Fanfic alice nine: Lemme Kiss You

Title: Lemme Kiss You

Author: Eri Tonooka
Pairings: ShouXHiroto
Rating: PG-17
Genre: Romance, Fluff, Malexmale activity (not in the bed)
A/N: Bermula dari fakta saat Shou mengkhawatirkan Hiroto jam 5 pagi.. >///<

***
Lemme Kiss You
The Fray – Never Say Never

Lelah setelah seharian bekerja di industri musik Tokyo tak ayal membuat Shou saat ini terkapar di ruang tamunya. Tidur tergeletak di lantai dengan sepatu yang masih melindungi kakinya. Pulang dari kantor label pukul satu dini hari. Itulah resikonya sebagai vokalis sebuah band Internasional yang aktivitasnya bisa membuatmu hanya tidur dua jam perhari. Sama seperti Shou, kegiatannya menjadi dua ratus kali lebih berat ketimbang waktu dulu saat band nya masih bukan apa-apa.

Kegiatannya memang jauh super sibuk dibanding dulu, tapi selama ada sang gitaris menemaninya bukan tak mungkin Shou semakin menikmati masa-masa sekarang. Gitaris imut yang banyak dielu-elukan para fans itu selalu menghibur Shou saat apa yang Shou kerjakan sudah mencapai klimaks. Di saat lelah dan banyak pikiran itulah sang gitaris mampu menenangkan suasana hati Shou.

Apartmen yang ditinggali Shou ini pun adalah saksi bisu kisah cinta mereka. Kejadian di malam ulang tahun Shou tepatnya. Hiroto sang kekasih berkunjung ke apartmen Shou dan memberi kejutan hadiah tambahan di luar dari hadiah sebagai partner band. Shou mempersilakan Hiroto masuk dengan sebuah dekapan dan ciuman hangat darinya. Tak ada barang mencurigakan yang Hiroto bawa. Tapi kali itu Shou mencium sesuatu yang tak biasanya. Wangi parfum yang lembut tercium jelas dari badan Hiroto. Shou sendiri pun tak menduga, tapi ia cukup senang dengan perubahan Hiroto.

“Shou-kun, otanjoubi omedetto..” suara Hiroto terdengar pelan di telinga Shou. Ia pun kembali mendekap Hiroto dan saling bertemu pandang dengan si pria brunette itu. Desahan nafas Shou yang menyapu wajah imut Hiroto membuat sang gitaris bersemu merah. Bagi Shou, apa yang dia peluk saat ini adalah hadiah ulang tahun terindah untuk seumur hidupnya.

“terima kasih sudah mau datang, Pon..” Hiroto merinding mendengar suara Shou yang berat.  Begitu indah saat Shou menyebut namanya.

Shou berfantasi sejenak membayangkan apa yang akan ia lakukan nanti bersama Hiroto. Hanya memberikan tumpangan menginap untuk Hiroto? Terlalu polos! Mungkin dengan beberapa bonus ‘menginap’ yang Shou yakin Hiroto mau melakukannya. Dan alasan mengapa Hiroto tak membawa hadiah apapun adalah karena permintaan Shou yang sudah lama dinantikannya.

Untuk bercinta.

Shou sudah lama menantikan malam ini, di mana ia akan bercinta dengan sang kekasih. Di hari ulang tahun paling bersejarah yang tak akan pernah Shou lupakan.

Menggendong Hiroto bukanlah hal yang sulit untuknya, anak itu sudah mendapat posisi yang pas di tempat tidur Shou. Dan setelah itu segala kebahagiaan hanya mereka yang tahu.

Itu hanya sedikit dari banyaknya kisah cinta mereka yang terjadi di apartmen ini. Mengingatkan kita kembali pada Shou yang masih tertidur di lantai ruang tamu apartmennya. Ia tertidur pulas dengan ponsel yang tergenggam di tangan kanannya. Ponsel yang ia pakai terakhir kali untuk menelepon Hiroto.

Shou menelepon Hiroto hanya untuk menanyakan apakah Hiroto sudah sampai di apartmen atau belum. Bahkan karena terlalu mementingkan kekasihnya itu, Shou sampai tidur di lantai seperti ini. Terlalu lelah, jelas.

Jam dinding Shou sudah hampir menunjukkan pukul lima pagi hari, sinar matahari pagi yang masih belum terang memaksa ingin masuk ke celah jendela apartmennya dan bersaing dengan cahaya lampu ruang tamunya.

Drrrtt..drrttt..drrttt..

Ponsel Shou bergetar di genggamannya. Membuat Shou sedikit bergerak karena terkejut. Sesekali Shou meringis kesakitan dengan pundaknya, keningnya berkerut dan perlu beberapa detik untuknya membuka mata. Shou pun terbangun sepenuhnya. Ponselnya ia buka dan terdapat satu teks e-mail dengan nama pengirim yang membuatnya tersenyum di pagi hari ini.

Hiroto mengiriminya pesan dengan isi yang Shou bingung bagaimana menjelaskannya.

From: Hiropon
Message: Aku berada di sungai sekarang !

Tanda seru di akhir kalimat Hiroto yang membuat Shou panik. Tidak mengherankan memang , walaupun apa yang ditulis tidaklah darurat. Buru-buru Shou pergi ke sungai yang ia yakini Hiroto sekarang berada di sana. Suasana jalan di sekitar apartmennya masih belum ramai, sehingga memudahkannya untuk tiba di sana lebih cepat.

“Pon..” ucap Shou saat ia menemukan Hiroto tengah berdiri di tepi sungai. Dengan sebuah kamera di tangannya.

Hiroto menoleh dan sedikit terkejut Shou yang telah memanggilnya. “Shou-kun?”

“kamu gak apa-apa?” tanya Shou penuh kekhawatiran.

“aku gak kenapa-napa kok. Shou-kun pasti kaget ya baca e-mail ku?”
Shou mengangguk pelan. “maaf. Aku hanya ingin mengabadikan saat-saat ini, yang nantinya akan kuberikan untukmu”

Shou tak berkata apapun lagi. Ia tersenyum pada malaikat hatinya itu.

“tadi aku sempat memotret beberapa. Shou-kun mau lihat?”

Di raihnya kamera hitam kesayangan Hiroto itu dari tangan sang pemilik. Shou melihat galeri yang baru saja dibuat itu. Pemandangan kota dengan latar sungai saat matahari terbit yang mencirikan fotografi Hiroto sekali.

Sangat indah.

“kau memang berbakat, Pon” dan sebuah kecupan kecil mendarat di pipi Hiroto. Kehangatan yang menjalar di wajahnya dapat ia rasakan.

Nampak malu-malu Hiroto pun menjawabnya,

“terima kasih Shou-kun..”

Owari
***