya dan Hiroto sempat melihat mata anka itu. hiroto berfikir, IV memiliki pandangan mata yang mirip dengannya, walau ukuran mata mereka jauh berbeda
“Hiroto desu” ucapnya singkat sambil lalu pergi menuju tempat duduknya dan meninggalkan teman-temannya

Shou yang melihat ekspresi Hiroto yang tiba-tiba itu sangat khawatir. Tidak biasanya Hiroto pergi begitu saja dengan orang yang sedang berbicara padanya. Ia takut Hiroto sakit hati
“Sachii, dia kenapa? kok langsung pergi? Trus tadi dia bilang namanya Hiroto, lalu Pon itu nama apa?” IV sangat ingin tahu tentang keberadaan teman-teman Saga termasuk  Hiroto

“namanya dia memang Hiroto, namun nama kecilnya dia Pon. Kalau soal dia tadi, aku tak tahu. Tak biasanya ia seperti itu. atau mungkin dia masih agak capek setelah nge-band kemarin
“ohh, begitu”

“ayo, kita belajar. IV-chan duduk di mana?”
“aku maunya sama Sachii saja”
***

“Shou, bisa temani aku ke atap tidak?”
“oh, Hiroto. Iya gak papa”
Sampai di atap Hiroto duduk bersandar di sebelah dinding berbentuk pipa yang cukup besar
“ada apa?”

“Shou, aku benar-benar gak bisa bohong pada diriku sendiri. Aku sudah lama memendam perasaan ini, tapi begitu aku tau dia sudah punya orang lain di hatinya.. hatiku sakit, Shou.. sakit..” Hiroto terus saja memegangi dadanya, dan matanya hampir mengeluarkan air mata dan tinggal menunggu saja hingga menetes
“apa yang kau maksud adalah Saga?” dengan perasaan was-was, Shou berkesimpulan seperti itu
Anggukan kecil Hiroto menjawab semuanya, dan benar dugaan Shou sebelumnya. Hiroto memang mencintai Saga
“akk..akku, gak mau kehilangan dia. Tapi, melihat kemesraan mereka, aku jadi sadar diri. Kalau aku bukan siapa-siapanya Saga” kini kristal bening meluncur cepat dari kedua ujung mata Hiroto

“hei, jangan menangis…aku tak ingin melihatmu seperti ini” secara spontan, Shou menyeka air mata yang membasahi pipi Hiroto
“aku takut, Shou..”

“jadi, sekarang kau mau apa?” dengan berat hati, Shou merelakan hatinya untuk mendengarkan  semua perkataan Hiroto mengenai Saga
“bantu aku untuk tidak menangis dihadapannya” Hiroto langsung memeluk Shou karena ia butuh seseorang yang bisa untuk mendengarkan semua curahan hatinya

“mungkin untuk sementara ini, kau harus mengambil jarak sedikit padanya” sebenarnya Shou sangat senang dipeluk Hiroto, namun bukan di saat seperti ini ia bisa mendapat pelukan Hiroto. Pelukan ini bukan yang diinginkannya
Srut, srut, srut
“baiklah, aku akan berusaha..”
“hei, kenapa kau ingusan? Jorok ih” Shou sengaja membuat candaan agar Hiroto tertawa lagi dan tentu saja ia tak benar-benar mengatai Hiroto seperti itu
“iih, Shou-kun..” segera Hiroto melepaskan pelukannya dan cemberut lucu seperti ini >o<
“kenapa dilepas? Aku mau lagi kau peluk, hangat rasanya..”

“hihihi, Shou-kun ada-ada saja. Nih!!” Hiroto langsung menubruk Shou hingga badan Hiroto tepat di atas tubuh Shou dan ia menghujani Shou dengan gelitikan yang sangat membuat Shou kegelian
“ahahaha, kau ini.. lepaskan!! Geli!! Hentikan Pon-chan!!”

Beberapa saat Hiroto menghentikan aksinya dan mereka sempat bertatapan mata langsung, Hiroto baru merasakan betapa indahnya mata Shou. Dan ia baru tahu Shou tampak lebih manis saat itu. Shou yang baru kali ini bertatapan langsung dengan Hiroto tampak melongo sejenak, rambut Hiroto yang lumayan panjang itu mengenai ujung kedua pipi Shou. Semakin lama mereka menikmati suasana dan mulai melakukan hal ‘itu’ di atap sekolah. Shou bangkit sejenak dan mulai meraih leher Hiroto agar ia dapat mencium bibir Hiroto. Awalnya Hiroto agak terkejut dan dengan isyarat dari Shou, ia bisa menikmatinya. Walau cuaca lumayan terik, mereka sangat menikmatinya. Shou berharap Hiroto mengerti akan perasaannya selama ini.
Bisik-bisik kecil pun muncul dari bibir Shou ke telinga Hiroto
“Hiroto, aishiteru”

TBC

No comments:

Post a Comment