Tuesday, October 15, 2013

Fanfic More Than This



Title: More Than This
Author: Eri Tonooka
Chapter: Oneshot Pendek
Pairings: ToraXHiroto
A/N: OTP lama, alurnya awkward sekali, dibikin pas ada tugas paper, no rated, yaoi basic story, ide ngasal, Shou ngamuk Mponnya diambil Macan wkwkwk XD

***
More Than This
Queen – Heaven for Everyone

Siapa yang tak kenal Tora si manusia misterius penunggu sekolah? Oh, dia bukanlah hantu. Hanya saja kehadirannya di sekolah selalu tiba saat pagi sekali. Bahkan petugas sekolah pun sangat hapal dengan siswa kelas tiga itu. Tora sangat tertutup dan jarang bersosialisasi. Banyak yang menyangkanya terlalu sombong karena aktivitas bicaranya yang sangat terbatas. Mungkin hanya beberapa orang saja yang bisa tahan menghadapi sikapnya itu.

Seperti Hiroto.

Laki-laki kecil teman sekelas Tora ini sangat bertolak belakang sifatnya dari Tora. Pemuda yang baru saja mengecat rambutnya menjadi hitam itu suka sekali menjahili Tora agar Tora merasa terganggu dan mau meladeni setiap tingkah Hiroto. Minimal mengomelinya. Tapi yang terjadi selama ini justru Hiroto merasa diacuhkan dan diabaikan. Memang itu sempat membuatnya kesal, tapi bukan Hiroto namanya kalau ia tak bisa lebih ‘aktif’ dari itu. Karena lokasi duduknya yang bersebelahan dengan Tora, membuatnya jadi tambah bersemangat mengganggu Tora. Seperti kemarin, Hiroto melempari Tora dengan gumpalan kertas-yang isinya surat- terus menerus. Isinya sangat menggelikan jika Tora mau membacanya. Namun Tora sama sekali tak peduli dan menyingkirkan semua sampah kertas itu ke pinggir mejanya.

Hiroto sama sekali tak mengerti apa yang ada di otak Tora. Bahkan karena kelakuan Hiroto yang tak lazim kepada Tora itu membuatnya mendapat julukan ‘Weird Couple’ dari teman-temannya. Couple? Bagaimana bisa disebut couple? Begitu pikir Hiroto.

Walaupun ia merasa tersanjung jika dipasangkan dengan Tora, tapi tetap saja julukan ‘aneh’ itu membuantya skeptis. Meski Tora misterius dan jarang bicara, tapi jika diperhatikan, Tora itu tampan dan justru terkesan cool. Itulah yang membuat Hiroto menyukai Tora. Untuk apa semua usahanya selama ini membuat Tora bicara padanya? Hanya ingin Tora sedikit membuka hatinya untuk Hiroto.

***

Pagi ini Hiroto akan kembali melakukan aksinya kepada Tora. Tanpa lelah Hiroto terus mengajak Tora mengobrol.

“Tora-san..kau sedang sibuk?” Hiroto mendekatkan kursinya ke kursi Tora. Menatap wajah Tora tanpa henti. Tapi yang ditanya justru fokus ke buku catatannya.

“Tora-san sedang baca apa?” Sekarang Hiroto melihat buku yang dibaca Tora. Sedikit memajukan kepalanya dan membuat Tora terganggu. Ya, Hiroto mulai berhasil.

“aku boleh lihat?” Karena Tora tak mau menghabiskan tenaganya untuk menolak Hiroto habis-habisan, maka degan terpaksa Tora meminjamkannya. Aktivitas mereka berdua tentu saja membuat teman-temannya yang lain tertawa pelan.

“Tora-san.. ayolah bicara. Aku ingin dengar suaramu lagi..” Hiroto memasang ekspresi memelas, terlalu imut bahkan.

Nyatanya, Tora tetap diam. Tak ada respon yang mampu memuaskan Hiroto. Ini membuatnya frustasi. Hal apa lagi yang bisa membuat Tora kembali bersuara? Hiroto memutar otak, berpikir.

Sebuah ide buruk pun tercuat dari dalam otak jahil Hiroto.

“aku ambil ini!” dengan cepat Hiroto merebut paksa buku yang tadi mereka baca. Tora kaget dan semakin shock saat buku catatannya dibuang ke lantai. Hiroto berpikir bahwa apa yang ia lakukan ini bisa membuat Tora mengomelinya. Tapi yang terjadi justru lebih mengerikan.

“apa yang kau lakukan?” tanya Tora datar. Suatu kejaiban Tora berbicara dengan Hiroto.

“membuangnya? Tora-san tak lihat?” gaya nada bicara Hiroto seperti menantang, walaupun itu adalah bentuk kecil dari kesenangannya.

“KAU PENGGANGGU! PERGI DARI HIDUPKU!!”

Dan semua mata tertuju pada mereka berdua. Melihat Tora jarang bicara adalah hal yang aneh, tapi saat Tora marah ini jauh lebih mengerikan.

Tora berusaha sabar dengan tingkah laku Hiroto selama ini, dan kali ini baginya sangatlah membuat Tora tak bisa menahan kesabarannya lagi. Sementara Hiroto masih belum percaya Tora marah besar padanya.

“jangan pernah ganggu aku lagi! Kau menyebalkan!”

Hiroto perlahan menundukkan kepalanya, menggigit bibir bawahnya menahan tangis. Kedua tangannya refleks meremas sisi celananya yang agak longgar.

“maafkan aku..” Hiroto pun memilih meninggalkan kelas dengan berurai air mata.

Teman-teman mereka langsung menatap Tora dengan sinis. Salah satu diantaranya menghampiri Tora.

“kau lihat apa yang sudah kau perbuat padanya?” ucap Shou marah. Ia tahu perasaan Hiroto pada Tora, dan ini yang membuat Shou kasihan pada Hiroto.

“memangnya apa? Kau tidak lihat dia selalu menggangguku?!”

“itu karena dia menyukaimu!” Tora terpaku sesaat “memang alasan apa dia mau mengganggumu, haa? Dia hanya ingin kamu bicara dengannya! Kau bodoh, Tora!”

Ucapan Shou sangat berbeda dengan apa yang selama ini Tora pikirkan terhadap Hiroto. Pemuda kecil itu tak berniat membuat Tora marah. Ia jadi merasa bersalah sudah membuat Hiroto menangis.

“kau mau ke mana?” tanya Shou saat Tora bergegas pergi meninggalkannya.
“meminta maaf” Shou tersenyum melihatnya. Bagus, Tora sudah mengerti sekarang.

***

Tak mudah menemukan kelinci lincah seperti Hiroto. Terlebih lagi Tora tak terlalu mengetahui tempat-tempat yang biasa dikunjungi Hiroto. Ia terus mencari anak itu walau harus berkeliling sekolah.

Sosok kecil itu pun akhirnya tertangkap oleh mata elang Tora. Sedang menangis tentu saja. Di bawah pohon Oak belakang sekolah, Hiroto memeluk kakinya dan menenggelamkan kepalanya diantaranya. Tora pun mendekat.

“Hiroto..” panggilnya pelan.

Merasa tak asing dengan suara maskulin itu, Hiroto mengangkat kepalanya dan tak percaya Tora sudah berdiri di depannya. Buru-buru ia menghapus air matanya.

“boleh aku duduk di sampingmu?”Tora terlihat canggung, karena ini pertama kalinya ia berbicara begitu dekat dengan Hiroto.

Hiroto hanya mengangguk, juga tak kalah canggung. Ia merasa Tora begitu hangat atau mungkin hanya perasaannya saja.

“maafkan atas ucapanku tadi. Terlalu kasar.”
Hiroto menggeleng “tidak apa-apa. Aku memang mengganggu Tora-san”
“ah, bukan begitu maksudku—” Tora berpikir sebentar, memilih kalimat apa yang lebih bisa dimengerti.

“kenapa tak bilang kalau kau menyukaiku?” pertanyaan Tora berhasil membuat wajah Hiroto bersemu merah.

“aku ingin kau mengucapkannya.. langsung untukku.” Tora meminta dengan ekspresi yang membuat Hiroto tak bisa menolak.

“aku menyukaimu.. Tora-san”

Tanpa jawaban langsung, Tora segera mendekatkan dirinya ke Hiroto dan mencium tepat di bibirnya. Hiroto tak bisa berkata apapun. Ia hanya mengikuti setiap permainan yang Tora berikan.

“aku mencintaimu juga” jiwa Hiroto seakan hilang sesaat mendengar betapa seriusnya Tora mengucapkan itu padanya. Ini terlalu membahagiakannya.

Dan di bawah pohon Oak pun, cinta mereka sudah tersampaikan. Tak ada yang tahu kalau orang se-misterius Tora akhirnya jatuh kepelukan pemuda ‘aktif’ seperti Hiroto.

***
Owari

No comments:

Post a Comment