Saturday, March 30, 2013

Hidup di SMA Cukup Tiga Tahun, Gak Lebih!




***
Sebelum akhirnya tanggal 15 tiba (baca: dua minggu lagi), gue sempetkan ke warnet langganan untuk memposting ini. Ya, inilah derita gue dan seluruh siswa SMA tahun ketiga angkatan gue. Derita di mana format ujian tahun ini jauh berbeda dibanding tahun sebelumnya. Soal-soalnya akan dipersulit dengan tingkatan 10% mudah, 70% sedang, dan 20% sukar. Dan jika soal yang didapat salah cetak atau cacat, itu harus ditukar dan kalo lupa nukar maka harus ngulang dari awal tanpa adanya waktu tambahan. Damn it.

Ujian yang akan dihelat selama empat hari itu mungkin akan menjadi hari-hari pendidihan otak gue, tapi semoga aja migren gue gak tiba-tiba muncul di saat gue ngerjain soal-soal kampret itu. Dari enam pelajaran yang disuguhkan, gue paling ragu sama ability Fisika gue. Bukan karena gue bego atau apa, tapi pengajaran yang dikasih sama guru Fisika gue itu yang jadi masalah. Males juga lagi orangnya, dongkol bener gue dapet guru macam begitu. Heuh,,, memang susah sih Fisika dibanding pelajaran lainnya. Bener kata orang kalo Kimia jauh lebih mudah dibanding Fisika. Tapi ya gue berharap semua pelajaran yang diujikan gue bisa ngerjakan dan dapat hasil yang muasin hati gue.

Berbekal lembaran soal UN tahun lalu yang sekarang dikumpulkan sudah setebal buku ensiklopedia, dan beberapa buku tips&trik menjawab soal UN, gue wajib siap menunggu kedatangan teror UN (kayak didatangin pocong aja). Menteri Pendidikan sangatlah baik untuk tahun 2013 ini. Bapak Menteri dan anak buah mau meluangkan waktunya untuk membuatkan soal sebanyak 20 paket dan yang sama sekali berbeda (jadi atu ruangan soalnya gak ada yang sama). Saran saya nih, pak, sebaiknya Bapak gak usah bikin soal banyak-banyak deh, kan nanti ngoreksinya juga repot. Pasti Bapak nanti capek, ya kan? (dilempar bakiak sebelum ngomong gitu ke Menteri).

Ini benar-benar keterlaluan! Kenapa selalu tahun angkatan gue yang jadi sapi (?) percobaan?! Kenapa? Kenapa ini bisa terjadi? *nanya sama ayam piaraan*. Gue jengah! Gue muak! Gue kebelet boker! (loh?).

Katanya sih kenapa tahun angkatan gue ini paket soal UN dibikin 20 adalah, karena banyak terjadi kecurangan di tahun-tahun sebelumnya (yang setahun lalu itu baru 5 paket). Lebih tepatnya sih, karena banyak yang ketauan nyontek waktu kerjakan soal UN (dan masalahnya PERBUATAN ITU KETANGKAP KAMERA METRO TV !!). Jadi itulah penyebab kenapa Pak Menteri mau-maunya bikin soal 20 paket. Sekalian aja tahun depan satu sekolah soalnya gak ada yang sama! Bengkak dah itu tangan bikin soal 192 paket. Marak’e emosi ae!

Sebenarnya inti dari semua inti pembuatan 20 paket soal UN adalah, supaya kita bisa terbebas dari yang namanya ‘mencuri’ tingkat pelajar a.k.a menyontek. Tapi itu gak adil! Jangan lihat dari sekolah di kota dong, pak! Lihatlah mereka, saudara-saudara kita yang ada di pelosok desa, yang hanya punya murid enam belas. Apakah Bapak yakin masih ingin membuatkan soal dua puluh paket? Padahal muridnya hanya enam belas, pak! Seharusnya Bapak bisa mengerti. Dan apakah Bapak tega membiarkan empat paket yang tersisa nantinya akan dikerjakan oleh sang pengawas? Kan kasihan pak, mereka yang dengan uban putih dirambutnya harus berpikir keras menyelesaikan Ujian SMA untuk yang kedua kali. Gak bisa ngebayangin gue seandainya yang ngawas itu adalah nenek gue dan teman-teman veterannya.

Kalo sudah melewati hari-hari di neraka (baca: Ujian Negara), gue berasa kayak sehelai kapas yang diterbangkan angin sampai ke padang bunga berwarna-warni dan ditemani kupu-kupu yang sedang terbang sambil ngupil. BEBAS BANGET!!! Dunia serasa milik gue dan burung-burung yang lagi ngupil itu. Apalagi kalo sudah tau hasilnya dan gue dinyatakan Lulus tanpa syarat (kayak keluar penjara aja). Widihh,,, si burung pun gak ngupil lagi, tapi boker.

Sejenak gue ngerasakan betapa singkatnya gue berada di SMA. Betapa mudahnya gue masuk waktu itu (tanpa test, hebat kan gue?). Dan betapa cepatnya teman-teman baru gue menjadi sekumpulan orang-orang gak waras (termasuk gue). Mulai dari yang suka gosip sampe yang suka bernapas di dalam aer (yang ini bohong).

Semua orang yang ada di kelas IPA 1 (tak terkecuali wali kelasnya), adalah orang-orang terpilih karena bakatnya yang luar biasa dalam hal Koplak Mengoplak (apaan tuh?). Jauh sebelum Hawa tercipta untuk Adam, gue sudah tau bahwa hidup di SMA itu cukup tiga tahun, gak lebih! (sekolahnya Mpu Gandring juga tiga tahun). Tiga tahun di SMA cukup membuat otak gue rada semrawut. Yang dulunya bulu kaki gue lurus, berubah jadi kriting gantung gini (?). Dan tinggi gue yang dulunya setinggi pohon jambu cangkok’an, sekarang......masih sama. Mengingat temen-temen gue adalah orang-orang unik, jadi mari gue perkenalkan satu-satu, dan mungkin perkenalan ini akan selesai sampai akhir tahun 2080.

Sarif. Orang yang sering kami panggil dengan Sarap eh salah,, Sarip. Lelaki dengan tampang lumayan di kelas. Hobi gambar dan nonton anime (belakangan ini diketahui dia sering nonton anime hentai).

Gintta. Orang yang suka tidur pada saat jam pelajaran berlangsung. Tipe orang yang seperti: kalo-gue-males-ngomong-sama-lo-lebih-baik-gue-tinggal.

Kropon. Weits, ini bukan nama sebenarnya. Nama asilnya Ayu. Orang yang hobi berhijab aneh-aneh dan sudah menjadi rahasia umum bahwa setelah lulus dia akan menikah dengan sang pujaan hati.

Bimbi. Orang yang terlalu heboh sendiri dan hobinya suka bikin puisi (yang isi puisinya cukup membuat gue merinding karena membacanya dengan aksen vibrato).

Nindi. Cewek tinggi yang dikenal karena kebaikannya menolong teman-temannya dan bersedia menumpas kejahatan di bumi bersama Satria Baja Hitam.

Erin. Orang yang gampang ketawa walaupun apa yang diketawain hanyalah sebatas Sugondo (tukang parkir sekolah) melajukan motornya di belakang kelas.

Eva. Tapi kami sering  manggil dia Epa. Orang yang sabar karena sering dihina-hina. Hobinya adalah internetan dan cari cowok ganteng.

Hanif atau biasa kami panggil Hanip. Lelaki berjanggut (walaupun masih SMA) yang ketenarannya sudah melanglang buana sampai ke dasar lubang buaya karena kepiawaiannya bermain gitar sambil ngelawak. (bisa bayangin gak lo, sambil metik gitar dia langsung ketawa-ketawa gak jelas).

Febri atau Pebri. Salah satu manusia terkecil di kelas gue yang otaknya rada encer lah, tidak berbanding lurus sama gue (apa mungkin karena kebiasaan gue yang sering ngumpet di freezer?). Paling hebat kalo sudah ngolokin orang. *ngelus dada*

Ferina atau Ina. Temen sebelah gue yang sabar banget karena sering dihina-hina. Tanpa adanya perlawanan, karena dia malas melawan. Yang ada hanyalah sebuah kutukan mematikan dari mulutnya saat ia dihina.

Ice (baca: I-C-E). Orang timor yang gak punya kulit kayak orang Zimbabwe berjemur di padang mahsyar kebanyakan. Hobinya nyanyi dan itu kebukti dari suaranya yang gak sefals suara gue.

Indri. Cewek penjual krim penghilang daki di kelas yang sering merajuk kalo dijahilin. Akhir-akhir ini dia jadi keranjingan nonton anime.

Isnawati (kalo kurang berkenan, Wati nya bisa dicoret, kok). Orang terkecil di kelas gue dengan badan yang cukup semok. Paling gak bisa diem untuk menghina kalo udah ketemu sama guru Seni kelas gue.

Nenek Karin. Udah kurus, ceking, item, hidup pula! Orang yang hobi cari cowok ganteng dan nangis tiap malam sambil meratapi cowoknya sambil bernyanyi ‘betapa kejamnya kau pada diriku~~’

Laila. Makhluk pucat (sampe gue pernah ngira dia itu kunti berseragam putih abu-abu) yang sering mengklaim dirinya adalah vampire. Hobi berlama-lama di warnet sambil melakukan hal yang lain (misalnya masak nasi dan cuci piring).

Mayke atau Mike. Orang yang suka bergosip dengan gue di pojok kelas. Sangat mencerminkan sekali dari diri seorang ibu RT tukang gosip.

Gede. Sesuai dengan namanya, badannya juga gede. Hobi nonton film dan dia ini termasuk orang ter update di kelas. Jadi kalo ada info apapun, gue gak akan buka internet, karena internet gue adalah dia.

Tika. Orang yang cerewet pada hal apapun. Mengubah kenyataan menjadi sesuatu hal yang bisa bikin gue ketawa. Entah karena (gue dasarnya) gila atau apa, gue bisa aja ketawa gara-gara dia ngomong.

Nova atau Nopa. Orang dengan badan besar namun berhati sensitif. Suka ngeremehin orang dan tingkahnya yang sering buat annoying gue.

Novi atau Nopi (sodara kembarnya Nopa). Gak ding, ngarang. Yang paling cakep di kelas gue, secakep (pembantunya) Arumi Bachsin. Namun terkadang cerewetnya bisa kambuh setiap saat.

Rahma atau panggilan akrabnya adalah Madam. Jauh banget, sumpah. Dialah tukang jaga duit di kelas gue dan addictednya sama kayak gue. Suka warna merah. Walaupun sama-sama suka warna merah, tapi kenapa otak gue gak seencer dia??!!! *meratapi nasib di WC*

Dika. Nama panjangnya Rini Hardika. Tukang bikin heboh di kelas, apalagi tempat duduknya yang strategis (yakni TEPAT DI DEPAN GUE!) jadi memudahkan dia untuk membuat konsentrasi gue pecah ketika sedang khusyuk ngerjain soal.

Eres. Makhluk terlebai yang pernah Tuhan ciptakan di muka bumi ini. Sampai-sampai kelebai-an nya itu bisa membuat ayam gue di rumah bisa kejang-kejang karena dia sudah berjoget ria tak tau tempat.

Zuni atau Juni. Orang berkulit putih (ngalah-ngalahin Laila) yang sering bikin kelakuan aneh. Sedang belajar giat agar kelak cita-citanya tercapai jadi seorang istri tentara.

Santi. Makhluk pendiem yang sekali ngomong bisa melumpuhkan beberapa pasukan densus 88 ketika sedang menggrebek pelaku bom. Bukan karena omongannya, tapi karena dia bawa bom atom buat di lempar ke itu densus.

Sarifa atau Ipeh. Anak kecil paling kecil di kelas. Cerewet dan sering berdialog dengan bahasa Jawa. Hobinya menonton Dunia Lain, Dua Dunia dan acara-acara sebangsanya.

Shella. Salah satu atlet hockey yang terobsesi banget sama Avril Lavigne (penyanyi keroncong tempo dulu).

Aji. Lelaki terakhir yang ada di kelas gue. Kebiasaannya adalah pake kaus kutang di kelas sehabis pelajaran olahraga (menunjukkan ke khalayak umum betapa kerempengnya dia).

Tias. Manusia yang sama kecilnya kayak Pebri namun agak berwarna. (jangan lo bayangin warna badannya dia polkadot warna-warni). Hobinya beli barang-barang di Sophie Martin.

Yenni. Informan di kelas gue yang sering sms info buat kelas (kalo ada sms gratis tentunya).

Eka atau sering dipanggil Jebe. Ahli waris Pincuk United yang gak bisa diam (namun semenjak di kelas tiga ini dia sedikit lebih diam. Alhamdulillah).

Sekarang giliran gue memperkenalkan diri. Apa? Gak boleh? Damn it,.. padahal ini kan blog gue.. *ngacir ke ketek bang Juki*. Pokoknya gue harus dapat bagian. Ehmm, gue adalah manusia bumi berwujud tuyul yang hobi blogging dan nulis cerita-cerita aneh nan vulgar. Ya, itulah gue. Dan yang tadi itu temen-temen gue, numpang lewat aja mereka.

Gue jadi gak sabar pengen cepat-cepat lulus dari sekolah ini. Gue pengen menyebut kuliah dengan sebutan Ngampus, dan tidak lagi dengan sebutan Ngekolah (maksa banget kedengarannya).

What ever lah, yang penting gue lulus (dgn nilai bagus) dan cepet-cepet liburan tiba.. otak gue ini udah meronta-ronta minta di refresh secepatnya.

Minna, temen-temen seperjuangan gue, senpai-senpai yang terhormat, kohai-kohai gue yang ganteng dan cantik, temen-temen author, temen-temen sesama Gazerock Sixthgun, temen-temen Cosplayer, temen-temen Number Six, dan para reader setia fanfic-fanfic gue di mana pun kalian berada, gue minta do’anya supaya gue lulus UN tahun ini. ArigaTora~~~~*tebar menyan*

***

No comments:

Post a Comment