Monday, October 15, 2012

Fanfic Remember It (KazukiXManabu)



Title : Remember It
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Chapter : 2/2~end~ (Special Manabu’s POV)
Pair : KazukiXManabu
Disclaimer : Hak cipta karakter milik Alloh SWT, Hak cipta Fanfic milik saya selamanya.
A/N : Yang bukan bagian dari fakta adalah murni dari otak BL gw. Chapter terakhir yang sangat terlampau lama mempostingnya (salahkanlah modem ku yang busuk itu).



Remember It
Manabu’s POV


Fanservicemu pada Yuuto waktu itu membuatku drop. Kalau kita tidak sedang live saat itu, pasti aku sudah pergi secepatnya. Aku tak bisa melihat pemandangan seperti itu. Sampai fanservicemu dengannya banyak yang diabadikan. Sesak sekali dadaku.


Sehabis live itupun aku memilih menyendiri, mengkompres puncak kepalaku dengan sekantung potongan es kecil-kecil. Mencoba meredam rasa panas yang menjalar, walaupun itu hanya mengurangi beberapa persen darinya. Aku mendengar suara tawamu yang biasanya, disusul Jin dan juga Yuuto. Kau terlihat sangat senang setelah melakukannya. Ya, aku juga turut senang. Dengan begitu banyak fans yang menyukai kedekatan kalian.


Kupejamkan mataku sesaat, coba menghilangkan detik-detik kalian berciuman tadi... tapi tetap saja tidak bisa. Aku iri pada Yuuto, kenapa hanya ada Yuuto di pikiranmu. Arghh...


“Mana, kau tertidur?” itu suaramu. Astaga, kau mendekatiku.


Sedikit membuka mata dan kujawab sekenanya “ah, tidak... Aku hanya, butuh istirahat sebentar”. Kau tak langsung pergi, malah kau mengambil kursi lain dan menyejajarkannya di sebelahku. Duduklah kau di situ sambil mengambil kantung es di kepalaku.
“kau mau apa?”


Kau tersenyum, manis sekali. “tidurlah, aku yang akan memeganginya”. Apa kau serius mengatakannya?...Jika iya, pasti aku sedang bermimpi.
“cepatlah tidur, akan kutunggu sampai kau bangun”
“i..iiya” kumulai memejamkan mata lagi dan tertidur. Sementara kau dengan senang hati mau memegangkan kantung es ini untukku.


Saat live berikutnya aku bahagia sekali. Kau dan aku saling memainkan gitar, kita berdua maju menghadap kamera. Ya, kau yang memulai duluan. Menempelkan kepalamu ke kepalaku, sama-sama tertawa membelakangi penonton. Banyak yang tidak tau adegan itu, tapi aku sudah bisa melihatnya di dunia maya. Aku tak menyangka bisa terlihat bahagia seperti itu, dan kau juga sama.

Kau bilang padaku waktu pembuatan pv Duality, aku terlihat cantik dengan rambut panjang bergelombang. Kau berhasil membuatku memerah waktu itu, dan untungnya aku bisa menyembunyikan wajahku di balik punggung Jin.


Sempat khawatir dengan tingkahku, kau  kembali duduk di sampingku. Lalu kau bertanya ini dan itu. Tentang kenapa aku seharian murung dan tidak menyapamu padahal kau ada di depanku. Hh... kau mau tau jawabannya, leader-sama?.... jawabannya kau. Kau selalu berulah, melakukan hal yang menurutmu bagus tapi tidak untukku. Kau bisa saja mengumbar fanservice dengan Yuuto, Byo, atau Jin sekalipun di setiap live, tapi kau tak tau perasaanku... aku nyaris tak pernah melakukan fanservice denganmu. Oke, itu bukan suatu hal yang harus dibanggakan, tapi sudah jarang kita berada di posisi sangat dekat saat live. Dan aku lupa saat live kita yang mana, kau mendekat ke arahku sambil terus tersenyum, dan aku yang merasa terlalu percaya diri, membalas senyumanmu. Tapi apa selanjutnya? Kau berbelok, dan mendekati Yuuto. Kenapa harus Yuuto, Kazuki? Dia temanku dan aku juga menyayanginya..


Saat Yuuto pergi, aku sedih bercampur senang. Terserah kau mau menyebutku teman yang jahat, tapi aku benar-benar merasakan keduanya. Aku sedih karena tak ada lagi orang yang mengkritikku dan tak ada lagi candaannya bersama Jin. Tapi aku senang karena dia tak ada, kau bisa dengan mudah melupakannya, dan aku tak punya saingan lagi di ScReW.


Karena kaulah aku ingin bergabung di band ini, karena kaulah aku meninggalkan band-band sebelumnya yang pernah menampungku, dan karena kaulah aku akan terus menjadi partner gitaris di ScReW. Aku menyukaimu, lebih dari sekedar rasa cintamu pada Yuuto. Saat Yuuto sering bersamamu, sebenarnya aku ingin ikut juga berbaur dengan kalian. Tapi kedekatan kalian berdua mengurungkan niatku. Kau mudah tertawa bila dengannya, dan sebaliknya. Kau juga akan diam jika berada di sampingku.


Kuberanikan diri untuk mendekatimu di saat break yang lalu, aku memegang gitar dan duduk di sampingmu. Hmm, serileks mungkin kucoba merebahkan kepalaku di pundakmu. Sambil memangku gitar, kubilang kalau aku lelah setelah selesai pembuatan pv. Dan kurasa kau mendengarnya sebagai lelah yang biasa, tapi itu tidak benar. Bukan fisikku yang lelah, tapi hati dan perasaanku.  


Juga di saat pembuatan pv Brainstorm, banyak sekali hal-hal aneh yang kau ciptakan. Bersama Jin dan Byo, kalian memang manusia paling aktif. Aku suka rambutmu, pendek sama sepertiku. Kau bernyanyi dengan Byo juga Jin, suarama bagus sekali. Kau bahkan lebih cocok menjadi vokalis ketimbang gitaris. Ah, tapi jika kau menjadi vokalis, partner gitarku siapa lagi? Kau punya suara yang lebih kecil dariku, dan tiap kali kau berkaraoke aku selalu mendengarkannya. Aku jadi tertawa sendiri melihat tingkahmu yang lucu itu.

Apakah sudah saatnya kau tau apa yang kurasakan selama ini?

Sejujurnya, aku belum siap.

Seakan tak pernah pudar dari wajahmu, tawa dan senyummu selalu membuatku senang. Sampai memimpikannya ketika tidur, dan tertawa-tawa sendiri ketika aku sadar itu hanyalah mimpi.


Kau sering bercanda yang malah lebih kuanggap sebagai pernyataan padaku. Terutama di saat SCREWTV edisi Natal dua tahun lalu. Saat aku membacakan pertanyaan yang kutujukan padamu, sudah dua kali kau menawariku untuk menjadi ‘girlfriend’mu. Oh Tuhan, alasan apa yang membuatmu untuk memilihku menjadi ‘pacarmu’? Mungkin aku terlalu senang sehingga hanya tertawa sedikit dan agak canggung begitu kau mulai berperan sebagai ‘pacarku’. Gerak-gerikmu bak aktor profesional yang dengan mudahnya menyampaikan perasaan cinta kepada pasangannya. Jujur aku luluh saat itu juga, berdo’a dalam hati semoga apa yang kau ucapkan tadi bukanlah basa-basi.


Kazuki, setiap detik, setiap waktu yang sudah kulalui, aku tak pernah bisa melupakan semua memori tentangmu di hidupku. Kau selalu membuat bekas ingatan yang sampai kini tak akan pernah kulupakan. Semua tentangmu aku tahu, dan seandainya kau juga tau semua tentangku.


Aku ingin kau mengingatnya, menyimpannya sebagai kenangan manis di antara kita. Kau hidupku, dan kau juga candu bagiku.


Sekedar tahu perasaanku pun, aku sudah bahagia.

OWARI

2 comments:

  1. maaf...
    kalo gak salah pas waktu d chap yg pertama...
    ad satu chap lagi setelah chap ini ya???

    ReplyDelete
    Replies
    1. ee??? O_O... gak ada chap lagi sebelum chapter kedua ini.. gomen,, aku emang gak nulis. fic ini cuma dua chapter aja.

      Delete