Sunday, July 22, 2012

Fanfic Remember It (KazukiXManabu)



Title : Remember It
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Chapter : ½ (Special Kazuki’s POV)
Pair : KazukiXManabu
Disclaimer : Hak cipta karakter milik Alloh SWT, Hak cipta Fanfic milik saya selamanya.
A/N : Fanfic ini terdiri dari dua chapter. Chapter satu khusus POVnya Kazuki, yang chapter duanya spesial Manabu POV. Di chapter terakhir bakal ada kejutan menarik menunggu. Well, chapter dua masih dalam pengerjaan. So, mungkin agak lama ngepostnya. Enjoy minna



Remember It
Kazuki’s POV


Sampai sekarang aku masih mengingat saat-saat waktu pembuatan pv Wailing Wall kita yang dulu. Kita berlima sebelumnya memberi komentar dengan posisi yang kusuka. Kau duduk tepat di depanku bersama Jin. Sedangkan aku, Byo, dan Yuuto berdiri di belakang kalian.

Setiap kali ada komentar serupa, pasti selalu kau yang membuka dan menutup perkenalan. Dan yang paling sering bicara itu kau, padahal saat pertama kali aku bertemu denganmu, aku berpikir bahwa kau adalah orang yang pendiam. Tapi ternyata malah sebaliknya.

Saat itu juga Yuuto menggerak-gerakkan tangannya di atas kepala Jin, dan aku juga tak mau ketinggalan. Aku melakukan hal yang sama seperti yang Yuuto lakukan, tapi bukan pada Jin. Melainkan denganmu.

Aku juga yang menuangkan setetes air dari gelas kecil itu dan kau sempat kaget karenanya. Tapi dengan tenangnya kau bisa kembali melanjutkan komentarmu. Aku suka suaramu yang berat itu, bahkan kedengarannya lebih berwibawa daripada aku.

Aku pura-pura tak peduli waktu kau dan Jin saling merangkul. Kau tau aku tak bisa diam. Aku cemburu, dan sialnya kau tak tau itu. Caramu mempersilakan Byo untuk turut berkomentar sangatlah manis, namun agak lama Byo merespon karena dia sedikit menghindar saat itu. Sampai kutarik tangannya agar mau berkomentar sesuai perintahmu.

Waktu aku dan Byou sedang melakukan hal gila di sana, aku tak tau kau berada di mana. Aku ingin kau melihatku yang dengan sengaja mencocokkan kabel ke hidungku sendiri. Saat Byou bermain gitar, dan aku yang bernyanyi asal-asalan. Aku ingin kau meliihatnya, sekedar menjadi bahan tertawaan untukmu. Aku sudah merasa senang.

Sampai aku sudah selesai, aku baru tau kalau kau di sana bersama Jin dan Yuuto. Kau yang paling sering menghadap kamera, seolah-olah itu cermin rias di rumahmu. Aku lihat kau sebelumnya sibuk merapikan rambut dan kacamatamu sambil berbicara yang sama sekali tak aku dengar. Kemudian kau kembali menatap kamera lebih dekat, memperlihatkan kedua matamu yang sudah terpasang softlens berwarna merah pekat.

Ada satu bagian di mana kau dan aku tengah berdua tapi itu tak tertangkap kamera sama sekali. Kau bilang padaku kalau pembuatan pv kali ini cukup melelahkan. Sambil memegang gitar, kau menyandarkan kepalamu di bahuku. Dan kau juga bilang bahwa kau capek. Aku tersenyum melihatmu, kubenarkan posisiku agar kau merasa nyaman. Sungguh aku ingin waktu berhenti berputar saat itu juga. Supaya aku bisa terus bersamamu.

Kau ingat semua kejadian itu, kan?


Hampir lima tahun kita tergabung dalam ScReW, walau sebenarnya umur ScReW sendiri sudah enam tahun. Saling berbagi cerita suka dan duka. Hebatnya, kau tak pernah mengeluh padaku maupun yang lain. Jika kau punya masalah, kau pasti bisa menyelesaikannya sendiri tanpa harus melibatkan kami. Tapi keseringanmu yang seperti itu terkadang membuatku khawatir. Usahaku untuk membujukmu agar mau bercerita padaku hanya sia-sia saja.

Selain itu, kegemaranmu akan membaca membuatku banyak terbantu. Kemanapun kau selalu membawa dan membaca buku. Entah buku dari genre apa saja. Banyak istilah-istilah yang tidak kumengerti, tapi dengan buku yang kau baca kau dapat mengajariku. Kau baik, juga cerdas.

Namun hari itu kau terlihat sedih, Yuuto secara sepihak memberitahu kita kalau ia akan mengundurkan diri secepatnya. Aku tau kau senang berteman dengan Yuuto, tapi sebentar lagi dia akan pergi. Tak ada lagi kejahilan Yuuto yang mengoles mayonnaise di bibir botol saat kau hendak meminumnya. Dan tak ada lagi Yuuto yang terganggu akan ulahmu yang merokok di depannya. Kau pasti akan merindukannya.

Setelah Yuuto menyatakan keluar dari ScReW, dia menyerahkan posisi leadernya padaku. Aku bingung, kenapa harus aku? Kalau Byou atau Jin, aku sama sekali tak bisa mempercayai mereka me-manage band, tapi kalau kau tidak. Rasanya ingin sekali aku memberikan posisi lead ini padamu yang memang berjiwa pemimpin. Bukannya aku tak mau, tapi aku juga kurang dalam menangani ScReW. Namun  tiba-tiba kau datang menghampiriku, menepuk pundakku dan meyakinkanku kalau aku pasti bisa menanganinya. Ya, kau selalu menyemangatiku. Juga menjadi bahan kejahilanku saat aku bosan, dan kau tidak marah sekalipun. Kau bilang, tidak apa-apa asalkan kita bisa tertawa bersama. Kau begitu baik, Manabu.

Lucu sekali mengingat jaman dulu kau waktu itu, dan sebenarnya aku sudah menyukaimu waktu kau datang menjadi supporting guitarist untuk ScReW. Sifat yang masih kau pegang teguh adalah kesetiaanmu pada band ini. Walau bukan kau yang bilang sendiri padaku, tapi aku tau kau dulu sangat ingin menjadi official member ScReW, dan bukannya menjadi supporting guitaris selamanya. Dari seseoranglah aku baru tahu bahwa kau senang memiliki teman seperti kami, sehingga kau ingin menjadi bagian dari kami secara resmi.

Jangan kira hanya kau saja yang senang, aku bahkan jauh lebih bahagia ketika kau bersama kami. Setiap break aku sempatkan agar bisa duduk denganmu. Aku sering berbuat bodoh itu juga karena kau, agar kau senang dan lebih sering tertawa. Kau kan orangnya agak pemurung, jadi dengan begitu aku bisa melihatmu tertawa.

Tapi dari sekian adegan manis yang pernah kita lakukan, hanya satu yang paling berkesan dalam hidupku. Kau mau tau apa itu, Manabu?... saat kau membelai kepalaku dan aku hanya menunduk. Membiarkan tangan halusmu menyentuh setiap sudut kepalaku yang tertutup tudung vest. Bersamaan itu kau bilang nyaris berbisik, ‘jadilah leader yang baik, ya..’ . Seulas senyuman manis kau berikan padaku saat aku mendongakkan wajahku.

Aku akan terus mengingatnya sampai kapanpun, walau kau mungkin tak sependapat denganku. Ini semua salahku karena tak mampu menyatakan perasaanku sejak dulu. Aku hanya bisa menjadi seorang leader di band dan teman bercerita bagimu serta yang lain.

Semoga di akhir karir ScReW, kau masih tetap mengingatku. Sebatas teman pun aku tak mempermasalahkannya.
Tapi aku berharap yang lain. Sebuah keinginanku sejak dulu padamu.


Aku ingin menjadi lebih dari sekedar teman bagimu.



To be Continue

No comments:

Post a Comment