Sunday, June 23, 2013

Fanfic [SCREW] Good Side of Me chapter 4


Title: Good Side of Me
Author: Hikari Ogata a.k.a Eri Tonooka
Chapter: 4/4 –end-
Genre: Drama, Romance, Supernatural, School activity
Pair: KazukiXManabu, ByoXRui
Rating: NC
Language: Bahasa Indonesia
A/N: Yak, akhirnya selesai juga fic birthday buat suami gue akang Abon. Ada adegan kisu-kisu seperti biasa,, tapi tenang, gak bakalan menjurus ke smut dan keluarganya kok.. Well, enjoy and happy reading.
                                                         
Good Side of Me
BugLug – Sangatsu Toka

Dua buah burger dan dua gelas cola sudah tersaji di atas meja nomor 5 franchaise bernama McD itu. Meja di mana Kazuki dan Manabu sedang berada di sana dan mulai menyantap hidangan tersebut.

“kau mau bicara apa?” tanya Kazuki sambil lalu mengunyah burgernya.

Manabu mendongak dan menatap Kazuki. “sebenarnya, apa senpai benar-benar tidak takut padaku?”

Kazuki menelan burgernya perlahan “Manabu, dengarkan aku baik-baik..” Kazuki mengambil napas “..aku tidak peduli kata orang tentangmu. Kau sama denganku, dan mulai sekarang kita jadi teman”
“dan panggil aku Kazuki saja”

Manabu merasa apa yang barusan ia ucapkan adalah yang paling tidak disukai Kazuki. Ia seperti orang bodoh saat Kazuki sendiri mempercayainya, sedangkan ia masih meragukannya.

“nee, Kazuki..”
“hmm?”
“kalau aku melihat masa depanmu, entah itu baik atau buruk, apakah kau masih ingin berteman denganku?”

Kazuki meletakkan burgernya dan meletakkan kedua tangannya di meja. “apapun yang kau lihat, tolong jangan beritahu aku. Cukup kau saja yang tau. Kau tetaplah kau, dan kau tetap menjadi temanku”

‘Kazuki, maafkan aku..’

“hei, burgernya dihabiskan”
“i..iya”

***

Sepi sekali.. ayah dan ibu pasti ke kuil.

Kunaiki tangga kayu ini dan bergegas ke kamar untuk tidur. Melelahkan, tapi cukup menyenangkan. Merebahkan diri di kasur memang yang paling nyaman. Terlebih lagi malam berbintang seperti ini. Sayup-sayup angin malam membuat suasana semakin sendu.

Teringat Kazuki lagi..

Sebenarnya, saat aku melihat Kazuki di gerbang sekolah saat jam pulang tadi, aku sudah tahu akan masa depannya. Masa depannya tak secerah wajahnya. Aku takut kalau sampai dia tahu..

Kazuki, masa depanmu akan hancur jika kau terus berteman denganku. Dosa apa aku ini? dan kenapa aku mulai menyukainya? Lebih dari ia menganggapku teman.

Aku tak bisa terus bersamanya. Dia begitu baik, dan aku hanya sebuah beban untuknya. Tapi,, aku tak ingin kehilangan dia.. teman pertama sekaligus cinta pertamaku.

***

Seminggu berlalu sejak aku menerawang masa depan Kazuki. Bagiku, Kazuki adalah segalanya. Aku tak akan bisa terus-terusan menyembunyikan apa yang kuketahui tentang Kazuki. Sebuah keburukan akan terjadi di masa yang akan datang jika aku terus bersama Kazuki. Solusi yang harus kuterima adalah memberitahukannya atau aku yang harus pergi dari kehidupan Kazuki.

Keduanya tak bisa dipilih. Apalagi dua bulan lagi Kazuki akan lulus. Itu artinya mungkin pilihan kedua cukup baik walaupun aku sangat tak menyukainya.

Demi Kazuki, aku harus pergi.


Hari ini aku harus pulang sebelum dilihat Kazuki. Karena hari ini aku akan memulainya.
Memulai untuk menjauh dari Kazuki.

***

“Haa??!! Pulang duluan lagi?!” Seru Kazuki nyaris menumpahkan segelas jus di tangannya.
“apa dia tak memberi tahumu?”
Kazuki menggeleng dengan dahi berkerut “aku berpikir dia sengaja..” ucap Rui yang sukses membuat Kazuki penasaran “maksudmu?”

“dia sengaja menghindarimu karena suatu alasan. Apa kalian kemarin bertengkar?”
“tidak. Hanya saja.. perbincangannya denganku berhubungan dengan masa depan yang dia lihat dariku”
“mungkin kau bisa menyimpulkannya dengan dia-tidak-ingin-kau-bermasalah-dengan-apa-yang-dia-lihat

Kazuki sedikit terbuka pikirannya untuk menerima perkiraan Rui kali ini. “kalau memang begitu, seharusnya dia bilang padaku”

“tapi kau kan tau kalau dia seperti itu orangnya” ucapan Rui tepat sasaran “kusarankan kau untuk meneleponnya atau berkunjung ke rumahnya”

“temani aku”

Rui memutar matanya dan mendengus keras “ayolah Kazuki.. kau bukan anak dua tahun yang masih ngompol, kan?”

“baik baik.. aku ke sana sekarang”
“Good luck!!!”

Rui mulai paham situasi yang Kazuki rasakan sekarang. Di mana ia tahu Kazuki sangat membutuhkan anak itu, bukan untuk alasan yang tidak baik. Tapi lebih ke seseorang yang sedang membutuhkan orang lain untuk mengisi hari-harinya.

“hoii, sedang apa kau di sini?!” seseorang menepuk punggung Rui dari belakang dengan cukup keras. Rui yang kaget hendak mengumpatinya dan begitu tau itu adalah Byo, ia urungkan dan lebih baik diam.

“Buat orang kaget saja!”

Byo tersenyum manis. Keren. Rui melihat Byo entah kenapa kali ini sangat terlihat keren, bahkan jauh lebih keren darinya.

“hei, jangan bengong” Rui tak sadar sudah melihat Byo beberapa detik tanpa berkedip.

“kau mau pulang, kan? Mau barengan?” tawar Byo yang mendadak membuat telinga Rui memerah. Suatu kelemahan Rui yang terlihat ketika ia sedang malu. Ya, Rui memang malu saat Byo menawarinya untuk pulang bersama.

“telingamu merah!! Kau sakit?” Sekarang warna merah sudah menjalar ke wajah Rui saat Byo menempelkan dahinya di dahi Rui. Byo hanya bermaksud untuk mengecek apakah telinga Rui yang memerah dikarenakan sakit.

“apa yang kau lakukan?!” secepatnya Rui melepaskan diri dari Byo dan menepuk-nepuk pipinya berusaha untuk menghindari rasa ‘aneh’ yang tiba-tiba muncul ini.
“ayo pulang!!!”

***

Oh Dewa, tolonglah aku ini. Aku sudah cukup banyak membuat Kazuki menderita, dan sekarang aku harus berhenti mengikutinya. Padahal baru saja kutemukan orang yang benar-benar mempercayaiku. Selalu seperti ini.

Sekarang apa?! Seseorang bertamu sesore ini? Keterlaluan!

Aku terkejut. Orang yang tiga hari terakhir ini kuhindari sekarang sudah ada di depan pintu rumahku dan menatapku seperti tidak percaya.

Kazuki berdiri di depanku saat ini.

“Manabu?” ya, suaranya masih terdengar indah seperti tiga hari yang lalu.
“ada apa?”

“kau tidak sedang menghindariku, kan?”

Dia tau. Apa yang harus kukatakan?? “..maksudmu apa?”

“jangan bohong. Selama tiga hari ini kau selalu pulang duluan dan tak bilang padaku lebih dulu. Padahal sebelumnya kau selalu pulang bersamaku. Tolong katakan yang sebenarnya..”

“Kazuki..” aku bisa melihatnya. Melihat isi hati Kazuki dan auranya. Dia, mengkhawatirkanku..
“maaf suaraku terlalu tinggi. Aku tak bermaksud jahat”

Aku tak bisa lagi menahannya. “hiks..Kazuki, maafkan aku.. aku memang menghindarimu.. tapi bukan karena aku membencimu..”

“aku..”

Kehangatan menjalar di seluruh tubuhku tiba-tiba. Aku tak percaya ini, Kazuki memelukku dan kepalanya bersandar di bahuku. Aku kehilangan kata-kata. Terlalu cepat untuk kulepaskan.

Kimi ga suki da yo..”

Kalimat itu.. kalimat yang paling kusukai. Kazuki mengucapkannya.. terlebih untukku..

“Kazuki—”

Lembut dan dingin. Kazuki mencium bibirku cepat, memotong panggilanku padanya. Ini lebih dari yang kulihat tempo hari.

“suki da yo.. suki da yo..” ucapnya di saat ia mengambil nafas

Sesaat aku merasa perlakuan Kazuki padaku ini hanya sia-sia. “Kazuki.. maafkan aku..”

“aku akan membuat masa depanku berubah menjadi lebih baik karena kehadiranmu. Aku akan buktikan bahwa cintaku jauh lebih kuat dari pada keburukan di masa depanku yang kau lihat itu” ucap Kazuki mantap “jangan takut.. aku ada di sini untukmu..”

Manabu mempercayainya. Ia percaya Kazuki adalah orang yang baik, yang mampu membawa masa depannya menjadi lebih baik juga. Kazuki is his savior, and he loves him so much.

Manabu tak akan melepaskannya. Sebab mereka saling mempercayai bahwa tak ada yang perlu ditakutkan selama mereka masih memiliki cinta dan harapan.


Owari

A/N: Ini fic pake deadline segala, makanya rada maksa endingnya. Yang jelas hepi b’day buat Abon my lopely cinta suami tercinta. Dan dua hari ke depan ada neng Saga sama Yuu ultah. Kasih selamat aja dah, maap buat neng Saga yang gak kebagian jatah fic. Ini lagi rempong soalnya..

No comments:

Post a Comment