Sunday, June 23, 2013

Fanfic [AND~eccentric agent~] The Anniversary


Title : The Anniversary
Author : Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Chapter : 1/1-OneShoot-
Pair : KiliXKen
A/N : Fic yang dibuat saat classmeet kelas 3 kemaren.. project lama yang nyaris ditelantarkan.


The Anniversary
auncia - KeyCase

Ken tengah sibuk-sibuknya mencorat-coret atau lebih tepatnya melingkari satu tanggal di semua kalender yang Kili punya. Ya, sekarang dia berada di apartemen Kili hanya sekedar melepas rindu pada kekasihnya itu. Tak ada satu pun kalender yang terlewat dari tangan Ken. Kili yang sedang mengetik tulisan di laptonya itu pun sesekali melirik sekilas dan tersenyum melihat tingkah anak manis di depannya itu. Kili senang sekali, di hari libur ia tak kesepian saat mengerjakan tugas-tugas semua mata kuliahnya. Karena ada Ken yang sudah berbaik hati menyempatkan diri menemani Kili dan juga membuatkan secangkir coklat panas untuk Kili agar ia merasa nyaman.

“Kili kun, minggu depan ada acara tidak?” tanya Ken setelah selesai menutup spidol berwarna merah di tangannya.
Masih mengetik Kili berujar sekenanya “tidak ada. Memang kau mau mengajakku ke mana?”

Ken sedikit berpikir “emm, tidak kemana-kemana. Aku hanya ingin bermalam di sini, denganmu” terlihat semburat kemerahan muncul di pipi Ken.

“oh, kenapa tidak nanti malam saja. Tak perlu menunggu minggu depan”
“ahh, itu karena aku maunya minggu depan” jawabnya asal ‘masa kau tak ingat Kili? Minggu depan itu tanggal berapa?’ batin Ken

“okay, terserah kamu saja” Kili menatap Ken dan kembali tersenyum.


Ken’s POV

Sepertinya Kili lupa minggu depan adalah hari spesial kami. Tapi mana mungkin? Kami sudah bersama hampir 30 bulan. Well, mungkin memang angka yang kurang lama, tapi masa’ dua tahun lebih ia sama sekali tak menyinggung-nyinggung soal anniversary itu padaku. Apa mungkin dia sudah bosan padaku dan ia sengaja melupakannya. Kili tidak sejahat itu dan Kili juga belum pikun.

Haeh... lucu juga kalau aku yang heboh sendiri menyiapkan ini semua. Dan apa aku harus memberitahunya secara langsung kalau minggu depan tanggal 30 itu adalah hari jadi kami? Seharusnya dia ingat, kan? Yah, sekedar bertanya padaku nanti tanggal 30 kau mau minta apa dariku? Hhh.. padahal aku sudah mencorat-coret kalendernya di depan matanya sendiri. masa’ dia tak lihat? Argghh... Kili.. kalau dia benar-benar lupa awas saja!

Ken end POV


2 days to anniversary’s day

Ken sudah menyiapkan semuanya, termasuk kuenya. Ia tak membuat sendiri karena pastilah hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Jadi ia memutuskan untuk meminta ibunya untuk membuatkan kue. Namun untuk lebih memperlihatkan kerja Ken, ia sengaja yang menghiasnya. Dengan maksud supaya ia bisa pamer di depan Kili dan  sebagai bentuk pembuktian kalau Ken sangat perhatian pada Kili.


Setelah pulang sekolah, Ken sengaja pergi ke kampus Kili untuk mengajaknya pulang seperti biasa. Namun sudah setengah jam, Kili tak kunjung muncul dan membuat kakinya lelah terus berdiri. Teman-teman Kili yang berlalu lalang di depan Ken sudah hapal kalau anak berseragam SMA itu pasti sedang menunggu Kili. Dan salah satunya pun mengajak Ken bicara.

“ano, summimasen..”

“eh?” Ken terkejut begitu seorang pria manis setinggi dirinya datang menyapanya. Dan ia tak sendiri, ada seorang pria lain di belakangnya. Dengan jari-jemari yang saling terkait.

“maaf mengagetkanmu. Kau pasti sedang menunggu Kili”

“ah.. hai’. Bagaimana kau tahu?”

“aku sudah sering melihatmu di sini, dan ujung-ujungnya Kili yang selalu bersamamu”
“oh. Begitu” Ken jadi terlihat kikuk.

“hmm, hari ini Kili ada mata kuliah tambahan. Jadi dia mungkin pulangnya sedikit terlambat. Kau tidak apa-apa, kan?” ujar pria manis itu.

Terlihat raut wajah Ken yang kecewa dan segera memilih berterimakasih pada orang itu lalu hendak pulang.

“ah, matte!” panggil pria itu lagi.

“doushite?”

“Kili juga bilang kalau malam ini dia tidak pulang, jadi dia memintaku untuk memberitahumu kalau kau tak perlu berkunjung ke apatonya. Oiya, aku Peco. Salam kenal” ucapnya masih ‘menempel’ pada orang yang di sebelahnya.

“terima kasih Peco-san. Umm, Ken desu”

“kami pulang dulu. Jyaa, kohai Ken”


***

1 day to anniversary’s day

‘besok adalah hari H nya. Aku berharap dia tidak melupakannya’ pikir Ken


“Oii, Ken-chan. Kenapa kau ini? terlihat tak bersemangat dari kemarin. Apa kau diputusi pacarmu, haa?” ucap seorang teman Ken-Ikuma- yang terkenal dengan ucapannya yang ceplas-ceplos. Dan ucapannya itu mengundang suara gelak tawa dari teman-temannya yang lain.

“aku lelah, Ikuma. Jangan menggangguku sekarang” Ken menjawabnya dengan nada malas.

“oke, oke. Pasti ini masalah Kili senpai yang bisa membuatmu begini. Ya, kan?”

“Ikuma!”

“baiklah.. aku pergi sekarang”


‘Kili, dari kemarin kau tak menghubungiku sama sekali. Sudah cukup.. aku lelah..’


Anniversary’s day

Jam delapan malam Ken pergi ke apartemen Kili sambil menenteng kue hari jadi mereka. Sampai di depan pintu ia mengetuknya beberapa kali. Merasa tak ada sahutan, Ken mencoba memutar kenop pintu dan bisa terbuka. Kili tak menguncinya ‘mungkin dia tidur’ pikirnya.

Namun Ken agak kaget melihat seluruh ruangan di apartemen Kili dalam keadaan lampu padam. Ia pun menyalakan semua lampu dan menemukan harta benda Kili-alat tulis- banyak berserakan di lantai dan meja ruang tamu. Mau tak mau Ken yang membereskannya dan mulai mempersiapkan pesta kecil di apartemen Kili. Sementara Kili tidak ada di apartemennya kini.


Sementara Ken berada di apartemen Kili menunggu kedatangan sang pemilik apartemen, sekarang Kili tengah bersama teman-temannya di bar. Awalnya Kili menolak karena harus pulang segera, mengingat Ken yang akan menginap di apartemennya. Namun kedua teman Kili memaksanya untuk sedikit lagi bersenang-senang di sana. Kili yang tidak suka minum-minuman beralkohol, akhirnya dengan terpaksa meminumnya-atas suruhan temannya itu-. Walau hanya beberapa teguk, Kili sudah nyaris kehilangan kesadarannya. Perutnya terasa panas dan kepalanya mendadak pusing. Ia sudah seperti teman-temannya yang mabuk.

Setelah tau Kili mabuk, kedua temannya malah terus mencekokinya dengan minuman yang lebih banyak kadar alkoholnya. Kili yang tak tahu apapun harus menelan semua cairan itu yang artinya ia sudah siap untuk memuntahkan isi perutnya.

“hik.. Suzu...ne..hik.. sudah..” ucap Kili sambil memijit kepalanya berulang-ulang.
“baik.. kelihatannya kau juga sudah mabuk Kili. Tapi, kita akan di sini sampai pagi. Benar, kan Peco?”
“ya.. itu benar..” jawab orang bernama Peco itu setengah mabuk.

Tanpa perlawanan Kili akhirnya tetap berada di bar itu dengan kedua temannya. Percuma ia berusaha pulang, toh berdiri pun ia kepayahan.


Di apartemen Kili, Ken terus menunggu kedatangan Kili. Sampai jam setengah dua belas malam pun, Kili tak kunjung datang. Ia menatap kue yang ada di depannya sambil menangis pelan. Melihat hiasan yang bertuliskan ‘Happy 30th Anniversary’ di atas kue itu, Ken menenggelamkan wajahnya di antara kedua kakinya sambil terus menangis.

‘Kili, kau di mana...’


Ken nyaris tertidur menunggu Kili datang, tapi ia berusaha tetap terjaga. Ia terus menanti, walau ia sendiri tak yakin Kili akan datang malam ini.

Dan akhirnya Ken sudah benar-benar lelah dan segera pulang. Namun sebelum itu, ia menyimpan kuenya di kulkas belakang. Ia yakin kalau Kili pulang besok, pasti dia akan ingat.

Ken pun pulang dengan perasaan sangat kecewa. Ia sudah berrencana tidak akan kemana-mana besok. Ia ingin di kamarnya sendiri tanpa ada seorang pun yang mengganggunya.

Mungkin itu cara terbaik melupakan insiden hari ini.


A day after anniversary’s day

Kili membuka matanya dan masih merasakan sakit di kepalanya. Ia bangun dan melihat kedua temannya masih tertidur di atas meja dengan beberapa botol sake berserakan di antaranya. Kili sedikit ingat apa yang terjadi tadi malam dan ia benar-benar menyesal telah ikut undangan teman-temannya ke bar ini. Ia pun bergegas pulang tanpa membangunkan dua orang yang telah membuatnya mabuk itu.

Sampai di apartemen, Kili tidak seperti biasa dikejutkan dengan alat-alat tulis yang berserakan di ruang tamu. Semuanya sudah tersusun rapi di satu tempat, dan ia sendiri tak yakin kalau ia yang membereskannya.

Ia menuju ke kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya dari bau-bau alkohol dan rokok yang ia benci itu. Setelah dirasa ia sudah kembali ke Kili yang sebenarnya, perutnya kini tiba-tiba minta ingin diisi. Ia lapar, dan membuka kulkas untuk melihat apa saja yang bisa dimakan. Namun melihat sebuah kue coklat tersimpan di sana, ia merasa heran. Sejak kapan ada kue ulang tahun di kulkasnya.

“aku tidak ingat pernah memasukkan ini di sini”

Ia pun mengambil kue itu dan melihat hiasan yang tertulis di sana. ‘Happy 30th Anniversary’.

“ha? Apa mungkin ini...? Sekarang bukannya tanggal 31? Itu berarti kemarin....”


“Kuso!! Kili baka!!” Kili akhirnya ingat hari kemarin adalah hari jadi hubungannya dengan Ken yang ke 30 bulan. Ia terus memaki dirinya sendiri yang sudah lupa akan hari spesialnya itu. Terlebih lagi, Kili yakin kue itu sudah pasti Ken yang membuatnya dan Kili malah tak ada tadi malam bersama Ken. Ia sangat menyesal.


Sementara itu Ken masih saja berada di dalam selimut dengan keadaan mata yang sembab. Ia pun sengaja tak sarapan, karena ia tak mau keluar dari kamarnya. Ia sudah terlanjur marah pada Kili.


“Ken-chan, ada temanmu berkunjung. Cepatlah keluar dan temui dia” panggil ibu Ken dari balik luar.

“siapa Kaa-san?”

“yang  jelas dia ingin bertemu denganmu, cepatlah temui dia” dan suara langkah kaki ibunya pun perlahan menghilang. Ken malas sekali bertemu siapa-siapa hari ini. Pikirnya, pasti Ikuma yang ingin meminjam catatan untuk ulangan besok. ‘yah, pasti dia’.

Ken pun turun dari kamarnya dan menemui teman yang mengganggunya itu. Namun baru tiga langkah menuruni tangga, ia langsung buru-buru kembali ke atas karena melihat orang yang mencarinya itu bukanlah Ikuma, tapi Kili.


“Ken, tunggu!!” Kili juga tak kalah cepat untuk menaiki tangga dan menggenggam pergelangan Ken.

“kumohon dengarkan aku dulu. Kau tidak tau apa yang menimpaku tadi malam”

“aku memang tak tau apapun tentangmu..” sindir Ken dengan tatapan marah

“oke, aku salah. Tapi tolong dengarkan aku sebentar saja. Ayolah, Ken...”

Mendengar permintaan Kili yang terdengar menyesal itu pun akhirnya Ken mau membuka sedikit hatinya untuk mendengar semua penjelasan Kili.


“maafkan aku soal hari jadi kita kemarin. Aku tak bermaksud melupakannya, tapi..”

“tapi apa? Aku lelah menunggumu pulang sampai aku harus tetap terjaga menahan rasa kantukku hanya untuk menunggumu”

“gomen... sejak tadi malam teman-temanku mengajakku ke bar dan meminumkanku sake. Kau sendiri tau aku tak bisa minum itu, kan?.. dan aku tak bisa berbuat apapun, pulang pun aku tak mampu.” Ucap Kili meyakinkan anak itu.

Ken selalu kalah jika harus bertemu pandang dengan Kili yang memasang wajah memelas.

 “kau mau memaafkanku, Ken?”

“huh, tapi awas kalau berbuat begitu lagi. Aku tak akan segan-segan meninju mata sipitmu itu!”


Kili tersenyum mendengarnya. Ia sempat khawatir kalau Ken tak mau memaafkannya, atas apa yang ia lakukan. Tapi semua sudah kembali, dan dengan kejadian ini Kili makin menyayangi koibito kecilnya itu.

Owari

A/N: Kili dan Ken, maafin gue karena gue selalu nista padamu. Walau sekarang kalian jarang beduaan lagi *dijotos*. Yang terpenting adalah gue akan selalu bikin fic nista untuk kalian.

No comments:

Post a Comment