Sunday, June 23, 2013

Fanfic [AND~eccentric agent~] Sweetheart’s Problem


Title: Sweetheart’s Problem
Author: Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Chapter: 1/1 –OneShoot-
Genre: Romance, BL of course
Pair: KiliXKen, KoukiXIbuki (figuran aja nih pair)
A/N: Setting yang dipake jamannya CODE [B], jadi ingatlah mereka saat-saat di jaman itu. Lagi-lagi ini penpic reguler (?) yang gue banget.


Sweetheart’s Problem
MoNoLith – Mary

Dua hari tanpa bertegur sapa dengan orang yang kita cintai memang bukanlah sesuatu yang wajar. Malah bisa dibilang menyakitkan. Terlebih lagi alasan penyebab ia tak menegur kita itu sama sekali tak jelas. Hal ini juga yang terjadi pada Ken. Tiga hari yang lalu ia cukup sukses menyatakan perasaan sukanya pada Kili, dan yang diharapkannya pun jadi kenyataan. Kili menerimanya, walaupun ini dirahasiakan dari ketiga temannya yang lain. Namun sehari setelah mereka resmi menjalin hubungan, Kili mendadak tak berbicara pada Ken. Ken jadi bingung sendiri, ada apa yang terjadi dengan Kili? Memangnya dia melakukan apa sehingga Kili jadi begitu? Seakan-akan Ken sudah berbuat hal yang menyakitkan bagi Kili. Terlebih lagi Kili selalu menatap Ken dengan tatapan marah. Ken juga tau jika Kili marah, hal yang tak mungkin bisa saja terjadi.

Berkali-kali Ken coba bertanya pada Kili, tapi tetap saja Kili bungkam. Ia bertanya pada Peco, Ikuma, bahkan Suzune, mereka sama sekali tak tau menau. Padahal Kili selalu bersikap wajar terhadap yang lain, tapi kenapa tidak untuk Ken yang notabene adalah pacarnya sendiri?

Ken kembali pulang ke rumah, di sambut Ibuki sang kakak yang asik menonton TV. Melihat sang adik yang tidak seceria seperti biasa, Ibuki lantas menahan Ken yang hendak menuju kamarnya.

“Ken chan...”

Ken hanya melirik sedikit dan berhenti tepat di depan pintu kamarnya.

“kamu sakit?”

Ken tak menjawab. Ia tak mau banyak bicara, tenaganya sudah habis untuk membujuk Kili agar mau bicara padanya dua hari terakhir ini.

“kamu kalau ada masalah, cerita sama kakak. Kata orang, curhat bisa bikin beban berkurang, lho”

Dalam hati Ken menghina kakaknya, ‘dasar sok tau’

“nii-chan, aku mau tidur. Capek! Biarkan aku istirahat” ucap Ken yang sudah siap memutar kenop pintu kamarnya.

“kalau ada perlu, kakak masih di sini kok”

“Oyasumi”


Di dalam kamar, Ken sengaja membuka tirai jendelanya dan memaksa sinar bulan pertengahan Juni itu bisa masuk ke dalam kamarnya yang gelap tanpa penereangan lampu. Ia makin menyibukkan diri dengan suasana yang kelam dan suram itu. Sehari tanpa Kili yang menyapanya saja sudah membuat Ken sakit kepala. Apalagi ini, dua hari.

Lama ia bergumul dengan perasaannya, ia tak sadar sudah meneteskan air mata. Ia menangis, terbaring melihat langit-langit kamarnya yang dihiasi tempelan fosfor berbentuk bulan dan bintang. Matanya ia tutup, membayangkan kalau saat ini juga Kili sudah ada di sampingnya dan mengusap air matanya yang membasahi wajah manisnya.

Dan sekali lagi itu hanyalah impian Ken. Mustahil bisa terjadi, yang ada justru Ibuki yang tiba-tiba masuk seenaknya dan sudah duduk di sebelah Ken yang masih berbaring.

“Ken chan”

Kaget bukan kepalang, Ken kepergok menangis sendirian di malam hari tanpa sebab. Buru-buru ia menghapus air matanya.

“kamu mikirin apa? Sampe nangis gitu?”
“gapapa nii-chan”
“gapapa gimana? Matamu merah, bengkak lagi” Ibuki menunjuk mata Ken yang memang sudah mulai menggembung.

“nii-chan, apa nii-chan pernah bertengkar dengan Kouki-nii?” Ibuki heran kenapa adiknya itu tiba-tiba ngomongin Kouki.

“pernah sih. Tapi setelah itu kami baikan lagi”
“apa pernah sampai gak teguran lebih dari sehari?” tanyanya lagi mulai bersemangat. Ibuki rasanya mulai mengerti arah pembicaraan ini.

“kau punya masalah dengan pacarmu, ya?” Ibuki tepat sasaran.

Ken menunduk lesu, wajahnya kembali kusut.

“hei..hei..hei.. jangan nangis dulu. Ceritakan semuanya pada kakak. Pasti kakak bantu” Ibuki menangkup pipi Ken dan mengarahkannya agar segera bercerita.

Terlihat Ken mengambil napas panjang dan menatap lurus ke arah kakaknya.

“Kili gak mau negur aku dua hari ini,,”

Sedikit ketidakpercayaan Ibuki akan kata-kata kEn. Setahu dia, Kili adalah orang yang baik da mungkin mustahil untuk melakukan hal itu. Apalagi Ken kan pacarnya sekarang. Masa’ iya Kili tega berbuat begitu.

“aku sudah coba tanya dia, tapi dia diam aja. Gimana aku mau tau, coba?” Ken ngeluh sendiri.

“kamu pernah berbuat hal yang gak baik padanya mungkin...” Ibuki sedikit ragu. Ken mem flashback ingatannya lagi. Tapi ia tak menemukan hal jahat appaun yang ia perbuat pada Kili.

Hanya saja, tindakannya dua hari lalu itu apa bisa disebut hal jahat?

“sebelum dia marah, aku pernah berdua saja dengan Ikuma di studio. Kami hanya ngobrol biasa, kok”
“pacarmu liat kalian berduaan?”
Ken mengangguk, dan terdengar Ibuki menghela napas.

“itu dia penyebabnya. Pacarmu berpikir kalau kau sedang melakukan hal-hal aneh dengan Ikuma. Itu artinya dia cemburu, dan sayang padamu”

“ehh?? O_0” Ken dibuatnya blushing.

“soalnya kakak pernah mengalaminya. Kouki itu sering cemburu pada orang yang dekat-dekat kakak, makanya kakak tau”

“jadi selama ini Kili cemburu dengan Ikuma? Begitu?”
Ibuki mengangguk mantap. “segera temui dia dan bicara yang sejujurnya. Oke!”

“HAI’!!!” Ken jadi bersemangat lagi, berkat analisa kakaknya ia yakin besok bisa membawa Kili kembali ke ‘keadaan normal’.

***

Di studio sepi yang hanya terdiri tiga orang itu-Peco,Kili dan Ken-, semakin lengang saja karena tak ada satupun yang mengajak bicara. Sesekali Peco mengeluarkan kelakar yang ia pelajari dari Suzune. Namun kedua orang temannya itu tetap tak bergeming. Apalagi Kili, ia seperti mengelem mulutnya dengan lem super kuat.

“etto.. aku pergi dulu, ya. Beli minum. Sebentar aku kembali lagi” ucap Peco yang sesudahnya mengedipkan matanya kepada Ken agar ia tetap di sana menemani Kili. Karena Peco akan memberikan kesempatan mereka untuk bicara berdua saja.

Beberapa menit setelah Peco meninggalkan kedua laki-laki itu, bingung harus memulai dari mana. Ken putuskan untuk bicara terlebih dulu.

“Kili kun..”

Kili masih tetap sibuk menyusun beberapa instrumen yang berantakan. Tugasnya sebagai leader memang tidaklah mudah.

Merasa diacuhkan, Ken memanggilnya lagi. Tekadnya untuk kembali dengan Kili sangatlah kuat. “Kili kun” suaranya yang berat itu ia tinggikan

“apa?!” akhirnya. Kili bicara padanya juga, walaupun acuh.

“ano, kamu marah karena Ikuma, ya?” Kili sukses dibuat spechless. “..kalau itu yang buat kamu puasa ngomong sama aku, aku minta maaf. Lagipula kamu salah paham. Kami gak ngapa-ngapain, kok”

Kili memutar badannya yang semula memunggungi Ken, sekarang berhadapan langsung dengan lelaki manis itu.

“kalian seperti anak kembar, gak bisa dipisahkan!” Kili megutarakan pendapatnya.

“sumpah deh! Aku Cuma cinta sama kamu. Mau bukti?”

Kili menatap Ken dan ingin tahu bukti apa yang bisa dilakukan anak itu untuknya. Secara tak diduga-duga, dengan langkah cepatnya Ken berhasil mendekatkan dirinya dengan Kili dan mendaratkan bibirnya dengan sempurna.

Hanya menempel dan tidak ada paksaan dari Ken untuk menjelajah masuk lebih dalam. Kili terdiam dan mulai menikmati lembutnya bibir berpiercing itu lebih lama. Ada keinginan Kili untuk melingkarkan tangannya ke pinggang Ken. Menarik tubuh ramping Ken dan memeluknya. Karena tindakan Kili yang tiba-tiba memeluknya itulah, Ken refleks melepaskan ciumannya. Matanya sendu menatap Kili.

“aku mencintaimu, sungguh..” nada ucapan Ken yang terdengar memohon itu membuat kili jadi bersalah. Selama ini ia marah kepada Ken padahal Ken sangat mencintainya.

“maafkan aku, Ken..”

“jangan acuhkan aku lagi” pinta Ken dengan puppy eyes nya.

Kili mengangguk seraya tersenyum lembut dan masih tetap melingkarkan kedua tangannya di pinggang Ken.

Mereka kembali berciuman namun lebih eksplisit dan lebih dalam dari yang awal. Mereka saling menikmati satu sam lain dan mereka tak sadar telah berdiri tiga orang yang sudah ada sejak tadi. Ketiga orang itu diam saja dan lebih memilih membiarkan dua laki-laki di depannya itu tetap bertahan dalam suasana cinta.


OWARI

No comments:

Post a Comment