Sunday, June 23, 2013

Fanfic [SCREW] Good Side of Me chapter 2


Title: Good Side of Me
Author: Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Chapter: 2/4
Genre: Drama, Romance, Supernatural, School activity
Pair: KazukiXManabu, ByoXRui
Rating: PG (still normal)
Language: Bahasa Indonesia
A/N: Banyak cast nyampur band dari label antah berantah. Yang utama Sekrup, trus ada gajet dikit, dan agak sinting lagi ada diru nongol di sini. Jangan ketawa sebagai apa diru di fic ini. Well, enjoy and happy reading.
                                                         
Good Side of Me
alice nine. - Hanasagumi

“hey, Kazuki! Kelihatannya kau jauh lebih bahagia dari kemarin. Ada kejadian apa?” laki-laki tinggi berkacamata itu merangkul salah seorang temannya yang juga tak kalah tinggi.

“kejadian apa maksudmu, Rui?” Kazuki malah balik bertanya.

“kemarin kan kau seperti orang kerasukan begitu, cuma karena Daisuke-sensei memarahimu di depan para gadis”

“kau bilang itu ‘cuma’? dasar bodoh!” Kazuki melepas rangkulan Rui dan memukul kepala laki-laki manis itu. Ia pergi meninggalkan Rui yang masih meringis kesakitan.

Kazuki sedang menuju gudang penyimpanan alat olahraga untuk mengambil matras yang akan dipakainya nanti. Dengan sebuah kunci ia membukannya pelan.

Ia bingung kenapa gudang yang biasanya gelap, kini terang dengan lampu neon yang menyala. Dan betapa terkejutnya ia ketika matanya menangkap sosok yang tengah duduk di pojokan tanpa memperlihatkan kepalanya. Ini jelas membuat bulu kuduk Kazuki merinding, mengingat gosip dulu pernah ada seseorang yang pernah tewas di tempat ini.

Namun ia memberanikan diri untuk mendekati sosok itu. Perlahan ia menyentuh lengannya dan mengguncangkannya.

Kazuki tambah ingin berteriak, saat orang yang terduduk itu pingsan dan limbung ke lantai.

‘dia ini?’

Ia segera membawa anak itu ke ruang kesehatan dan menitipkannya pada sang petugas.

***

“Niikura-kun, terima kasih sudah membawa anak ini”
“ah, ya Shinya-san. Ettoo,, dia ini—?” kalimatnya menggantung dan langsung dijawab petugas kesehatan itu.

“namanya Manabu Hara, kelas 2-B. Kau tak pernah melihatnya?”
“kemarin, tak sengaja. Tapi aku tak tau namanya”
“wajar. Dia orang yang penyendiri, karena teman-temannya juga”

“maksudnya?”

“ah sudahlah. Kau ada jam olahraga kan sekarang? Sebaiknya kau cepat pergi atau Daisuke-sensei akan memarahimu...lagi”

“hei? Darimana kau tau?”
“cepat pergi sana!”

***

Haus.. Sakit kepala.. Susah bernapas..

Di mana ini? Semua berwarna putih. Rumah sakit kah?

“sudah bangun rupanya” suara perempuan yang kukenal. Shinya-san. Itu artinya, ini di ruang kesehatan. Kenapa bisa?

“apa kau merasa baikan, Hara-san?” dia memutar kursinya sehingga berhadapan denganku. Sepasang mata di balik kacamata berbingkai merah itu menatapku intens.

Aku menelan ludah, “aku haus..”

Dia tertawa kecil dan mengambilkanku segelas air di sampingnya. “ini, minumlah”

Aku seperti beruang kutub yang baru saja bermigrasi ke padang gurun. Satu gelas penuh berisi air putih habis dalam sekejap. “terima kasih”

“kau pingsan di gudang penyimpanan alat olahraga, dan kau tau tidak siapa yang membawamu ke sini?” aku menggeleng.

“berterima kasihlah pada Niikura-kun. Dia sendiri yang membawamu ke sini”

“ha?” sangat asing di telingaku saat mendengar nama itu. Bahkan aku sempat berpikir bahwa orang yang dimaksud Shinya-san adalah murid pindahan yang baru saja berkeliling melihat-lihat gudang penyimpanan alat olahraga.

“Niikura? Siapa dia?”

Dia tertawa lagi, tapi lebih keras dari yang tadi. “kau ini. Dia kakak kelasmu. Jangan bilang kau sama sekali tak mengenalnya”

Melihat aku menggeleng, Shinya-san seperti menahan tertawanya. Memangnya apa yang lucu?. Dia menggeser kursinya lebih dekat ke arahku. Dan dia mulai bercerita.

“Kazuki Niikura adalah siswa paling populer di kelas 3. Selain wajahnya yang tampan, dia juga pandai. Tak heran para gadis banyak yang menyukainya. Oh ya, kalau kau mau berterima kasih, kau bisa pergi ke kelasnya. 3-A”

Populer? Kenapa aku sampai tak tahu sejauh ini? ah, wajar saja. Tapi setidaknya aku bisa tau sedikit saja tentang perkembangan sekolah ini. Aku ini benar-benar orang yang menyedihkan.

“ano, Shinya-san..”
“ada apa?”

“terima kasih”

“ah, tidak tidak. Ucapkan terima kasihmu itu padanya saja”

Segera aku pergi dari sana dan mencari orang bernama Kazuki Niikura itu.

***

Kelas 3-A. Ini dia.

Aku melihat seisi ruangan dari luar. Lebih tepatnya aku mengintipnya dari balik pintu.

“hei! Kau tau ini bukan tempat mengintip. Minggirlah anak kecil” seseorang menubrukku dari belakang yang hendak masuk ke kelas ini.

“eh, tunggu sebentar” aku menahannya masuk dengan menarik tangannya.
“apa-apaan nih?!”

Kulepaskan tangannya segera “maaf. Aku hanya ingin bertanya. Apa kau tau orang yang bernama Kazuki Niikura?”

Terlihat dia mengerutkan alisnya beberapa kali. “ada apa kau mencari Kazuki? Kau mau mengutuknya?”

“bukan begitu!! Aku hanya ingin berterima kasih padanya soal kejadian tadi”
“memangnya dia melakukan apa?”
“ceritanya panjang. Namaku Manabu Hara. Mohon bantuannya, dan terima kasih”

Orang itu kelihatannya masih bingung dengan ucapanku. Ah sudahlah, yang jelas aku sudah bilang terima kasih walaupun tidak secara langsung.

***

“Kazuki!!!”

Kazuki yang sedang sibuk menulis langsung menarik napas malas. Lagi-lagi Rui. Pasti akan memberikan cerita yang tidak berguna. Begitu pikir Kazuki.

“Kazuki, ada seseorang yang tadi ingin bertemu denganmu”
“siapa?” tanyanya tanpa melihat Rui

“Manabu Hara”

Spontan Kazuki berhenti menulis dan terdiam sejenak. Ia menatap Rui lekat-lekat. “sekarang mana dia?”

“mana ku tahu. Tadi dia hanya titip pesan padakau ingin bilang terima kasih atas kejadian tadi. Memangnya kau melakukan apa pada anak itu?” Rui lebih mirip seperti penggosip yang ingin tau urusan orang lain.

“kau tidak perlu tahu”

“hei, Kazuki. Asal kau tahu saja. Anak yang bernama Manabu Hara itu ternyata punya kemampuan aneh. Makanya tidak ada yang mau berteman dengannya”

Kazuki makin mengerutkan alisnya. Ia tambah bingung, tapi kejadian kemarin saat ia tak sengaja menabrak Manabu, membuat ia membenarkan perkataan Rui. Kemarin Manabu berjalan sendirian, dan sedikit kebingungan. Di tambah pernyataan yang tak terjawab dari Shinya-san tadi.

“kenapa kau tak pernah cerita padaku sebelumnya?”

“kupikir kau pasti tak akan tertarik dengan cerita seperti itu. Dan kuberi tahu, dia itu bisa membaca masa depan, lho”

“bukannya itu hal bagus. Kenapa semua temannya malah menjauhinya?”

“itulah masalahnya. Masa depan yang selalu ia lihat adalah semua yang buruk. Jadi, teman-temannya takut dekat-dekat dengan anak kecil itu”

Kazuki mencerna seluruh informasi Rui. ‘kalau itu benar, kasihan sekali dia’.

“katanya dia dulu pernah melihat masa depan sahabat kecilnya yang ternyata akan mati di tahun pertama SMA. Dan ramalan itu terbukti benar adanya, karena itulah semenjak SMA dia jadi bahan perbincangan”

“aku tak percaya dia hanya bisa melihat keburukan. Pasti dia bisa melihat masa depan yang baik” Kazuki seperti yakin bahwa Manabu bukanlah yang seperti orang-orang bilang. Ia bisa melihat dari wajah anak itu yang seperti tanpa dosa. Ramalan itu mungkin dibesar-besarkan oleh teman-temannya saja.

“terserah kau saja, Kazuki. Toh, aku juga tak peduli dengan anak itu. Dan kusarankan kau jangan bertemu dia lagi”

Sepenggal kalimat terakhir Rui yang tak dihiraukan Kazuki. Di dalam pikiran Kazuki, ia harus bertemu dengan anak itu. Ia ingin membuktikan sendiri bagaimana anak itu bisa melakukannya.


To be Continue

A/N: Sudah tau kan memba diru di sini jadi apa? Wkwkwkwk.. aku pikir, Totchi cocok aja jadi bapaknya Abon dan Kaoru juga cucok jadi babehnya Juki. Untuk Shinya kubuat jadi wanita. *ngakak kalo beneran nyata*.

No comments:

Post a Comment