Thursday, March 14, 2013

Fanfic Cintaku Nyangkut di Sekolah Cowok


Title : Cintaku Nyangkut di Sekolah Cowok
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Pair : Lihat saja sendiri...kishishsishishi..*ketawa ala Moria*
Chapter : 1 (entah sampai berapa chapter lagi)
Warning : Abal, Not too serious, just for fun, KOKOM (KOplak KOMedi), adegan jangan ditiru!
A/N : Sebagian besar saya mencoba fic ini untuk tetap serius. Tapi karena melihat tampang begonya Reita *DUESH*, saya mengganti tema fic ini jadi kokom. Terimakasih banyak.


Apa jadinya kalau tiga murid berandalan tiba-tiba jatuh cinta  pada tiga bocah laki-laki murid sekolah sebelah? Dan apa yang akan dilakukan ketiga murid berandalan itu untuk bisa mendapatkan hati sang idola masing-masing?


Dikisahkan di sebuah sekolah umum –sebut saja namanya Kurogakuen- di Jepang tepatnya di daerah agak pelosok, terdapat sebuah kelas yang dihuni oleh murid-murid berandalan. Dan kelas itu adalah kelas 3D (ini bukan cerita Gokusen). Di antara sejumlah murid yang beringas itulah, ada sekelompok murid yang paling menonjol di antara teman-temannya, dan mereka ini sangat dihormati karena kesusksesan mereka yang sudah sering mengalahkan beberapa murid sekolah lain dengan mudah. Walaupun Cuma tiga biji, mereka tetaplah yang terkuat di sini.

Sebut saja dua orang teman sang ketua, yang pertama adalah Shou. Dia sering banget bawa kucing piaraannya dia ke sekolah karena dengan bawa Chirori-nama tuh kucing-, acara menghajar lawan bisa selesai lebih cepat karena Shou nyuruh itu kucing buat nyakar-nyakar musuhnya. Dia merupakan pimpinan yankee bagian selatan sekolah. Jadi kalau ada yang berani macam-macam sama dia dan kelasnya, maka ia tak segan-segan akan mengeluarkan jurus pamungkasnya (hebat, Shou jadi jantan di fic ini*DUAGH*). Nah, yang kedua adalah Reita. Makhluk tinggi sok keren dengan hidung yang terus ditutupin karena dia sensitif banget dengan bulu kucing yang sering dibawa Shou ke sekolahan. Dia merupakan pimpinan yankee bagian Timur sekolahan. Dan yang terakhir adalah pimpinan yankee sekolah yang menangani bagian Barat dan Utara. Namanya Tora. Sesuai namanya, dia adalah yang paling buas di sini, jadi tak ada satupun yang berani melawan dia.

Cukup perkenalannya. Sekarang kita ke cerita di mana mereka bertiga berada di kelas.

Seperti biasa suasana bak di taman hiburan, ruaaammee tenan. Ketiga yankee itu sedang berleha-leha di atas meja. Dengan Shou yang asik baca majalah tiiiittt, dan Reita yang lagi mecahin kaca jendela kelas. Sedangkan Tora tidak terlihat sibuk apapun. Dia malah ingin menenangkan diri dan mencoba untuk...... TIDUR.

“Hoi bos!” panggil Reita yang sangat membuat Tora marah karena udah dikagetin.
“apa kampret! Gak liat gua mau tidur”
“Woles bro.. jam segini udah mau tidur.. ck, gimana nih rencana kita buat nyerang sekolah cowok tetangga sebelah noh! Gua udah gak sabar nih, mau nonjok cowok-cowok melambai di sana! Ahahahaha!!” ujarnya bersemangat sambil ngayunkan tongkat baseballnya kesana kemari.

“pulang sekolah gimana?”
Reita kaget “ha? Hari ini?”. Tora memutar bola matanya dan mengendus keras “yaiyalah pesek! Nunggu besok?! Kelamaan...” ucapnya emosi

“oke..oke.. BTW, itu si belok tau gak rencana kita?”

“tsk... woii Shouuuu!!! Cepat ke sini!” teriak Tora kayak macan gak kebagian jatah makan.
Dan Shou pun dengan malasnya menghentikan aktifitas membaca majalah tiiiiittt dan pergi menuju Tora dan Reita.
“apa bos?”
“pulang sekolah nanti kita bakal nyerang sekolah sebelah. Siapkan alat tempurnya!” ucap Tora dengan gagahnya *kyaaaaaaaa*

“ano, maksudnya sekolah SMP SMA khusus cowok itu bos?”
“iyalah. Emangnya sekolah apaan lagi. Cepat siapkan alat tempurnya sekarang!”
“oke bos! Siap laksanakan”

Seperti yang sudah direncanakan, mereka akhirnya sudah bersiap-siap dengan segala bazooka, TNT, granat dan ranjau darat di tangan. Dengan atribut ala tentara militer yang wajib perang, mereka segera meluncur ke SMP&SMA Shirogakuen.

Mereka sudah tiba di depan gerbang sekolah khusus cowok tersebut, menanti jam pulang sekolah itu. Menurut data yang didapat Reita, ada seorang pemimpin di seklah itu yang sudah terkenal karena keberanian, kecerdasan, dan kegantengannya. Kalo gak salah namanya Takashi. Yah, itu dia.

Bel pulang pun terdengar sangat keras, dan seluruh siswa di sana sudah mulai berhamburan keluar gedung. Beberapa di antaranya ada yang ditarik paksa oleh Tora dkk buat minta info lebih jelas lagi mengenai orang yang konon katanya kuat itu.

“he bocah, apa kau tau orang yang bernama Takashi itu, ha?!” tanya Reita yang lebih terdengar ke pemaksaan.
“Takashi ss..siapa? Di sini banyak yang namanya Takashi... (Takashi arisu, Takashi Kameleo, Takashi VelBet, de el el)” ucap bocah SMP itu takut-takut.
“Takashi yang terkenal di sekolah ini” sambung Shou
Anak itu berpikir sambil mengingat-ingat “ettoo.. maksudnya Takashi Sakamoto senpai?”
“ya, mungkin itu kali bos” ucap Shou yang hanya mendapat anggukan sekenanya dari Tora.
“kalau Takashi senpai, dia masih di dalam”
Tanpa berterima kasih, Reita melepaskan anak itu dan mulai mengambil TOA mesjid buat manggil itu orang yang namanya Takashi. Sampai di tengah lapangan, Reita pun bekoar-koar kagak jelas.

“WOII,, TAKASHI SAKAMOTO! KELUAR KAU SEKARANG! KAMI MENANTANGMU BERDUEL DI SINI! CEPAT KELUAR!!!” suara Reita mampu membuat kaca-kaca jendela retak dan urat lehernya pun mau keluar dari lehernya.

Tak lama seorang pun dengan pengawalnya yang banyak di belakangya muncul dan mendekat ke arah Reita dkk. Namun Tora saja yang gak liat, soalnya dia mau pamer nanti kalo sudah mau tempur. Biar dikata orang keren gitulah.

“ada apa ini? Membuat keributan di sekolah kami?” tanya seorang murid SMP yang ada di belakang orang yang keliatannya kuat itu.
“apa kau yang bernama Takashi Sakamoto?” tanya Reita masih dengan nada ngecenya.
“kalau iya kenapa? Ada perlu apa kalian ke sini. Kalian bukan dari sekolah ini, kan?” ujarnya marah.

“kami menantangmu berduel dengan ketua kami. Bos, keluarkan kemampuanmu!” suruh Shou yang dengan segera melepas almameter sekolah Kurogakuen dari badan Tora. Waktu Tora berbalik, dia sebenarnya dari tadi udah siap dengan kacamata item. Nah, sekarang dia buka tuh kacamata dengan slow motion biar dibilang keren. Ternyata eh ternyata, waktu Tora bener-bener liat orang yang namanya Takashi itu, dia mematung seketika. Banyak bunga kamboja pada rontok di sekitar Tora dengan efek kipas angin yang entah datang dari mana. Dia gak bisa ngomong apa-apa lagi, matanya gak berkedip liat makhluk seperti Takashi di depannya..

Gimana gak coba, Takashi Sakamoto itu udah tinggi, putih, idungnya mancung (gak kayak Reita), matanya bagus, bibirnya kecil, langsing pulak. Siapapun tak akan tahan melihat pemandangan manusia indah itu (termasuk saya).

“Bos.. bos kenapa? Kerasukan jin sekolah ini, ya?” Shou mengguncang-guncang tubuh Tora yang tak bergeming dan tak ada respon.
“iya nih. Kenapa bos kita ini? bukannya duel malah kerasukan” tambah Reita yang sekarang nabokin pipinya Tora biar sadar.
“hei kalian berdua! Kurang ajar ya! Sini gua kasih tau!” dan akhirnya Tora sadar dan mengajak Reita beserta Shou ke belakang sebentar buat rapat pleno mendadak.
“gw gak bisa duel sama orang kayak dia. Dia terlalu cantik, dan gw gak mungkin nonjok wajah cantiknya dia itu!” 

Reita dan Shou kaget seketika. “weitzzz!! Bos! Dia itu laki-laki sama kayak kita. Masa’ bos jeruk makan jeruk sih bos! Malu sama pangkat, bos!!” protes Shou yang lagi-lagi diamini Reita.
“terserah deh bos mau suka sama tuh laki-laki. Yang penting duel tetap berlanjut. Kalo gak, sekolah kita bakal turun pamornya cuman gegara hal kecil gini doang!”
“sekali gak tetap gak! Gw buat pengecualian sama tuh cowok, dan sebagai gantinya gw mau ngajak dia keliling desa pake sepeda bareng gw. Gimana? Romantis gak tuh?”
“romantis kentutmu harum! Bos, ingat bos apa kata emak bos di rumah...” Reita makin geregetan sama ketuanya yang sarap itu. Sementara Takashi udah gak sabar buat duel sama Tora.

“hei kalian! Aku terima tantanganmu. Dan jangan menangis kalau aku sudah mengalahkan kalian!” tantang Takashi dengan lengan baju yang sudah ia naikkan dan membunyikan jari-jemari tangannya. Pertanda dia sudah siap untuk bertarung.

“heeee?!!!” ketiga orang baka itu pun kaget karena mereka belum bersiap-siap.
Takashi pun mengambil ancang-ancang untuk memukul Tora, namun seseorang dari jauh berlari ke arah Takashi dan menubruknya sampai jatuh ke tanah. Sukses perkelahian itu pun ditunda sebentar.
“akhh.. itte!! Aduh,, siapa sih?” rintih Takashi sambil mengusap-usap bokongnya yang sakit.
“Takashi onii-san, jangan berkelahi kumohon...” ternyata yang menubruk Takashi adalah seorang bocah SMP yang kelihatannya sangat dekat dengan Takashi. Anak itu seperti bukan anak orang Jepang. Rambutnya pirang mencolok seperti orang Eropa saja.

“ah kau Hiroto. Tidak apa-apa, aku yang akan bertanggung jawab soal ini” ucap Takashi menenangkan anak itu sambil mengusap puncak kepala si pirang tadi.
“jangan onii-san.. Nanti onii-san masuk ruang pengadilan. Aku tidak mau onii-san masuk ke situ” rengek bocah itu lagi

Dan apa yang bisa kalian tebak pada ketiga bakahito di seberang sana, selama kedua orang di depannya tengah beragumen. Yak, Reita geleng-geleng kepala, Tora kesenengan liat wajah cantiknya Takashi, dan Shou..... Shou ternyata punya gejala poling in lop sama itu bocah pirang. Karena si pirang itu punya semua kriteria tipe idaman Shou (ngarang beudd).

“ehh? Itu siapa tadi namanya? Hiro..to? waa,,,, manisnya~~~~” ucap Shou tak sadar, yang kesemuanya di dengar oleh kedua temannya itu.

“haaa?? Shou? Kamu ngomong apa barusan? Anak pirang itu elu bilang manis?” kaget Reita begitu mendengar pengakuan Shou “ingat Shou, ingat! Baru aja bos Tora yang begitu, sekarang napa elu malah ikut-ikutan?! Kalian itu cowok, mereka juga cowok. Cowok ketemu cowok ya, kiamat sudah dekat namanya” sambungnya lagi penuh emosi.

“elu gak bakal bisa ngerasain gimana rasanya jatuh cinta Rei.. coba elu liat deh..manis banget itu bocah”
“akhhh!! Kalian gak waras semua! Gw gak mau ikut-ikut lagi! Gw keluar dari tiga macan (loh?)” belum sempet Reita pergi, ia keduluan sama orang yang lebih dulu megang tangannya dari belakang.
“ano, permisi.. apa kau senpai dari Kurogakuen?” tanya orang itu sopan. Dan Reita pun menoleh sambil dengan berkata kasar seperti biasa.

“kalo iya kenap....pa..” ucapannya terhenti saat melihat makhluk imut nan kawaii sedang menatapnya.
“aku hanya ingin memberikan ini. Lusa ada pameran robotik di sini. Kami mengundang setiap sekolah untuk berpartisipasi” anak itu memberikan selebaran undangan pada Reita. “Kami tunggu jam delapan di aula. Terima kasih senpai” dan anak kecil imut itu pun pergi dari hadapan Reita.
Sial bagi Reita karena belum sempat menanyakan nama anak itu, karena diam-diam dia juga mulai suka sama itu anak..

Kembali ke ToraShou &TakashiHiroto..

“baiklah, aku tak akan berkelahi dengan mereka. Tapi jangan halangi aku kalau mereka melawan duluan” kata Takashi pada bocah di depannya-Hiroto-. Dan anak itu pun hanya mengangguk layaknya kucing yang minta makan ama majikannya.

“hei kalian! Cepat pergi dari sini, atau guru-guru kami yang akan bertindak” Takashi mengeluarkan aura-aura pembunuh yang membuat kedua orang baka itu segera menyeret Reita untuk cepat-cepat pergi dari sekolah itu.

Mereka kabur, kembali ke rumahnya masing-masing. Tapi sebelum itu, mereka mampir dulu ke warteg Pak Nao seperti biasa.

“selamat datang, murid-murid Kurogakuen yang ganteng-ganteng ini. Mau makan nasi kucing lagi?” sambut sang pemilik warteg, Pak Nao begitu langganan tetapnya datang kembali ke warungnya.
“gak pak. Kami cuman mau es teh 3 sama tempe gorengnya 3 juga” pesan Reita
“eh? Gak biasanya nih”
“biasalah pak. Anak SMA gini kalo gak di kasih uang jajan ya pada bokek” timpal Shou
“oh begitu rupanya. Baiklah sebentar saya ambilkan di belakang” pak Nao yang punya warteg pun ke belakang buat ngambil semua pesenannya Reita. Sementara itu mereka mulai ngobrolin tentang anak-anak yang ada di Shirogakuen tadi.

“pokoknya besok gw musti ke sana lagi. Yak, harus itu!” Tora ngomong sendiri di depan kaca spion motor orang yang di parkir di sebelahnya.
“iya bos. Gw juga mau ke sana besok. Pengen liat itu mahluk unyu-unyu..” Shou mengiyakan sambil ngikut ngaca juga di spion yang satunya.

Ngedenger itu, Reita jadi teringat selebaran yang di kasih sama bocah SMP tadi. “eh, tadi gw sempet dapat ini dari salah satu murid SMP di sana. Nih, coba liat” Reita menunjukkan selembar kertas itu di meja.
“apaan nih? Undangan? Elu mo kawinan Rei? Sama sapa?” Tora nyerocos aja pas waktu liat ada tulisan ‘UNDANGAN’ di kertas itu.

“bukan lah bos. Itu undangan dari Shirogakuen. Katanya itu anak, lusa bakal ada pameran robotik. Nah, sekolah kita diundang juga buat partisipasi” jelas Reita memaklumi kebodohan sang ketua.
“terus masalahnya ada di mana?” Shou ikut-ikutan

“pake nanya lagi?! Sudah jelas kan, kalo kita ikut partisipasi, pasti kudu menampilkan robot dari sekolah kita. Sekarang, sekolahan kita punya robot kagak? Enggak, kan?” Reita kembali frustasi di samping ia tadi gak sempet kenalan sama itu anak imut, dan sekarang ia harus terus bersabar menghadapi temannya yang kurang se’on itu.

“iya juga sih. Hmm, gimana kalo kita suruh orang kaya di sekolah kita buat beli robot. Kan lumayan, dia yang beli tapi kita yang terkenal.. apalagi di depan orang yang kita taksir.. wuaaa.. gak kebayang gimana rasanya” Shou ketawa-tawa sendiri dah bayangin gitu.

“pinter juga lu! Tumben... hahahaha..” ejek Tora. “itu tugas lu ya Rei. Cari orang yang namanya Kai kelas 2B. Dia anak orang kaya, palakin aja. Elu kan hebat malakin orang macem dia” suruh Tora dengan ngasih pujian biar Reitanya mau.

“ah yang bener gw hebat! Waa,, oke deh bos! Besok akan segera gw lakuin”

‘hahaha...mau aja dikibulin ini bocah..’ batin Tora puas.

Gak lama pak Nao pun datang membawa pesenan Reita. Entah mereka lapar apa memang rakus, mereka makan dan minum kayak orang gak dikasih makan sebulan. Makanan datang, langsung aja diserbu, padahal itu tempe goreng baru di angkat dari penggorengan.

“pokoknya lusa kita harus bisa dapetin itu hati mereka. Tapi...” Shou tak melanjutkan ucapannya.
“tapi apaan?”tanya Reita ..“Tapi kalo mereka udah punya pacar, gimana?”
“kita buat mereka putus (dahsyat banget maruknya eh). Kalo mereka gak terima, kita bunuh aja pacarnya! Setuju??!!” keputusan Tora memang tak ada duanya.

“SETUJU BOS!!!!!!!!!!!!!”

Dan karena hari itu mereka lagi bokek, mereka pun minta ijin sama pak Nao buat ngutang dulu. Besok barulah mereka bayar, dan tentu saja pakai uangnya Kai, si anak orang kaya.

Seperti yang diminta Tora, Reita hari ini harus malakin Kai buat beliin robot buat mereka. Sekali gertakan saja, Kai udah siapin cek dan langsung nulis jumlah nominal uang yang harus dia keluarin buat mereka.
“makasih ya Kai.. kebaikanmu tak akan kami lupakan.. daaag~~~” Reita langsung pergi ninggalin Kai yang nelongso sambil ngibar-ngibarin cek itu di atas kepalanya.

Tora dan Shou yang lagi makan cimol di kelas tiba-tiba dikagetkan oleh Reita yang datang sambil menunjukkan kertas cek.

“dengan ini kita juga bisa makan enak bos! Hahaha”
“bagus Rei. Dan sepulang sekolah, cepat elu cairin ini cek dan langsung pergi ke toko robot (emang ada). Beli yang paling canggih” suruh Tora lagi dengan seenak jidatnya dia.
“yodah deh bos. Demi bisa ketemu anak itu lagi..”


ToraByoCakep

No comments:

Post a Comment