Thursday, March 14, 2013

Fanfic Ironic


Title : Ironic
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Pair : ShouXHiroto, ShouXRuki
Genre : Drama, Angst
A/N : bulan februari, bukannya belajar buat try out malah bikin penpic. Emanganya semua yang ada di penpic keluar di ujian?! (saya ngomong begini karena penpic ini dibikin tanggal 3 Februari 2013.)


Ironic
LOBOW - Ironis

“oi Hiroto, cepat tulis pesanan di luar, ada pengunjung lagi datang” suruh Kai yang saat itu tengah membuat masakan andalan restoran kepada Hiroto yang sedang tidak melakukan apa-apa di dapur.
“baik” segera Hiroto menuju meja yang sebelumnya ditunjuk oleh Kai. Meja nomor delapan yang kedua kursinya sudah terdapat dua pemuda yang menempati.

“summimasen, ada yang bisa saya bantu?” ucap Hiroto ramah pada salah seorang pemuda yang duduk di situ. Pemuda itu terlihat sopan juga menyambut baik Hiroto dengan memberikan sebuah senyuman.
Tapi pemuda itu justru menghadap ke pemuda lain yang ada di depannya “ano, Shou-kun kau mau makan apa?” tanyanya lembut.

Begitu mendengar nama ‘Shou’, Hiroto langsung melihat dengan jelas pemuda yang sedang diajak bicara oleh pemuda kecil ini.

“Shou?” ucap Hiroto tanpa sadar. Shou sendiri sebenarnya cukup kaget karena di saat ia bersama Ruki-pemuda kecil itu-, ia justru malah bertemu dengan Hiroto. Shou takut rahasianya akan terbongkar. Rahasia yang sudah tiga bulan ini disimpan terus tanpa diketahui oleh Hiroto.

“hei? Apa kau kenal Shou-kun ku?” tanya Ruki pada Hiroto yang masih memandangi Shou tak percaya.
‘apa dia bilang? Shou-kun ku?!’

“ettou, tidak. Saya tidak mengenalnya, saya hanya mengulang nama yang anda ucapkan tadi. Maaf kalau itu mengganggu” Hiroto mencoba bersikap tenang dan seolah-olah apa yang ia lihat ini hanyalah kebohongan.
“oke, jadi.. kau mau makan apa Shou-kun?” terdengar dari ucapan Ruki yang agak sedikit manja di akhir kalimatnya.

“terserah kau saja Ru..” katanya singkat

“tuan waitress, tolong siapkan yang ini dua dan yang ini dua juga. Terimakasih..” ucapnya sambil menunjukkan makanan dan minuman yang terlihat mewah dan lezat itu di buku menu.

“baik. Mohon ditunggu sebentar” sebelum pergi pun Hiroto masih sempat melirik ke arah Shou dengan sedih. Ia hendak meluapkan emosinya saat itu juga. Berteriak sekencangnya dan kemudian menangis. Hiroto akhirnya tau kalau Shou selama ini menyimpan sesuatu yang sangat menyakitkan bagi Hiroto. Shou lebih memilih bersama orang lain saat Hiroto tak ada, dan itupun Shou tidak mengakhiri hubungannya dengan Hiroto. Sakit sekali rasanya ditipu seperti itu.

“douzou...” makanan-makanan yang dipesan Ruki pun sudah tersaji di meja. Dengan Hiroto lagi yang mengantarkannya. Ia tak bisa menolak karena semua waitress di sana sangat sibuk karena mengingat malam ini adalah malam di mana biasanya semua pasangan saling bersama dan itu akibatnya restoran ini juga tak sepi pengunjung.

“arigatou gozaimasu” ucap Shou pelan. Berusaha juga agar bertingkah sewajarnya, walau itu akan menambah catatan dosanya pada Hiroto.

Lagi. Hiroto kembali ke dapur tanpa menghiraukan Shou. Rasanya ingin sekali Hiroto menggebrak meja yang Shou dan Ruki tempati tadi. Namun Hiroto berpikir kedepan bahwa kalau ia melakukannya, sama saja ia harus meninggalkan pekerjaannya sebagai waitress di restoran ini.

Jam pulang bagi Hiroto dan beberapa pekerja lainnya. Ia sama sekali tak ingin mengingat kejadia di restoran tadi. Ia pun berjalan kaki pulang ke rumah seperti biasa, mampir sebentar ke toko 24 jam untuk membeli makanan buatnya esok pagi.

Menenteng satu plastik ukuran sedang di tangan kirinya dan sebotol kopi panas di tangan kanannya. Cukup menghangatkan tubuhnya di malam bersalju seperti ini.

Ia kembali ke rumah, menemukan Mogu yang sepertinya tadi tidur jadi terbangun karena kedatangannya.
“Mogu-chan, malam ini tidur denganku ya?” Hiroto meletakkan semua barang yang ia bawa di meja terdekat dan melepas mantel yang ia kenakan.

Ia pun masuk ke kamar dan diikuti Mogu yang ada dibelakangnya. “ayo kemari. Temani aku tidur”
Seperti mengerti apa yang majikannya ucapkan, Mogu lagusng melompat ke atas kasur dan mengambil tempat di samping Hiroto. Hiroto pun makin mendekapkan Mogu di sampingnya dan mulai menaikkan selimut sampai batas pinggang. Dibelainya bulu-bulu di tubuh Mogu dengan lembut dan Hiroto tak sengaja teringat wajah Shou yang seakan tak punya rasa bersalah padanya.

Shou sudah akan menemui Hiroto malam itu juga. Setelah ia mengantar Ruki pulang, ia bergegas ke rumah Hiroto, tak peduli itu masih pagi buta dan tak peduli jika nanti ia pasti akan diusir dari situ.
Dengan tekad yang bulat, Shou sudah sampai di depan rumah Hiroto. Cukup lama ia melihat keadaaan sekitar, memastikan kalau semua yang akan ia lakukan pasti baik-baik saja.
Segera ia mengetuk pintu dan membunyikan bel rumah Hiroto. Tidak terlalu lama Hiroto pun muncul dan terkejut begitu melihat Shou lah yang mengganggu waktu istirahat Hiroto.

“Hiro, kumohon biarkan aku masuk dan bicara semuanya apa yang sudah terjadi”
“ada apa denganmu? Sikapmu seperti orang bersalah”
“apa maksudmu?”
“kalau kau ke sini hanya untuk membicarakan hal yang tidak penting, sebaiknya katakan besok saja. Aku ingin istirahat, pekerjaanku hari ini sangat melelahkan” Hiroto bersikap seperti itu karena ia memang sudah lelah ditambah hal menyakitkan tadi. Semakin ia tak ingin bertemu Shou saat ini.
“maafkan aku, aku yang salah.. tapi aku tak bermaks—”
“untuk apa minta maaf, toh aku sekarang juga bukan siapa-siapamu Shou. Anggap saja tadi aku tak sengaja melihatmu bersama pacar barumu..” ucap Hiroto tanpa rasa beban “..dan kalian sangat serasi menurutku”
“Hiroto...”
“sudahlah. Hari sudah malam, besok aku harus sekolah dan kau juga harus kuliah. Oyasumi”

Tanpa menunggu jawaban Shou, Hiroto langusng menutup pintu dan membiarkan Shou sendirian berada di depan rumahnya. Walau dengan berat hati Hiroto berkata seperti itu, tapi kenyataannya Hiroto masih teramat sayang pada Shou. Tapi Shou yang tak mengerti itu pun akhirnya pergi dari rumah Hiroto dan menganggap semua hal yang terjadi pada dirinya dan Hiroto itu tidak pernah ada.


Owari
February 5th 2013

No comments:

Post a Comment